Chapter 18

1.2K 184 4
                                    

"Satomi !" panggilku, Satomi bergegas kearahku selagi menahan beberapa serangan dari Leader. Kalau dilihat dari keadaannya, kami sudah benar-benar terpuruk. Satomi, aku dan Kirishima sudah menerima luka yang parah dan bahkan sampai sekarang kami bisa berdiri adalah sebuah keajaiban. "Ada apa ?" dia bertanya terengah-engah. "Bantu aku untuk membuat monster itu diam, lalu Tsukasa akan membuat barrier. Selanjutnya kita serahkan pada Thirteen-sensei," jelasku. Satomi menganggukan kepalanya lalu mengambil pistol yang ada dibawahku. "Lindungi aku," Satomi berlari mendahuluiku dan aku mengikutinya.

Kami menggunakan banyak cara agar dapat membuatnya berhenti bergerak, kami bahkan mencoba memotong salah satu bagian badannya tetapi dia beregenerasi terlalu cepat. Kami mulai kehilangan ide, tenaga kami terkuras sia-sia karena ini. "Apa sampai disini doank, Hero ?" tanya Leader kasar.

"Diamlah," kataku gemetar, aku masih bisa melihat Snipe dan Midnight yang berusaha keras mengalihkan perhatiaannya. Kirishima sudah tidak bisa menggerakan badannya sama sekali, dia terluka parah. Walaupun dia kuat, tetapi tetap saja penggunaan Quirk seseorang akan selalu menguras tenaga fisik.

"Mustahil membuatnya diam, apa yang harus kita lakukan ?" Satomi memegangi lengannya yang terluka. "Kalian carilah tempat yang aman ! Rencana ini tak akan berhasil !" Snipe memerintahkan kami untuk pergi dari tempat itu. Aku ditarik oleh beberapa Pro Hero dan sekarang Kirishima saja tidak sadarkan diri. Ini semua salahku. Disaat kami terdesak, datanglah pahlawan negeri ini.

"Aku telah tiba," kata orang itu dengan penuh wibawa. Entah kenapa semenjak orang itu datang, keadaan yang tegang berubah menjadi keadaan yang penuh harapan. Tetapi itu hanyalah untuk mereka, aku memiliki pengelihatan yang berbeda.

Dipengelihatanku adalah keadaan All Might yang terluka parah karena serangan monster itu dan hampir dikalahkan. "(First Name) kita harus mencari tempat aman sekarang, pahlawan mereka sudah datang. Kita serahkan seluruhnya kepada mereka," Satomi menarik tanganku tapi aku mengelak, aku takut kejadian yang terlihat di mataku akan terjadi.  "Kita harus pergi dari sini !" Satomi menariku kasar, dia juga membentaku.

"Tapi aku harus disini, kumohon !" aku memohon kepadanya. Dia mendecihkan lidahnya lalu mengangkatku dibahunya menggunakan satu tangan. "Aku tak peduli tentang itu, aku hanya ingin keselamatanmu terjamin dan aku tidak memperdulikan hal lain selain dirimu," Satomi berlari menjauhi tempat itu. Aku memang merasa bahwa Satomi menjadi lebih mementingkan keselamatanku sejak kami bertemu. Aku menendang-nendang berusaha melepaskan pegangan Satomi, "Lepaskan aku ! Apa yang harus kulakukan jika salah satu dari mereka mati saat perang ?!" cetusku.

Satomi melemparku ketanah dengan kencang, menarik bajuku, "Apa yang akan kau lakukan jika kau yang mati ? Apa kau tidak memikirkan diriku ! Aku tidak mau kehilanganmu dan juga Tsukasa-san tidak mau kehilanganmu !" bentak Satomi. Aku memegang tangannya, menjauhkan tangan Satomi perlahan lalu berdiri. Aku memegang tangannya, "Jika aku bisa memilih pilihan yang lebih baik daripada menggabungkan aggota tubuh monster itu maka semuanya tidak akan menjadi seperti ini. Karena itu aku harus bertanggung jawab. Aku juga kuat kok jadi jangan remehkan aku." Tiba-tiba Satomi memelukku dan berkata, "Kau gemetar."

Aku memang menyadari bahwa badanku gemetar, rasanya lemas jika memikirkan aku harus mengalahkan monster itu. Aku mengelus kepalanya  perlahan, "Aku punya Quirk yang kuat, dengan Quirkku aku dapat membuat tali emas yang biasa dipakai untuk menyegel mahluk  mitos, walau itu akan membuatku terluka parah tapi itu akan menyelamtkan dunia ini, pertukaran yang adil bukan ?" Satomi mengangkat kepalanya, memberikan tatapan serius .

"Kembalilah kepada kami dengan selamat," ucapnya. Aku mengacungkan ibu jari kepadanya lalu berlari kembali kearah Leader berada. All Might sepertinya sudah berada dititik batasnnya.

Aku menggunakan kekuatanku untuk memindahkan tempat All Might menjadi lebih dekat denganku. "All Might, rencana pertamaku gagal. Dan aku punya rencana lain,  yang kau harus lakukan adalah menahannya agar tidak bergerak sekitar 10 detik. Bisakah kau melakukannya ?" bisikku.

"(First Name) shoujo, rencanamu sangatlah tidak terjamin. Itu terlalu berbahaya !" tolaknya, aku memberikannya tatapan memastikan, "Dan rencana itulah yang akan menyelamatkan kita dari kerusuhan ini." All Might menepuk dahinya lalu berkata, "Kau benar-benar anaknnya Aizawa-kun. Selalu menggunakan rencana yang blak-blakan tapi memastikan."

Aku tertawa kecil lalu bersembunyi untuk mengumpulkan sedikit saja tenaga agar aku bisa menggunakan Quirkku yang menggunakan kekuatan banyak. Sayangnya aku belum memberitahukan kepada mereka bahwa Quirkku bisa saja membunuh pemakainya karena Quirk ini menggunakan kekuatan yang sangat besar. 'Seharusnya aku menitipkan salam kepada Kirishima-kun,' pikirku.

All Might dan Leader bertarung dengan sangat sengit dan terkadang impact yang dihasilkan dari kekuatan mereka bisa membuat hembusan angin yang sangat kencang. Aku jadi sedikit khawatir akan keadaan kali ini.

Kirishima juga tidak sadarkan diri sekarang. Syukurlah para pro hero sudah mengevakuasi dan berpindah ketempat yang lebih aman. Tapi apa yang akan mereka katakan jika aku tiba-tiba menghilang setelah peperangan ini ya ? Apa mereka akan memarahiku atau melupakanku ?


Because You're My Hero ( Kirishima Eijirou X Reader )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang