Chapter 6

1.1K 68 0
                                    

Vanya membawa Marsha ke sudut kelas yang kosong.

Vanya : "Heh! Mau lo tuh apa sih? Gue bilang jauhin Alif!"
Marsha : "Kak, tadi itu kak Alif yang nyamperin aku. Tadi...", belum selesai Marsha bicara, Vanya langsung memotongnya.
"Sekali lagi gue liat lo berduaan sama cowok gue. Apalagi pake ketawa-ketawa kayak tadi. Gue pastiin lo bakal habis."

Marsha hanya tertunduk karena ia ketakutan dan tidak tahu harus berbuat apa.
Vanya benar-benar kesal terhadap Marsha. Spontan tangannya bergerak akan memukul Marsha ke arah wajahnya.

Namun tiba-tiba ada seseorang yang menghentikannya. Orang itu memegang tangan Vanya erat sambil memandangi Vanya tajam.
"Auw. Lepas! Apaan sih lo! Cowok cupu gak usah ikut-ikut deh!", bentak Vanya sambil kesakitan karena tangannya dipegang erat oleh orang itu.
"Lo gak bisa main pukul orang seenaknya. Apalagi dia gak salah.", ujar laki-laki itu. Lalu ia melepaskan tangan Vanya, terlihat Vanya merasakan sakit di tangannya. Ia terus memegangi tangannya dan kemudian pergi dengan tatapan sinis kepada Marsha dan orang yang menyelamatkannya itu.

Marsha hanya bisa diam sambil memandangi mereka. Ekspresinya masih ekspresi ketakutan yang sama seperti ketika Vanya akan memukulnya.
"Ma..makasih ya.", kata Marsha terbata-bata pada laki-laki di depannya itu.
Sesaat Marsha perhatikan orang itu. Ia adalah orang yang selama ini selalu memperhatikannya diam-diam ketika di dalam perpustakaan. Tapi Marsha tak berani membahas soal itu di depannya.
"Iya sama-sama. Lain kali lo harus lawan kalau diperlakuin kayak gitu. Lo gak boleh lemah. Apalagi kalo lo gak salah. Oke?", ujar laki-laki berambut biru itu ramah dengan senyumannya. Lalu dengan segera ia pergi meninggalkan Marsha. Bahkan Marsha belum sempat bertanya siapa nama laki-laki itu.

***
"Key, lo beli semua baju-baju ini? Buat apa?", tanya Ridwan pada Key heran.
Key : "Iya. Udah santai aja. Sekarang kalian ikut gue ya."
"Eh, tunggu dulu.", lanjut Key yang membuat mereka menghentikan langkahnya.
Tampak kemudian Key mengeluarkan hp nya dan menelepon seseorang.

"Halo Bas. Lo udah pulang ngampus belum? Gue mau ke kafe nih.", ucap Key pada orang yang ia telepon.

Zalfa dan Ridwan saling tatap.
"Ngapain dia nelpon Bastian?", ujar Ridwan pada Zalfa.
Key : "Oh oke Bas. Gue kesana ya. See you."
Ridwan : "Lo ngapain nelpon Bastian sih Key? Pake mau bawa-bawa kita ke kafe segala."
Zalfa hanya bisa terdiam. Entah apa yang sedang ia pikirkan.
Key : "Rid, Zal, kalian tenang aja. Gue janji kali ini Bastian ga akan bikin kalian sakit hati lagi. Ya, gue mohon kalian ikut sama gue."
Zalfa : "Ya udah Key. Kita ikut."
Melihat Zalfa yang mau mengikuti permintaan Key, Ridwan pun sedikit lega. Akhirnya mereka bertiga menuju ke kafe.

***
Sesampainya di kafe.
Key memimpin langkah untuk bertemu dengan Bastian. Zalfa dan Ridwan mengikutinya dari belakang dengan langkah pelan sedikit ragu karena teringat kejadian kemarin.

"Hai Bas.", sapa Key pada Bastian.
"Hai Key. Mana merek...?", belum sempat Bastian selesai bicara, matanya sudah langsung tertuju pada Zalfa. Ia memandangi Zalfa dari bawah sampai atas dan pandangannya terhenti pada wajah manis Zalfa.
"Cantik.", ujar Bastian sambil terus melongo memandangi Zalfa.
Key yang menyadari hal itu hanya dapat tertawa kecil melihatnya. Sedangkan Ridwan segera membuka pembicaraan dengan maksud agar Bastian berhenti memandangi Zalfa.
"Ehem. Jadi maksud kita dibawa kesini apa?", ucap Ridwan agak menyinggung Bastian.
Key : "Bas, udah kali liatinnya. Hahaha. Gimana yang gue bilang? Terbukti kan? Sekarang mereka udah boleh nyanyi disini?"
"Bo..bo..boleh. Iya boleh. Boleh banget dong.", ucap Bastian terbata-bata sambil sesekali memandang Zalfa.

Mendengar jawaban Bastian. Zalfa yang tadinya tampak ragu kini menampakkan senyumnya yang membuat ia semakin terlihat cantik.
Zalfa : "Kalian serius? Wah. Terima kasih pak. Terima kasih."
Bastian : "Eh tapi kok pak sih? Bastian aja hehe."
"Hehe iya makasih Bas. Makasih banyak ya.", Zalfa nampak bersemangat sambil terus memegangi tangan Bastian secara reflek. Bastian semakin salah tingkah dibuatnya.
Dan Ridwan dengan sigap langsung melepaskan tangan Zalfa dari Bastian dan bergantian menyalaminya.
"Thanks ya.", ujar Ridwan tapi dengan sedikit meremas tangan Bastian karena cemburu.
"Ya udah, kalian siap-siap gih.", ujar Key pada Zalfa dan Ridwan.

***
Semua sudah siap untuk tampil dan akhirnya Key, Zalfa, dan Ridwan pun maju ke depan dan bernyanyi di depan semua pelanggan kafe. Tampak semua yang ada di situ menikmati penampilan mereka.
Selama mereka tampil, Bastian pun tak henti memandangi Zalfa sambil tersenyum.

***
"Selamat kepada semua mahasiswa baru, karena kalian sudah melewati ospek selama 3 hari ini dengan lancar. Saya ucapkan terima kasih juga kepada semua panitia yang sudah membantu jalannya ospek ini. Dengan ini ospek tahun ajaran ini resmi ditutup.", seru Malvin disambut oleh riuh tepuk tangan semua orang yang ada disitu.

Malvin tersenyum lega dan bangga. Karena tugasnya sebagai ketua ospek sudah selesai.
"Aduh sama-sama Malvin", ujar Ruth sambil memandangi Malvin yang sedang berpidato di depan.
Akhirnya semua mahasiswa baru membubarkan diri dan melanjutkan aktivitas mereka masing-masing.
Saat Vanya akan ikut pergi dari situ, tiba-tiba ada seseorang yang memegang bahunya dari belakang. Vanya pun menoleh, ternyata orang itu adalah Malvin.
Ia mengulurkan tangannya, "Selamat ya."
Vanya enggan menyambut uluran tangan itu.
Vanya : "Selamat buat apa?"
"Selamat. Karena kamu berhasil menahan ego kamu selama 3 hari ini. Hahaha.", sindir Malvin pada Vanya lalu pergi meninggalkannya.
Vanya : "Astaga orang itu masih aja ya. Kapan coba dia gak ngeselin?"

***
Ruth sedang berjalan-jalan menikmati suasana kampus. Tangannya tak lupa bermain di rambutnya. Ia sedang bahagia karena besok adalah hari ulang tahunnya.
Tiba-tiba sesuatu melintas di pikirannya, "Aha! Besok kan ulang tahun gue. Gimana kalau gue ajak Malvin atau Bastian dinner berdua? Ah itu pasti romantis banget. Oke oke. Gue harus ajak salah satu dari mereka."

The Colours Of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang