Chapter 13

1.5K 226 14
                                    

Tak berapa lama kemudian, Aku tertidur dipelukannya. "(First Name) ? Oyasumi," Aizawa membaringkanku kembali ketempat tidur lalu dia meninggalkanku untuk melakukan patroli malamnya. Kali ini aku bisa tertidur dengan nyenyak, ini semua karena Kirishima dan juga Otou-san.

Sinar matahari pagi menyinari ruangan melewati sela-sela jendela, aku membuka mataku lalu melihat jam dinding. Sekitar jam 6 pagi tepatnya, aku merenggangkan badanku. "Toilet," gumamku, lalu aku berjalan keluar dengan rambut berantakan dan masih setengah sadar. Belum ada orang sama sekali disekolah, aku berjalan menggunakan senter. BUAGH ! Aku menabrak sesuatu yang sangat keras, "Duh, emangnya ada tembok disini ya ? Kayakanya nggak pernah ada deh," aku mengusap mataku perlahan. Melihat kembali apa yang telah kutabrak. "(First Name) ? Kenapa disini ? Eh- tunggu jangan bergerak aku mau ambil ponselku," Aku berdiri berusaha melihat wajah sepenuhnya. CEKREK, suara jepretan kamera terdengar. "Wah foto terbaik yang pernah kupunya !" katanya sambil terkekeh. "Mic ?" panggilku singkat. "Yup, ini aku. Lagipula kenapa kau bisa ada disini pagi sekali ?" tanyanya balik. "Oh, kalau itu sebenarnya aku menginap disekolah dari kemarin dan kau juga kenapa ada disini sangat pagi ?" aku mengambil senterku yang tadi terjatuh. "Aku bekerja dimalam hari menjadi penyiar radio sampai jam 5 pagi jadi karena sekalian, aku datang saja !" jawabnya dengan santai. Aku hanya menganggukan kepala lalu berkata kepadanya bahwa aku ingin pergi kekamar mandi untuk mencuci muka. Dia melambaikan tangan kearahku.

"Oh iy Mic, jika sampai foto yang kau ambil tadi masih ada digallerymu selama 24 jam maka aku akan membuang ponselmu," ancamku. Mic mengeluarkan keringat dingin dan tersenyum gugup. Sesampainya di kamar mandi, aku menggosok gigiku, mencuci muka dan mandi. Aku kembali keruang UKS, terdapat Melon-pan dan susu diatas tempat tidur. Aku mengambilnya lalu melihat ada surat kecil dibelakang Melon-pan itu, "Jangan lupa sarapan," isinya. Aku sudah dapat menebak siapa yang memberikan Melon-pan itu, lalu membereskan tempat tidur, dan berjalan menuju kelas. Aku tidak terlalu pusing dengan buku pelajaran karena hampir semua buku pelajaran kutinggal disekolah. #KidsJamanNow

Sekitar jam 8 kurang sudah ada beberapa anak yang datang kesekolah, mereka masih memasang muka Bed-facenya. Lalu tak lama kemudian, orang yang ditunggu datang. "Ohayou, Kirishima-kun," sapaku. "Ohayou !" dia menghampiriku.

"Kemarin terima kasih ya !"

"Tidak, tidak. Jangan berterima kasih kepadaku. Aku selalu merepotkanmu jadi kupikir aku bisa membantumu dengan itu."

"Hehe, kau memang yang terbaik Kirishima-kun !"

Kirishima terdiam dan mukanya memerah, 'apa aku salah bicara lagi ya ?' pikirku. Semua murid dikelas mulai datang satu per satu, aku berbincang-bincang dengan kelompok Midoriya dan Uraraka. Sampai saat Aizawa datang membuat seluruh kelas menjadi hening, saat dia ingin memulai homeroom, tiba-tiba alarm sekolah berbunyi. Memperingati bahwa ada penyusup yang masuk kesekolah. Aizawa memerintahkan anak-anak untuk tetap dikelas, aku memiliki perasaan yang agak buruk lalu aku berlari keluar. "(First Name) kemana kau mau pergi ?!" teriak Aizawa. "Ada yang harus kuperiksa," lalu aku berlari meninggalkan kelas. Sayangnya semua terlambat, tepat didepan koridor kelas, aku bertemu dengan orang yang pernah melawanku dihalaman sekolah. "Kau lagi ?!" bentakku yang membuat posisi berjaga.

"Oya, kebetulan bukan ? apa jangan-jangan takdir ? Aku merindukanmu (First Name)," kata orang itu. "Kenapa kau disini ? Apa maumu ?" tanyaku kasar. "Jangan marah-marah dulu, aku hanya mau bernegosiasi saja !" dia berjalan mendekatiku. Tiba-tiba suara yang sangat kencang terdengar dari belakang, siapa lagi yang punya Quirk ini selain Present Mic. Orang itu meloncat kebelakang sedikit, Mic berlari kearahku. "Jangan sentuh dia, Villain !" Mic menarikku kebelakangnya. "Hooo, Present Mic kah ? Sang Pro Hero yang tidak berguna," sindirnya. Mic menahan amarahnya, aku memukul punggungnya lalu berkata, "Jangan terhasut, dia hanya ingin membuyarkan konsentrasimu." Mic menghelas nafas panjang. "Kau memang pintar (First Name), ataukah harus aku memanggilmu 'Princess' ?" sahutnya. Disaat itulah terjadi peperangan antara Mic dan laki-laki itu. Setelah mendengar perkataannya, Mic langsung menyerang tanpa alasan. Aku berusaha menghentikannya tapi hasilnnya nihil.

Karena tidak ada pilihan lain, aku juga bertarung bersamanya. Tak lama, beberapa anak kelas 1-A keluar karena penasaran akan suara keras dari koridor. Salah satu dari  mereka, Kaminari dan Jirou lengah. Dan laki-laki itu mengambil kesempatan emas tersebut. "Kalian benar-benar mendukungku ya ? Dengan melengahkan kewaspadaan kalian dan sekarang menjadi kunciku agar mendapatkan 'Princess'," laki-laki itu menyandra mereka berdua dengan memposisikan pisau dileher mereka berdua. Jirou dan Kaminari tidak dapat berkutik, para pro heroes datang disaat itu juga, tetapi terlambat. Mereka sudah kehilangan ide karena jika mereka melakukan satu kesalahan maka nyawa murid mereka menjadi taruhannya.

"Bagaimana menurutmu Princess ? Apa yang akan kau lakukan sekarang ?" aku menelan ludah, berusaha berifikir keras. Disamping ingin menyelamatkan mereka aku juga ingin mengalahkan laki-laki ini. Aizawa bersiap untuk menyerangnya tetapi dia mengancam, "Jika kalian membuat one motion maka aku akan membunuh mereka." Semua pro hero tidak bisa melakukan apapun, 'Hanya ini satu-satunya jalan,' aku berjalan perlahan kedepan.

"Baiklah, akan kudengarkan negosiasimu."

"Good answer Princess," jawabnya dengan senyum iblis.

Because You're My Hero ( Kirishima Eijirou X Reader )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang