Chapter 11

1.7K 264 13
                                    

Keesokan harinya semua anak bertanya mengenai keadaanku kemarin, kecuali Bakugou.  Bakugou melihat beberapa kali kearahku tetapi dia menhindari bertatapan denganku, dia itu lucu ya. Kami berbicara didekat pintu masuk kelas, karena tempat dudukku dipindahkan kedekat pintu kelas. "(First Name)-chan, ngomong-ngomong kau hanya memberitahu kami nama depanmu saja. Apa itu nama keluargamu ?" tanya Uraraka, dan entah kenapa semuanya menjadi tenang dan melihat kearahku dengan agak intense. Kirishima berusaha menghindarkan pertanyaan itu dari mereka tetapi usahanya gagal.

"Um........ sebenarnya," tiba-tiba ada orang yang membuka pintu kelas lalu berkata,"Aizawa. Nama keluarganya adalah Aizawa." Semuanya melihat kearah sumber suara itu termasuk aku, dan yup Aizawa datang sambil membawa buku absen kelas kami. Semua orang terlihat agak bingung dan dengan cepat Ashido bertanya tanpa berfikir dahulu, "Aizawa-sensei dan (First Name)-chan punya nama keluarga yang sama ! Apa kalian punya hubungan !" semua orang tertawa karena pikir mereka itu adalah hal yang tidak mungkin.

Aku hanya tertawa kecil tetapi yang membuatku kaget adalah ketika Aizawa berkata terang-terangan didepan mereka. "Dia anakku, Aizawa (First Name). Sekarang cepatlah duduk ditempat kalian masing-masing." Hening. "HEEEEEEEE !!!!!!!!!!" semua orang berteriak kaget, dan mereka mulai menanyaiku banyak hal sehingga membuatku bingung harus menjelaskan dari mana, untungnya Aizawa menggunakan Quirknya sejenak sehingga semua anak dapat kembali duduk dan berhenti menanyaiku pertanyaan-pertanyaan yang aneh-aneh.

Saat homeroom selesai, anak perempuan dikelasku mengerumuni Aizawa didepan kelas. Mereka bertanya kebenaran tentang aku adalah anaknya, memang dia terlihat terganggu oleh hal itu tetapi dia tetap menjawabnya.

'Aku baru tau ternyata Aizawa-sensei itu dekat dengan anak perempuan dikelas ini,' pikirku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Aku baru tau ternyata Aizawa-sensei itu dekat dengan anak perempuan dikelas ini,' pikirku. 'PLUK,' serasa ada yang memukul kepalaku pelan dari belakang. "Yo ! What'ya doing here, my favourite girl ?" suara dari orang yang kukenal berada dibelakangku sambil menepuk-nepukan buku absen kekepalaku. 

"Sakit tau Mic !" aku menjauh darinya sesikit. Dia tertawa pelan lalu meminta maaf. "Jadi apa yang kau lihat dari tadi ?" Mic melihat kedepan dan menyadari bahwa aku sedang melihat Aizawa yang dekat dengan anak perempuan dikelasku. "Hooo aku tahu ! Kau ingin dekat dengannya juga bukan ? Pasti sebagai seorang anak kau tetap ingin dimanja bukan ?" tanya Mic jahil. Aku mendekatinya dengan wajah muram lalu berkata, "Korosu zo," Mic langsung meminta maaf berkali-kali. "Mungkin aku berfikir sedikit tentang itu. Tapi bukan berarti aku mau sih," aku mengembungkan kedua pipiku. Mic tertawa kecil lalu bergumam, "Tsundere."

"Hah ?!" tanyaku kasar. "Maaf maaf !" saat kami sedang bicara, Kirishima datang dari belakang Mic, "(First Name)-san !!!" panggilnya. Mic dan aku menoleh bersamaan, tiba-tiba ekspresi Kirishima berubah ketika melihat keberadaan Mic. Kirishima bertatapan intense dengan Mic, seperti ada aliran listrik ditatapan mereka. "(First Name)-san ayo makan ! Kita makan BERDUA saja," ada penekanan dalam kata'berdua' yang tadi Kirishima katakan. Mic sepertinya merasa kesal dengan hal itu. "Baiklah !" jawabku. "(First Name), kenapa kau suka bermain dengan BOCAH INGUSAN ini ?" cetus Mic membuat Kirishima sedikit emosi dan langsung menarik tanganku. "Setidaknya dia senang jika bersamaku," kata Kirishima. "Dia juga nyaman bersamaku," Mic membalikan perkataan Kirishima.

'Dasar anak kecil,' pikirku. "Sudah sudah. Ayo makan Kirishima-kun ! Bye-bye Mic," aku menarik tangan Kirishima menjauh dari Mic. 'Kenapa mereka berdua jadi seperti anjing dan kucing sih kalau bertemu ?' tanyaku dalam hati. Aku mengehela nafas pelan. Kirishima terlihat tersenyum dengan penuh bangga. "Ya, setidaknya semua bisa menerima hal in bukan Kirishima-kun ?" aku menoleh kearahnya. "Osu !" jawabnya penuh semangat. Yang kurasakan selama ini adalah perasaan nyaman jika bersama dengan Kirishima, tetapi mengapa aku menjadi sedikit gugup jika didepannya sekarang ya ?

Kami makan berdua dicafeteria sambil membahas Quirk yang dimiliki oleh kelas 1-A. Seperti Quirk Tokoyami yang bisa saja menjadi sangat kuat jika didalam gelap. Bel selesai istirahat dibunyikan, semua orang masuk kedalam kelas tetapi saat aku ingin berjalan kekelas, aku melihat ada orang yang mencurigakan didekat pohon lapangan utama. Aku berkata kepada Kirishima bahwa aku akan terlambat, lalu berlari kearah lapangan tengah. 'Tidak ada orang,' pikriku bingung. Aku berjalan lebih kedalam semak-semak dan tiba-tiba aku dapat merasa ada yang melempar sesuatu kearahku, aku berusaha mengelak tetapi sayangnya timingku tidak tepat sehingga bahu kananku tergores oleh benda yang dilempar tersebut.

Aku meloncat menjauh dari semak-semak itu dan keluarlah orang bertopeng hitam dan berjubah hitam itu. "(First Name). Itu kau bukan ?" dia mengeluarkan sebuah badge emas dari dalam jubahnya. "Ikutlah dengan kami, kekuatanmu sangat diperlukan dalam organisasi kami." Dia memperlihatkan badge yang menunjukan bahwa dia berasal dari sebuah organisasi yang tidak kukenal selama ini. "Apa kau pikir aku akan dengan mudah mengikuti perintah orang yang tak kukenal ?" aku memberikan senyuman sinis kearahnya.

"Jika dengan perkataan tidak bisa kulakukan maka Leader menyuruhku menggunakan cara fisik," dia menembakan pistolnya dengan cepat, syukur kali ini aku dapat menghindarinya. Aku melakukan serangan balik dengan menembakan pistol dari Quirk yang kumiliki. Lapangan tengah itu menjadi lapangan pertempuran dalam hitungan detik. Serangan intense yang kami tembakan itu membuat semua orang merasa bingung dan melihat kearah luar jendela. Tetapi apa yang bisa kulakukan sekarang selain mengalahkan lawanku sekarang ? Mungkin saja dia seorang villain ? Semua guru turun kelapangan tengah dan  melihat dari kejauhan, mereka bukannya tidak ingin membantu tetapi pertarungan kami sangatlah sengit dan tidak bisa dileraikan lagi.

"Quirk milikmu dapat mengembalikan bagian-bagian dari monster buatan leader, dan kau bisa menaklukan dunia setelah itu----," sebelum dia melanjutkannya, aku menembakan peluru kearahnya dan tepat mengenai pipi kirinya. "Apa kau bodoh ?! Aku ini seorang Hero ! Mana mungkin hal itu bisa dihalalkan untuk menjadi seorang Hero ?" kataku terengah-engah. 'Aku terlalu lama menggunakan Quirk ku, jika aku melanjutkannya lagi mungkin saja aku bisa pingsan,' ucapku dalam hati. 'Aku harus mengalahkannya dalam sekali serang,' aku mengganti pistolku dengan katana, lalu berlari kearahnya. Selagi dia berkonsentrasi dengan apa yang akan kulakukan, aku melempar katana itu kearahnya dan tentu saja dia menjadi lengah. Aku menggunakan pistol lalu menembak kearanya, tembakanku mengenai kakinya dan dadanya tetapi itu tidak akan membunuhnya. "Kau----- pintar juga, tapi suatu saat pasti kaulah yang akan datang kepada kami (Full Name) !" katanya sebelum dia menghilang tenggelam kedalam tanah.

Pengelihatanku mulai kabur dan saat aku berjalan satu langkah kedepan, aku terjatuh. Rasanya hangat disini, membuatku sangat mengantuk.

Because You're My Hero ( Kirishima Eijirou X Reader )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang