Chapter 15

1.3K 198 1
                                    

"Jadi kau adalah Leader huh ?" tanyaku sinis.

"Heh, kau terlihat manis denagn senyuman sinismu itu,  Princess," dia duduk dihadapanku. Sebenarnya aku tidak bisa mengelak perasaan nyaman ditempat ini, karena dari dulu aku tinggal dirumah yang bermodelkan ketradisional jepang dengan aroma tatami yang kuingat ini. "Silahkan duduk, manjakan dirimu seperti dirumah sendiri," katanya dengan senyuman. Aku duduk didepan meja dengan tetap memperhatikan keadaan sekitar.

Aku melihat keadaan sekitar tempat ini sangatlah tenang seperti tidak ada yang tinggal disini selain dia dan Satomi. "Princess, biarkan aku memperkenalkan diri. Namaku adalah Akihito Tsukasa, sayang sekali aku bukanlah Leader. Leader sedang berada di tempat kerjanya sekarang jadi akulah yang menyambutmu. Aku adalah orang yang bertanggung jawab akan pekerjaan Satomi selama ini. Terima kasih sudah mau kesini," jelasnya. "Sudah cukup basa-basinya, cepat jelaskan kepadaku tentang negosiasi yang mau kau buat jadi aku bisa kembali, " aku tidak mau berlama-lamaan disini lagi. "Baiklah, aku akan mengantarmu kepada Leader. Ikutlah denganku," dengan itu dia memimpin jalan ketempat yang agak dalam dari rumah itu.

Kami sampai ditempat yang berbeda, lebih terlihat seperti laboratorium bagiku. Dia membuka pintunya dan terlihatlah tabung besar yang terdapat monster besar didalamnya. "Leader, Princess sudah datang dan ingin bernegosiasi langsung denganmu." orang yang mereka bilang Leader itu menampakan dirinya. "Welcome, Princess. Namaku adalah Leader, senang bertemu denganmu. duduklah dikursi ini dan kita bisa berbincang hangat," dia mempersilahkanku duduk dikursi yang sudah dia sediakan. Aku duduk didepannya, memandangi orang yang bernama Leader itu.

Badannya dipenuhi oleh banyak luka dan bahkan seluruh badannya diperban. "Apa yang kau mau Leader ?" tanyaku. "Hey, hey jangan terlalu kasar. Aku hanya ingin kau menggunakan kekuatanmu untuk menyembuhkan lukaku dan menggabungkan bagian-bagian dari hasil terbaik yang kubuat disana," dia menunjuk kearah monster yang tadi kulihat. "Hoooo, jadi apa yang bisa ku dapat jika kau mengabulkan negosiasimu ?" tanyaku lagi. Dia tersenyum lalu berkata, " Aku akan mempertemukanmu dengan ibumu," aku tidak mempercayai apa yang dia katakan.

Mataku membulat, "Kau bohong kan ? Ibuku sudah meninggal saat itu," kataku terbata-bata. Dia tertawa geli lalu berkata, "Apa yang kau pikirkan Princess, semua hal bisa terjadi didunia ini. Dan sekarang lebih baik kau beristirahat dan besok kita akan memulai negosiasi yang sebenarnya. Tsukasa, tunjukan jalan kearah ruangannya," perintah Leader dan Tsukasa menariku dengan paksa kearah ruangan yang sudah disediakan.  Bahkan mereka sudah menyiapkan pakaian ganti dan makanan. Aku tidak mau  mengakuinya tapi, MAKANANYA ENAK SEKALI !!! RASANYA AKU INGIN TINGGAL DISINI SAJA !!!

Aku mengeringkan rambutku setelah berendam air panas tadi, "Ternyata disini juga ada onsen, tempat apa ini ? seperti hotel saja," gumamku. Aku dapat mendengar suara melodi suling dari luar rumah, aku mengikuti arah melodi itu berasal. Ternyata ada seorang laki-laki yang memainkan suling itu diatas batu yang besar. "Satomi ?" panggilku. Dia menoleh dan entah kenapa matanya diepenuhi oleh kesedihan mendalam. "Kenapa kau disini ? seharusnya kau beristirahat bukan ?" tanyanya. "Aku tadi mau kekamar tapi mendengar melodi suling yang indah ini membuatku penasaran dan ternyata kau yang memainkannya," aku duduk disebelahnya.

"Satomi, kenapa kau selalu terlihat sedih ?" tanyaku spontan. Dia tidak melihat kearahku tapi dia berkata, "Aku hanya merasa sedih jika aku mengingat bahwa aku tidak bisa menyelamatkan Tsukasa-san. Dia orang yang penting bagiku tapi Leader tetap memanfaatkannya. Tsukasa-san menjadi bawahan Leader karenaku, aku melakukan kesalahan besar dan Tsukasa-san menggantikanku untuk dihukum sampai sekarang." Aku kira Satomi adalah orang yang sangat kejam, ternyata dia juga merasa hal yang sama sepertiku. "Satomi, apa kau tidak masalah jika bercerita denganku ?" tanyaku pelan. Dia menggelengkan kepala, "Kau berbeda jadi tidak apa," katanya. Aku tersenyum kearahnya lalu berkata, "Baiklah kalau begitu, Satomi ! Aku berjanji suatu saat aku akan membuatmu tersenyum dan ceria lagi bersama Tsukasa, jadi tunggu aku !"

"Heh, Hero amatiran sepertimu memangnya bisa apa ?" tanya Satomi jahil, dia memukul kepalaku berulang-ulang dengan sulingnya. "Ih, bukan masalah juga sih ! Dasar kejam !" aku mengembungkan kedua pipiku. Dia tersenyum kearahku lalu bangkit berdiri, "Aku akan kembali kekamarku, bye !" katanya lalu dia menghilang seketika. 'Sekarang aku harus kembali,' aku kembali kekamarku untuk memikirkan cara agar aku bisa keluar dari sini. Aku tertidur dan saat aku bangun, matahari sudah bersinar dan bahkan burung-burung sudah berkicau didepan rumah. Satomi juga sudah berada didepan kamar, dia membawakan sarapan. Aku sama sekali tidak menyentuh makanan itu sampai ketika Satomi berkata, "Mungkin kau tidak akan percaya tapi akulah yang membat makanan itu dan itu tidak beracun." Mempercayai perkataannya, aku mencicipi makanan itu. Tak kusangka makanannya sangat enak, dan bahkan saat disajikan hangat membuatku ingin menambah terus-menerus. "Jika sudah, pergilah keruang utama," Satomi pergi meninggalkanku.

"Jadi hari ini aku harus membuat negosiasi pasti kah ?" kataku sembari merapikan makanan yang tadi kumakan. Aku pergi untuk mandi sebentar lalu memakai kimono yang sudah disiapkan. Aku berjalan menyusuri lorong rumah ini, tempat ini benar-benar kosong, hanya bersisakan burun-burung yang masuk kedalam ruangan terbuka dan 3 orang itu. Aku bertemu dengan Leader diruang tengah, dia sedang bersama Tsukasa. Aku memberikan senyum kecil kepada Tsukasa dan dia membalasnya, sedangkan Leader tetap memberikan wajah flatnya itu.

"Negosiasi apa yang kau inginkan ?" cetusku langsung. Leader terkekeh, "Kau selalu right to the point ya ? Aku hanya ingin kau meminjamkanku sedikit kekuatanmu untuk membangunkan bonekaku." Aku sedikit bingung dengan apa yang Leader maksud dengan boneka itu. "Dan keuntungannya untukku ?" aku berusaha mencari pencerahan dari negosiasi ini. "Leader akan memberikan sesuatu yang tidak bisa kau tebak (First Name). Sesuatu yang sangat berharga bagimu," kini Tsukasa membuka mulutnya. 'Ohhh,' keluar dari mulutku, aku tidak memperdulikannya lagi.

Setelah itu, Leader mengajakku keruangan lab-nya dan sebelum membuka pintunya dia berkata, "Kuharap dapat melihat ekspresi terkejutmu setelah melihat hal ini (First Name)." Pintu itu terbuka perlahan dan memperlihatkan seorang wanita cantik berambut (Hair Colour) berada didalam tabung percobaan. "Coba kau ingat lagi siapa orang ini (First Name)," ucap Leader. Aku mendekatinya lalu melihat gelang yang dipakai oleh wanita itu sama dengan pasangan gelang yang selalu kubawa.

"Okaa-san ?" aku tidak percaya dengan apa yang kulihat saat ini. Apa yang dikatakan Leader memang benar, ibuku masih disini. Tapi dengan keadaan yang tidak memungkinkannya untuk hidup

Because You're My Hero ( Kirishima Eijirou X Reader )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang