Hari ini hujan turun tak henti-hentinya. Aku hanya membawa satu payung kesekolah. Tentu saja dicuaca seperti ini banyak yang menggunakan jas hujan seperti Midoriya dan Iida. Tetapi tentu saja juga ada yang pergi kesekolah dengan cara mainstream, siapa lagi kalau bukan Kirishima. Dia berlari kesekolah sambil berteriak tidak jelas, semua orang bahkan lamgsung menepi ketika dia berlari dengan kecepatan penuh. Aku melihatnya berlari didepanku, "Kirishima-kun !" dia melihatku lalu berhenti mendadak sehingga dia terjatuh. Aku berlari kearahnya, "Kau tidak apa-apa ?" tanyaku khawatir. Dia tertawa, "Osu !" jawabnya singkat. Akhirnya aku berbagi payung dengannya berdua walaupun payung itu sudah tidak berguna lagi bagi Kirishima karena sudah basah kuyub, aku tetap memayunginya.
"Wah Kirishima, pagi-pagi jangan bermesraan berdua donk !" Kaminari tiba-tiba muncul dari samping, dia memukul punggung Kirishima dengan kencang. Kirishima hanya mengelus punggungnya yang tadi dipukul lalu memberikan tatapan intense kepadanya. Kaminari meminta maaf berkali-kali kepada Kirishima dan itu membuatku tertawa kecil. Tanpa basa-basi lagi kami bertiga sampai diruang kelas, ternyata sudah banyak yang berkumpul.
"Kirishima kenapa kau bisa basah kuyub ?" tanya Ashido.
"Payungku terbang saat tadi berjalan kesekolah. Jadi aku memutuskan untuk berlari sampai kesekolah agar tidak telat," jawab Kirishima sambil menaruh tas dibangkunya.
"Kau benar-benar laki-laki Kirishima ! Menerjang hujan agar tidak telat, keren !" puja Sero membuat Kirishima tertawa malu. Aku juga menaruh tas dibangku lalu mengeluarkan handuk dari dalam tas.
"Kirishima-kun, sini aku keringkan rambutmu !" Kirishima terlihat sedikit bingung dan dia melihat kearah kiri dan kanannya. Semuanya memasang senyuman iblis mereka, Kirishima akhirnya berjalan kearahku sambil menahan malu. Saat aku mengeringkan rambutnya aku baru mengetahui bahwa rambut Kirishima ternyata sangatlah lembut, "Rambutmu halus ya, Kirishima-kun !" aku mengelus kepalanya pelan. Kirishima tidak menjawab apa-apa dan aku pikir dia tidak mendengarnya. Tetapi tiba-tiba Ashido berkata, "Kirishima kenapa mukamu memerah ? Apa jangan-jangan kau malu karena dipuji oleh (First Name)-san ? Fufu," untuk memastikannya, aku melihat kearah muka Kirishima dan benar, mukanya sangat merah. Aku tersenyum kerahanya dan, 'BOOM' kepala Kirishima mengeluarkan asap dan tiba-tiba Kirishima terjatuh dari kursi dengan muka yang sangat merah. "Overkill," kata Sero yang tertawa terbahak-bahak bersama yang lain. Untungnya aku tepat waktu, saat aku selesai mengeringkan rambutnya, Aizawapun memasuki kelas tetapi dengan menggunakan baju kemeja putih dan celana jeans. Aneh bukan ? Tetapi dia tidak memberitahu kami kenapa dia tidak memakai baju heronya itu hari ini.Dia memulai homeroomnya seperti biasa lalu berpesan agar kami tidak bermain hujan dan mengotori kelas. Kami melanjutkan pelajaran kami diselingi oleh hujan yang tak kunjung henti. Akhirnya jam sekolah sudah selesai, semua orang mengambil payungnya masing-masing dan ada juga yang memakai jas hujannya. Aku tidak langsung pulang karena harus membawa buku-buku keruang guru, sesampainya diruang guru aku melihat jika tempat itu kosong jadi aku langsung menaruhnya kemeja Midnight. Aku melihat dekat meja Aizawa ada sepatu dan baju heronya yang dijemur. 'Apa dia tidak membawa payung sehingga kehujanan tadi pagi ? Pantas saja hari ini dia tidak memakai baju Heronya,' pikirku. Aku meninggalkan payungku diatas mejanya lalu kembali kekelas untuk merapikan barang-barangku. Aku melihat keluar jendela, hujan masih turun dengan deras. Semuanya juga sudah pulang, aku berlari kearah stasiun secepat mungkin dan tetap saja aku terguyur oleh hujan. Sesampainya dikuil itu, aku menaruh barang-barangku. Aku merasa sedikit pusing sesampainya dirumah dan saat itu semuanya menjadi gelap.
Third Person POV
Aizawa baru saja kembali bersama guru-guru yang lain. Dia melihat kearah mejanya dan dia menyadari bahwa ada seseorang yang dengan sengaja meninggalkan payung untuknya. Dia memanggil Mic dan bertanya kepadanya tetapi Mic berkata bahwa bukan dia yang meninggalkan payungnya. Dia sudah memiliki firasat bahwa hanya anak itulah yang akan memberikan payung kepadanya. Tanpa pikir panjang, Aizawa memasukan baju dan sepatunya yang basah kedalam plastik lalu menggunakan payung itu untuk pulang kerumahnya. 'Aku akan mengembalikannya besok,' pikirnya saat diperjalanan pulang.
Keesokan harinya semua orang hadir kecuali (First Name). Banyak yang bertanya-tanya tetapi tidak mendapatkan kabar tentangnya, disisi lain Kirishima memiliki firasat yang buruk tentang hal ini. Dia ingin menjenguknya tetapi dia tidak tahu dimana dia tinggal, dia bertanya kepada Aizawa dan dia sendiripun tidak tahu dimana (First Name) tinggal. Kirishima yang semakin khawatir mulai menelfonnya tetapi tidak dijawab, dia membuka sosial media yang ada lalu menutupnya. Dia sudah melakukan hal itu berkali-kali dan tiba-tiba dia menadapatkan ide untuk mengeceknya menggunakan GPS ponsel.
Tak butuh waktu lama untuk mendapatkan keberadaan (First Name), Kirishimapun izin untuk menjenguknya saat pelajaran ke-6. Dia menaiki kereta sekitar 20 menit lalu sampai didepan stasiun Shibuya. Dia berkeliling dengan hanya berpedoman GPS ponselnya. Dan GPS itu menunjukan kearah kuil tua yang sudah terbengkalai. Dia menaiki tangga hingga sampai didepan kuil itu. Dia melihat kesekeliling tetapi tidak ada kehadiran siapapun. Saat dia hampir menyerah, dia melihat sepatu sekolah UA yang ditaruh dipintu belakang kuil itu.
Kirishima mengetuk pintunya tetapi tidak ada jawaban, dan saat dia membuka pintunya. Kirishima langsung melempar tasnya lalu berlari kearah (First Name) yang sudah tergeletak. Dia mengangkat badannya perlahan, "(First Name)-san ! Kau kenapa ?" tidak mendapatkan jawaban, Kirishima memegang dahi (First Name). 'Badannya sangat panas,' pikir Kirishima. Dia mengambil futon lalu membaringkannya diatas futon itu. Kirishima mengambil air dari sumur didepan kuil lalu merendam kain kecil. Dia mengompres kepala (First Name) dengan kain dan berharap agar (First Name) dapat segera bangun.
"Cepatlah sembuh (First Name)-san," Kirishima memegang tangan (First Name) dengan erat dan penuh harapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because You're My Hero ( Kirishima Eijirou X Reader )
Fiksi PenggemarKamu jatuh cinta dengan seseorang bernama Kirishima Eijirou. Sebuah perasaan nyaman yang tiba-tiba berubah jadi cinta. . Tetapi apa boleh buat jika keadaanmu akan membuat orang yang kamu cintai berada dalam bahaya. . Apakah kamu lebih memprioritaska...