Chapter 3

2.4K 350 38
                                    

A/N : Chapter ini agak panjang karena menjelaskan Quirk Reader ! Enjoy the story !

Bel pulang sekolah akhirnya berbunyi, aku merenggangkan tanganku keatas. "Akhirnya hari pertama selesai juga," kataku. "(First Name)-chan pulang sama-sama yuk !" ajaknya. "Yah... maaf ya aku harus menemui seseorang setelah ini. Bagaimana kalau besok kita pulang sekolah bersama ?" tawarku sambil merapikan barang-barang yang masih berantakan dimejaku.

"Tentu saja ! Kalau begitu sampai jumpa besok ya (First Name)-chan !" Uraraka melambaikan tangan kerahku lalu berlari keluar ruangan.

Aku memasukan barang-barangku kedalam tas lalu berjalan kearah Kirishima yang sudah menunggu didepan kelas. Dia sedang berbicara dengan laki-laki berambut kuning. "Kirishima-kun, apa kau sudah mau pulang ?"tanyaku sambil menepuk pundaknya. "Oh kau sudah selesai ?" sahutnya.

EHEM !

Terdengar suara batukan kecil dari belakang Kirishima. "Kirishima kau jangan memulai start duluan donk. Itukan curang !" kata Kaminari menyindir Kirishima. "Maksud--," kalimat Kirishima terpotong karena dia baru mengelola perktaan Kaminari.

Mukanya memerah "Aku tidak me-memulai apapun ! Aku hanya mengajaknya pulang bersama !" Kaminari tidak membalasnya tetapi dia tertawa terbahak-bahak karena melihat kelakukan Kirishima yang salting itu. Setelah itu Kirishima menahan malu dan langsung mengajakku untuk pergi dari situ.

"Tadi itu siapa ?" tanyaku saat kami berjalan keluar dari gedung sekolah. "Oh, tadi itu namanya Kaminari Denki. Panggil saja dia Kaminari." jawabnya. Kami berjalan tanpa berkata apapun dan aku hanya mengikuti Kirishima dari belakang. Aku merasa awkward karena tidak berkata apa-apa selama keluar dari gedung sekolah.

"Etto, Kirishi-," Kirishima menyela panggilanku dan langsung bertanya "(First Name)-san ! Apakah benar kau mempunyai hubungan keluarga dengan Aizawa sensei ?" tanyanya memecahkan suasana.

Rasanya seperti ada yang menusuk dihatiku saat Kirishima menanyakan hal itu. "Maksudmu apa Kirishima-kun ?" tanyaku sambil tertawa canggung. "Sebenarnya tadi pagi saat aku mau berjalan kearah ruangan kelas, Present Mic menyuruhku membawa data siswa baru keruang guru. Dan aku tidak sengaja melihat datamu berada dipaling atas. Aku penasaran lalu aku membukanya, dan nama keluargamu tertulis Aizawa disana. Awalnya aku biasa saja tapi ada tertulis bahwa kau mempunyai hubungan keluarga dengan Aizawa sensei. Maafkan aku melihat data dirimu tanpa izin !" jelasnya sambil membungkukan badannya. "Dan tadi pagi juga sangat aneh saat Aizawa sensei tidak mengizinkanmu mengikuti pelajarannya."

'Kenapa dia meminta maaf ya?' tanyaku dalam hati. Aku tertawa kecil dan Kirishima melihatku dengan tatapan bingung. "Kau benar, aku memang memiliki hubungan keluarga dengan Aizawa sensei dan aku merahasiakannya. Tetapi kalau kau sudah tau mau bagaimana lagi?" Kataku.

"Kau tidak marah ?" tanya Kirishima yang memposisikan badannya untuk berdiri tegak. "Tadinya aku tidak mau mengakuinya tapi mungkin kalau Kirishima-kun tau, aku tidak masalah. Tapi jadikan ini rahasia kita ya !" aku mengedipkan mata kananku untuk membuatnya percaya aku tidak main-main.

"OSU !" jawabnya semangat. Akhirnya kami berdua memutuskan untuk pergi ke Cafe terdekat, awalnya aku tidak mau menceritakan tentang kehidupanku. Tetapi entah kenapa aku merasa nyaman jika bercerita dengannya dan melihat ekspresi yang yang random membuatku merasa senang. Imut, pikirku.

"Jadi (First Name)-san itu memiliki hubungan apa ?"

"Aizawa-sensei adalah ayahku." kataku dengan senyum agak canggung.

Terdapat jeda sebentar saat aku berkata bahwa aku adalah anak dari Aizawa, mungkin Kirishima masih mengolah perkataanku.

"Oh...anaknya... HEEEEEEEEE ???!!!!! (First Name)-san a-anaknya ai-aizawa se-sensei ?!" teriak Kirishima membuat semua pelanggan dicafe itu melihat kearah kami. Aku langsung menutup mulut Kirishima dengan tangan kananku. "Stttttttt ! Pelan-pelan !" perintahku.

Kirishima membalasnya dengan anggukan pelan. 'Dia mengolah perkataanku tadi cukup lama ya, lemot !' pikirku. Setelah itu akhirnya aku menceritakan segalanya. Aku bercerita bahwa Aizawa meninggalkanku saat umur 9 tahun, Aizawa meninggalkan kami karena ada tugas Hero yang sangat akan membahayakan aku dan ibuku. Karena ini dia pergi dan tidak kembali, aku mendapatkan informasi tentang Aizawa dari media jika dia menjadi underground hero.

1 tahun kemudian ibuku jatuh sakit dan untuk biaya rumah sakitnya, aku harus menjual semua yang kupunya. Tetapi sayangnya ibuku tidak terselamatkan, sehingga tinggal aku seorang. 

Aku tidak berkata apa-apa lagi setelah menceritakan hal itu dan hanya menudukan kepalaku. Aku tidak berani melihat kearah Kirishima karena takut dia akan berfikir hal yang aneh tentangku. "(First Name)-san ! Aku terharu ! Kau sangat hebat !" katanya sambil mengusap matanya yang berair.

'Eh dia menangis ?' anganku. Dia berdiri lalu memegang kedua tanganku "(First Name)-san ! Aku akan selalu mendukungmu ! Jika kau membutuhkan sesuatu bilang saja padaku !" katanya dengan serius. "Baiklah," jawabku sambil tertawa.

Ternyata Kirishima-kun berbeda dari yang kupikirkan. Kami membicarakan banyak hal dicafe itu hingga jam 8 malam. Sampai akhirnya kami menyudahi percakapan kami, "(First Name), mau aku antar pulang ? Ini sudah malam lho!" tawarnya. "Tidak, tidak. Kirishima-kun pulang saja ! Aku biasa pulang sendiri kok," ucapku. "Hoo.... ya sudah kalau begitu aku pulang duluan ya ! Bye-bye !"

"Bye-bye !" jawabku sambil melambaikan tangan kearahnya. Syukurlah Kirishima-kun tidak mengantarku pulang karena aku tidak mau dia mengetahui bahwa aku tinggal dikuil yang terbengkalai itu.

Aku baru saja mau pulang, terdengar suara teriakan perempuan dekat gang diarah jam 3. Aku melihat kearah suara itu berasal dan langsung berlari. "Villain kah ?!" tanyaku. "Zimmer," kataku.

Setiap kali aku menggunakan quirk yang kumiliki, aku bisa mengganti pakaianku menjadi pakaian perang yang selalu kupakai sebelumnya dan aku biasanya perang menggunakan alat perang yang dibutuhkan.

Quirkku membuatku dapat memanggil senjata perang keluar seperti pistol, katana, butterfly knife, Winchester 70 dan senjata lainnya.

Dengan menyebutkan kata 'Zimmer' aku dapat membuat ruangan biru berjarak 2 sampai 3 KM. Dan aku dapat melakukan apapun didalam rungan biru itu. Kembali ke TKP, dengan mudah aku menangkap villain itu mungkin karena villain itu masih ditahap rookie.

Aku mengikatnya lalu menelfon polisi untuk membawanya. Untuk hidup sendiri, aku menadapatkan uang dari menangkap villain yang ada tanpa ada yang mengenal identitasku atau bisa dibilang Unknown.

Polisi datang dan membawa villain itu, untunglah para polisi itu tidak menemukanku atau bisa saja identitasku akan ketahuan. Aku menghela nafas lega.

Because You're My Hero ( Kirishima Eijirou X Reader )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang