Chapter 6

2K 312 20
                                    

Disaat sekolah masih belum dipenuhi oleh murid-murid, aku sudah sampai untuk menyirami bunga. Memang bukan tugasaku untuk mneyiram bunga-bunga setiap pagi tetapi aku berfikir jika bunga-bunga itu akan lebih baik bila diberi perawatan penuh. Aku juga mempelajari tentang arti-arti bunga sejak masih kecil. Ibuku menyukai bunga cattleya yang berartikan sebuah ketenangan. Ibu memang suka suatu tempat yang tenang dan damai dan pasti dia sudah menemukannya diatas langit ini.

Aku termenung sejenak dan lupa jika aku sedang menyirami bunga-bunga. "Ehhhhh ?! Aku menyirami bunganya terlalu lama. Huh....," aku menghela nafasku pasrah. Sekitar jam 8 aku kembali kekelas dan melihat Kirishima sedang melihat kearah luar jendela.

"Hey, kau datang pagi juga ya !" aku menghampirinya, dan dia tidak menjawabnya. Aku mendekatinya lalu dia berkata,"Aku harap aku bisa bersamanya kemarin," dia mengehela nafas panjang, sepertinya dia sedang kecewa. "Kirishima-kun sedang jatuh cinta ya ?" tanyaku spontan. Kirishima sontak meloncat dari kursinya sampai terjatuh. "(First Name)-san kenapa ada disini ? sejak kapan ?" tanya Kirishima dengan terbata-bata. 'Dia tidak menyadari kehadiranku daritadi ya ?' pikirku. "Aku baru saja masuk dan melihatmu, apa yang kau pikrikan memangnya ?" kataku yang duduk dikursi depannya. "Ti-tidak kok ! Hahaha, Aku tidak berfikir apa-apa dan aku juga tidak memikirkan mengapa (First Name)-san bersama Mic-sensei kemarin----," kirishima langsung menutup kedua mulutnya dna menundukan kepalanya.

"Jangan bilang Kirishima-kun berfikir jika aku jadian sama Mic ?" aku menahan tawa. Kirishima menggangguk dan jika dilihat lebih jelas, terdapat rona merah dipipinya itu. "Kirishima-kun, Mic itu teman dekat Aizawa-sensei dan dulu Mic sering bermain, bahkan mengajakku pergi jalan-jalan. Ya itu kenangan 6 tahun lalu sih. Kemarin dia ingin mengajakku jalan, karena itu aku menerima ajakannya," Jelasku. "Kau juga memanggilnya Mic, karena itu aku berpikir hal yang jauh," ucap Kirishima.

"Aku sering memanggil Mic menggunakan nama itu sejak kecil dan itu menjadi kebiasaan sampai sekarang." Kirishima membuat ekspresi lega.

"Kalau begitu, bagaimana kalau kita pergi ke----," kalimat Kirishima terpotong saat anak laki-laki bermabut kuning itu datang dan menyela kalimatnya "Heh, mau pergi kemana nih ? Ajak kami donk ! eh--," anak laki-laki itu berhenti sejenak lalu menambahkannya, "Sorry ganggu moment berdua ya ?" Aku hanya menertawai kelakukannya itu tetapi Kirishima menarik Kaminari keluar dan saat mereka kembali, Kaminari sudah dalam mode bodohnya. Membuat beberapa orang yang  baru datang langsung tertawa terbahak-bahak.

"Kalau gitu, malam ini kita pergi karaoke yuk !" ajak Jirou. Semua orang menyetujuinya dan bahkan mereka semangat sekali. "Kirishima-kun juga ikut kan ?" tawarku, Kirishima menjawab 'ya,' tetapi sepertinya dia sedikit terpaksa. Karena Uraraka-san, aku dapat mengingat seluruh nama teman-teman dikelasku.

Setelah pulang sekolah kami merencanakan untuk bertemu didepan sekolah lalu baru akan pergi ketempat karaoke bersama-sama. Akhirnya bel pulangpun berbunyi kami semua bergegas untuk pulang, tetapi saat aku keluar dari sekolah aku melihat Kirishima sedang memperhatikan bunga yang tadi pagi kusiram. Tanpa sepengetahuan Kirishima, aku berjalan mendekatinya. "Bunga ini berarti kedamaian bukan ?" tanya Kirishima kepada dirinya. "Betul sekali ! Kirishima-kun suka bunga juga ya ?" Kirishima kaget dan langsung melihat kearahku. Dia mengangguk pelan, "(First Name)-san suka bunga apa ?" tanya Kirishima dengan senyumnya. "Aku suka bunga Almond Blossom karena mengartikan sebuah harapan," jawabku. Setelah itu kami berdua membicarakan tentang bunga-bunga yang kami suka, Kirishima menyukai bunga Elder yang mengartikan sebuah semangat. Aku tidak menyangka bahwa ada juga laki-laki yang menyukai bunga, aku kira laki-laki tidak menyukai hal seperti ini. Sudah kuduga kalau Kirishima itu beda dari yang lain. Hari pun semakin sore dan aku pulang duluan karena rumahku yang jauh.

KIRISHIMA POV
'Hah enaknya bisa ngobrop berduaan sama (First Name)-san tadi. Lebih baik ku mandi dulu dan aku bisa melakukan hal lain nanti,' pikir Kirishima sesampainya dirumah. Kirishima berendam air hangat sambil memikirkan perasaan senang seperti apa yang selalu muncul ketika dia bersama (First Name). Setelah mandi, Kirishima kembali kekamarnya dnegan handuk yang masih ada dikepalanya. Dia berbaring ditempat tidurnya karena masih jam 7 malam. Mereka berencana bertemu jam 8. Kirishima mengutak-atik ponselnya dan seketika dia merasa mengantuk lalu sesaat kemudian, semuanya menjadi gelap.

Kirishima membuka matanya pelan, "Aku tertidur ya ?" gumamnya lalu melihat kearah jam dinding. Jam 8 lewat 30 menit. Oh jam 8. Karaoke. (First Name)-san. "Dasar bodoh kenapa aku bisa ketiduran ?!" Kirishima langsung mengambil semua barang dan berlali secepat mungkin menuju sekolah. 'Pasti mereka sudah meninggalkanku ! Malam ini sangat dingin, Apakah (First Name)-san menungguku ? TENTU SAJA TIDAK MUNGKIN !!!' pikir Kirishima selama berlari kesekolah.

Kirishima sampai didepan gerbang sekolah dnegan nafas yang terengah-engah. Dia melihat kesekeliling dan mendapati seorang perempuan bersurai (Hair Color) sedang berdiri tepat didepan gerbang sekolah. "Hey !" ujar perempuan itu.

"(First Name)-san ?! Kenapa masih disini ? Yang lain mana ?"

"Tentu saja menunggumu. Kalau yang lain sudah ada dikaraoke. Aku tau kau pasti terlambat makanya aku menunggumu."

"Maaf---," sebelum aku menyebutkan permintaan maafku (First Name) memberikan bunga sakura. "Ini bunga untukmu. Ini berartikan janji yang ditepati," kata (First Name)-san.
Tanganku menyentuh tangan (First Name) dan tangannya sangat dingin seperti es. Aku tak menyangka bahwa dia akan menungguku dimalam yang sangat dingin ini dengan menggunakan baju yang tipis itu. Aku langsung melepaskan jacketku dan memakaikannya kepada (First Name). "Pakai ini kau pasti kedinginan," ucapku sambil mengancing jacket dibadannya yang mungil itu. "Tidak, tidak usah. Kirishima-kun saja yang pakai," tolaknya tetapi aku tetap memaksa.

"Biarkan ini jadi permintaan maafku. Aku merasa bodoh sekali membiarkanmu menunggu dimalam yang sangat dingin ini dan bahkan tanganmu juga terasa sangat dingin seperti es," kataku sambil menundukan kepala. "Terima kasih ya Kirishima-kun !" kata (First Name) sambil memegang tanganku.

Akhirnya kami berdua berjalan kearah karaoke sambil berpegangan tangan, tentu saja karena aku yang memintanya agar tangan (First Name) tidak dingin seperti es lagi. Dan juga untuk mendekatkan diri kepadanya. Tangannya kecil dan dingin tetapi aku merasa tangannya sangat nyaman untuk dipegang. Kuharap aku perjalan ini jangan sampai lebih cepat karena aku masih ingin mengabadikan moment ini.

Because You're My Hero ( Kirishima Eijirou X Reader )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang