Jejak-jejak telapak kaki terhempas oleh ombak. langkah keduanya menelusuri bibir pantai. Zahra dan fariq masih setia dengan kebisuan mereka satu sama lain. Mereka menelusuri bibir pantai dan menjauh dari keramaian. Zahra merasa bosan karena diantara mereka berdua hanya hening. Zahra menatap sepasang insan manusia yang sedang tertawa riang. Bahagia yang terpancar dari raut wajah mereka. Zahra merasa iri pada pasangan itu. Diliriknya laki-laki yang berada disampingnya. Laki-laki itu sibuk sendiri dan tidak mau mengajaknya bercerita walau hanya satu kalimat. "Mulai deh jadi patungnya." Dia menggerutu dalam hatinya. Zahra kesal sendiri. Dia melangkah menjauh dari fariq. Fariq masih asik sendiri menatap alam sekitar. Zahra memikirkan cara agar bagaimana fariq tidak diam saja. Zahra bermain air,fariq meliriknya sebentar. Ada seuntai senyum dari bibir tipisnya. Dia memperbaiki kacamatanya. Kedua tangannya dia masukan ke saku celananya.
"Kakak.." panggil zahra. Fariq berbalik dan tiba-tiba mendapatkan serangan dari zahra. Bajunya basa oleh percikan air. Dia terlambat untuk menghindar dan akhirnya bajunya basah akibat ulah zahra. Zahra tertawa puas karena sudah berhasil menjahili fariq. Fariq merasa tidak terima. Dia mengejar zahra. Zahra berlari menghindar dari serangan fariq.
"Awas yah..." sambil mengejar gadis didepannya. Zahra berlari untuk menghindar.
tawa lepas menghiasi wajahnya."Kak sudah..." tawa masih menghias pada wajahnya namun tangannya menahan serangan air yang dipercikan oleh fariq. Fariq menatap jahil pada gadis yang ada didepannya.
"Haha... makanya jangan coba berbuat jahil." Ledeknya pada gadis itu.
"Ihh..." kesalnya. Dia berlari menjauh namun fariq masih mengejarnya. Dia berhenti mengatur napasnya. "Kak sudah,aku lelah." Ucapnya terengah-engah sambil memegang dadanya. Fariq berhenti disampingnya.
"Kenapa,nyerah kamu?" Zahra hanya mengangguk dengan masih mengatur napasnya. Dia mengusap keringat pada wajahnya. "Haha..." Fariq tertawa meledek. Zahra hanya menatapnya sekilas kemudian berjalan menjauh dari fariq. Fariq masih menertawakannya.
Zahra tidak perduli akan laki-laki itu. Dia terus berjalan dan menemukan sebatang ranting pohon. Diambilnya ranting itu dan menggambarkan sesuatu pada pasir .
Fariq melangkah mendekati dan memperhatikan gadis itu.
Lambang ♡ digambar oleh zahra. Terukir nama gadis itu dan namanya didalam gambar itu. "Zahra & Fariq" lirihnya. Zahra tersenyum lebar."Kak..." fariq beralih dari gambar dipasir dan menatap gadis disampingnya.
"Hm..."
"Apa kakak menerima dengan ikhlas perjodohan kita ini?" Fariq tampak berpikir sejenak."Entahlah,aku hanya mengikuti nuraniku saja. Kalau kamu bagaimana?"
"Sulit untuk aku menjelaskan kak."
"Kenapa?" Zahra hanya menampilkan senyumannya tanpa menggubris pertanyaan fariq.Mereka berjalan kembali. Rafi dan ratna sudah melambaikan tangan mereka pada fariq dan zahra. Mereka berlalu menjauh dari gambar dipasir yang telah terhempaskan oleh ombak.
~
Zahra langsung merebahkan tubuhnya ditempat tidur. Selepas ishya dia memilih beristirahat dikamarnya. Sarti membawakan semangkok bubur ayam untuk anak majikannya.
Zahra masih menggigil. Sarti mulai panik akan kondisi nona mudanya. Dia tahu nona mudanya itu mencoba dirinya menyentuh air wudhu meskipun badannya kurang sehat. Kepanikan itu semakin memuncak saat sarti menyentuh dahi nona mudanya. Dia segera berlari ke dapur. Mengambil wadah kecil dan handuk. Tidak lupa dengan es batu. Setelah sampai dikamar zahra,dia mengompreskan handuk yang telah dibasahi dengan air es pada dahi zahra. Sarti mulai panik karena suhu badan zahra belum juga meredah. Dia mengambil gagang telepon karena tidak ada cara lain untuk menghentikan kepanikannya.
"Assalamu'alaikum nyonya,nona zahra nya,nona zahra..."
"Kenapa zahra bi?" Tanya yang diseberang khawatir.
"Nona zahra demam nyonya. Bibi tidak tahu harus bagaimana. Bibi sudah mengompreskan air untuk nona zahra tetapi panasnya belum turun nya."
"Saya akan kesanah bi. Bibi jangan panik. Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumSalam nya." Sambungan telepon dimatikan.
Sarti masih menatap cemas pada zahra. Bibirnya tidak berhenti mengucap do'a. Ana datang bersama indra dan fariq. Ana merasa khawatir akan kondisi zahra. Dia mengambil ponselnya dan menghubungi dokter keluarganya.
"Assalamu'alaikum dok,bisakah dokter datang kesinih sekarang?" Ucapnya masih khawatir. "Baiklah dok." Ana menutup kembali sambungan teleponnya. Dia mendekati zahra yang terbaring dengan berbungkus selimut tebalnya.
Mereka duduk di sofa sambil menunggu kedatangan dokter. Selang beberapa menit,dokter keluarga telah datang. Sarti segera berlari untuk membukakan pintu rumah.
Sarti masuk bersama dokter keluarga zahra. Mereka masih menatap cemas pada zahra. Fariq hanya terpaku menatap dalam kediamannya. Namun hatinya tidak berhenti berucap do'a.
Dokter itu memeriksa kondisi zahra. "Dia tidak apa-apa,hanya demam biasa." Ucapnya setelah memeriksa kondisi zahra. Dokter itu memberikan resep obat pada ana.
"Terimakasih dok."
"Sama-sama bu. Dia hanya butuh istirahat yang cukup untuk saat ini dan jangan lupa untuk memberikan obat sesuai resep."
"Iya dok.""Kalau begitu saya pamit dulu." Ucap dokter itu dan kemudian keluar dari kamar zahra diikuti oleh sarti dibelakangnya. Ana duduk disamping zahra dan menyentuh wajahnya. Mata ana berkaca-kaca. Dia menatap suaminya dan anaknya.
"Pa,sebaiknya papa pulang saja bersama fariq. Biar mama disinih dulu untuk sementara waktu,menjaga zahra." Indra mengerti dan mengangguk. Kemudian dia melangkah keluar diikuti fariq dibelakangnya.
*
Ana tertidur menunduk disamping zahra dengan pergelangan tangannya menjadi bantalnya."Haus..." lirih zahra. Sarti yang berada juga didalam kamar zahra tersadar dari tidurnya. Dia membuka matanya dan segera beranjak mendekati zahra.
"Iya nona..."
"Haus bi." Sarti mengambil segelas air yang diletakan diatas meja.
"Ini nona." Seraya memberikan segelas air itu pada zahra. Zahra meneguk air pada gelas itu. Ana tersadar dan menatap zahra. Dia tersenyum pada zahra."Apa kamu sudah agak baikan sayang?" Zahra hanya mengangguk dan memaksakan senyumnya. Ana mengelus kepala zahra. Dan tidak lupa mengucap syukup pada Allah.
![](https://img.wattpad.com/cover/122456260-288-k791688.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
harapan dalam do'a.
SpiritualitéJangan pernah melihat kasih sayang Allah hanya pada satu sisi saja. Tapi lihatlah juga pada sisi lain kekuasaan Allah. Karena begitu banyak nikmat yang Allah berikan kepada kita,tanpa kita menyadari itu. Setelah musibah menimpah diri zahra,apakah di...