halaman 10

44 2 0
                                    

*
Zahra duduk dikursih kerjanya. Dia mulai sibuk dengan pekerjaannya untuk beberapa hari ini. Pesanan pelanggan yang cukup banyak dan kurangnya waktu yang diperlukan,membuat zahra harus kerja exstra cepat. Karyawan hanya terdiri dari 5 orang saja dirasa kurang cukup membantu. Mau tidak mau dia harus ikut andil dalam hal ini. Begitu juga dengan ana sang dessainer. Namun sayang untuk dua pekan ini,zahra harus mengerjakannya tanpa ana tantenya dan hanya dibantu oleh karyawan butik. Yah tantenya sedang ada urusan diluar kota. Karena kesibukan tantenya yang padat yang harus menghadiri acara fashion yang melibatkan dirinya. Zahra terlalu sibuk dengan pekarjaannya yang menumpuk,sehingga dia tidak menyadari ada sepasang mata menatapnya dengan wajah serius namun bibirnya tersenyum.

Zahra merasa seperti ada yang sedang memperhatikannya. Untuk memastikannya,dia melirik sedikit. Matanya melirik kearah yang dirasa sedang memperhatikannya. Dan tepat sekali dugaannya bahwa ada yang sedang memperhatikannya dengan seksama tanpa pergi dari tempatnya dan tetap berdiri pada posisi awalnya. Dan seseorang itu adalah fariq. Dia sedang memegang rantang makanan. Zahra menatap fariq.

"Kakak sudah lama datangnya yah...? Maaf aku tidak menyadari kehadiran kakak tadi." Ucapnya merasa tidak enak hati. Fariq mendekat dan duduk dikursih dekat jendela butik.

"Iya tidak apa-apa kok dek." Ucap fariq. Membuat zahra tersenyum. Kata ADEK baginya sangat istimewa. Dia merasa dirinya sangat berarti sekarang. Dia menyunggingkan senyumnya menatap fariq namun diam-diam. Fariq menatap kearah luar jendela dan tidak mengetahui tatapan zahra kepadanya.

"Oh iya,aku bawain makanan buat kamu. Kata mama,kalau kamu uda kerja lupa jam makan. Sekarang saja sudah pukul 2 siang. Jangan-jangan shalatnya juga dilupa ni?" Ucap fariq yang membuat zahra membulatkan matanya menatap fariq. "Apa,kok tatapnya gitu,berarti bener dongk?" Ucapnya lagi.

"Ihh...,kakak sotoy banget deh. Soudzhon sama orang itu tidak baik kak. Walau bagaimanapun,shalat adalah hal yang utama diatas segalanya. Pekerjaan mah urusannya setelah kewajiban dilaksanahkan." Ucap zahra bangga. Karena memang urusan shalat,tidak pernah dia lewatkan.

"Syukurlah kalau shalatnya tidak pernah telat. Tetapi sebaiknya urusan makan juga jangan sampai telat. Nanti kalau kamu sakit gimana,mama bisa marah sama aku tahu tidak sih.... Mama tadi sudah pesan sama aku,pokoknya aku harus bisa membujuk kamu untuk makan. Mama tahu saja yah sifat keras kepala kamu itu yang tidak pernah hilang dari dulu. Hehe..." ucap fariq pada zahra sambil terkekeh. Membuat zahra kesal dan beranjak berdiri dari kursih kerjanya dan beralih duduk disamping fariq sekarang.

"Aku mau makan tapi boleh kakak yang suapin." Ucapnya manja pada fariq

"Ih manja. Bukan muhrim tahu."

"Jadi kalau sudah muhrim,kakak akan suapin zahra?"

"yang penting kamu mau makan" Ucap fariq

"Asyik dongk. Kalau makan ada yang suapin." Goda zahra.

"Sudah,sebaiknya kamu makan dulu. Aku mau keluar sebentar dan setelah aku kembali makanannya sudah dihabiskan."

"Emang kakak mau kemana sih...? Kakak disinih saja,nemenin aku makan"

"Tidak. Kamu makan sekarang dan setelah aku kembali makanan itu sudah harus habis. Oky." Ucap fariq pada zahra kemudian melangkah keluar ruangan.

Zahra menghembuskan napasnya. Dia menatap fariq yang telah keluar dari ruang kerjanya.

harapan dalam do'a.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang