halaman 7

48 3 0
                                    

*
Fariq menjatuhkan tubuhnya diatas tempat tidurnya. Pikirannya kacau setelah pulang dari rumah zahra. Dia mengambil ponselnya pada saku celananya. Mencari kontak nomor seseorang dan menghubunginya.

"Assalamu"alaikum san,kapan baliknya kesinih?"

"Wa'alaikumSalam iq. Belum ada rencana. Tapi insyaAllah kalau tidak ada halangan minggu ini aku akan pulang. Memangnya ada apa iq?"

"Aku lagi butuh teman cerita ni."

"Memangnya ada apaan sih?" Tanya yang diseberang seakan menyelidik.

"Tidak ada apa-apa kok. Sudah dulu yah san,aku mau istrahat. Assalamu'alaikum..." ucapnya kemudian dan mematikan sambungan teleponnya.

Dia memijat kepalanya yang tidak sakit. Dan memejamkan matanya untuk beberapa saat. Sepertinya dia butuh menjernihkan pikirannya untuk saat ini.

*
Setelah peristiwa tadi pagi,zahra terus saja tersenyum. Dia menyentuh pipinya. "Apa aku sedang bermimpi?" Lirihnya dan mencubit pipinya. "Aww...,sakit. Berarti aku aku tidak mimpi?" Lirihnya lagi.

"Iya nona,nona sedang tidak bermimpi. Ini nyata nona." Ucap sarti saat melihat anak majikannya sedang bahagia. Dia kemudian masuk kedalam kamar yang cukup luas milik anak majikannya itu.

"Benarkah bi aku tidak sedang bermimpi?" Sarti mengangguk.

"Ya allah... bi,mimpi apa aku semalam yah... aku seakan sedang bermimpi. Bahkan aku tidak pernah membayangkan hal ini. Sungguh tidak pernah terlintas dipikiranku bi." Ucap zahra masih belum percaya. Sarti tidak bisa menyembunyikan senyumannya melihat tingkah anak majikannya.

*
Malam ini,zahra sulit untuk memejamkan matanya. Hayalannya masih terus menari-nari dikepalanya. Dua bulan lagi,hidupnya akan berubah. Dia menyandarkan tubuhnya pada sofa yang berada dikamarnya. Tidak beberapa lama,matanya mulai terpejam.

.
Disepertiga malam,zahra terbangun. Dia tersadar bahwa semalam dia tidur disofa. Dia memperbaiki posisi duduknya,menatap jam yang telah menunjuk pukul 3 dini hari. Dia segera beranjak dari duduknya dan mengambil air wudhu setelah itu melaksanakan shalat tahajud.

Ya Allah ya Rabb,bila dia tercipta untukku,maka mudahkanlah setiap urusan kami sampai tiba hari itu. Aamiin...

**
Zahra sibuk dengan buku gambarnya dimeja kerjanya. Ponselnya berdering,dia segera mengambil ponselnya yang tergeletak diatas meja kerjanya. "Ratna,tumben nelpon. Apa dia sudah kembali?" Lirihnya. Kemudian dia mengangkat telepon itu.

"Assalamu'alaikum. Hallo rat,gimana kabarnya sekarang?"

"Wa'alaikumSalam ra. Hallo juga. Kabar alhamdulillah baik. Kalau kamu sendiri?"

"Aku alhamdulillah juga baik. Apa kamu sudah balik?"

"Iya. Aku sekarang lagi dijalan menuju ke butik ni. Kamu adakan?"

"Oh gitu. Iya,aku lagi dibutik kok."

"Baiklah,sudah dulu yah...nanti kita sambung lagi. Uda lampu hijau ni. Assalamu'alaikum.."

"Wa'alaikumSalam." Ucap zahra dan sambungan telepon dimatikan. Dia meletakan kembali ponselnya diatas meja.

*
Fariq sedang sibuk dengan bacaan Al-Qurannya. Ana masuk dan langsung duduk disampingnya. Mendengarkan anaknya yang sedang membaca kitab Allah itu.

"Nak,suara kamu bikin mama tenang." Ucap ana. Fariq menoleh pada mamanya dan tersenyum.

"Ini karunia dan nikmat dari Allah ma."

"Iya sayang. Iq,kamu mau nemenin mama ke butik sebentar tidak?" Fariq berpikir sejenak kemudian mengangguk. Ana tersenyum. Sebelum keluar kamar,dia menyentuh pipi anaknya.

*
"Assalamu'alaikum ra." Ucap seorang wanita cantik berhijab.

"Wa'alaikumsalam. Eh rat,Subhanallah... kamu cantik sekali. Aku hampir tidak mengenali kamu." Ucap zahra takjub pada wanita itu.

"Aku juga ra. Aku juga hampir tidak mengenalimu." Ucap wanita itu.

Zahra dan wanita itu Sama-sama menatap takjub satu sama lain pada perubahan mereka. Zahra beranjak dari duduknya dan menyambut wanita itu. Memeluknya seperti saudara. Kemudian zahra mengajaknya untuk duduk.

harapan dalam do'a.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang