Drrt drrt drrt
Seokjin yang tengah memimpin rapat itu merogoh sakunya, memgeluarkan ponselnya yang bergetar dan mengangkatnya, kenapa ? Karena ponselnya memang disetting hanya 2 nomer yang hanya akan berdering meskipun dalam mode diam yaitu nomer sekolah Jungkook dan nomer rumahnya.
Seokjin tidak peduli dengan rapat yang berhenti tiba tiba karena dia yang mengangkat telpon itu, karena tidak mungkin sekolah Jungkook menelpon jika memang tidak penting.
"Yeobseo" Seokjin mengangkat telpon itu tak peduli tatapan tidak suka dari direktur perusahaan lain yang akan bekerja sama dengannya.
"Mwo? Kookie pingsan? Bagaimana bisa? Baiklah aku akan segera kesana" ucap Seokjin terkejut sekaligus panik karena pihak sekolah memberi tahu jika Jungkook pingsan.
"Maafkan saya, saya harus pergi, anak saya membutuhkan saya" ucap Seokjin kepada direktur perusahaan yang akan bekerja sama dengan perusahaannya, dia tidak peduli jika nantinya kerja sama itu gagal, yang terpenting saat ini adalah Jungkook anaknya.
Dengan segera Seokjin keluar dari ruang rapat itu dan berlari menuju lift.
.
.
.
Tap
Tap
Tap
"Hosh, dimana anak saya? Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Seokjin panik begitu memasukin ruang guru di sekolah dasar Jungkook.
"Jungkook ada di UKS" sahut seorang guru kepada Seokjin, Seokjin kembali berlari menuju UKS.
Cklek
"Kookie" ucap Seokjin begitu melihat putranya sedang terbaring lemah di ranjang UKS, dia melihat ada seorang anak yang dia yakin teman sebangku Jungkook karena Jungkook pernah bercerita dan ada seorang petugas UKS disana.
"Kookie didorong dan jatuh, kepalanya kena tembok habis itu hidungnya keluar darah terus Kookie tidur dan gag bangun lagi" sahut Mingyu dengan polosnya, anak kelas 1 seusianya akan berkata jujur.
"Ya Ampun Kookie" Seokjin melihat keadaan anaknya itu, dia melihat ada bekas noda darah di hidungnya bahkan seragamnya juga banyak noda darah.
"Didorong? Didoring siapa?" tanya Seokjin penasaran, siapa yang berani mendorong Jungkook hingga menjadi seperti ini.
"Mingyu gag boleh bilang-bilang sama Choi Saem, Mingyu takut, maafkan Mingyu" sahut Mingyu takut, memang tadi dia dikasih tahu untuk tidak memberi tahu siapa yang mendorong Jungkook, karena orang itu adalah cucu kepala sekolah.
Seokjin tidak ingin terbawa emosi, saat ini Jungkook yang lebih penting, untuk yang lainnya dia akan urus setelah memastikan Jungkook baik baik saja.
"Dia baik baik saja, jika dalam waktu satu jam lagi belum sadar saya sarankan untuk dibawa ke rumah sakit" ucap penjaga UKS itu, Seokjin hanya mengangguk karena terlalu panik.
"Terima kasih ne, ahjumma akan membawa Kookie ke rumah sakit, Mingyu kembalilah ke kelas dan belajar dengan baik ne?" ucap Seokjin lembut kepada anak kecil itu.
"Mingyu ingin ikut ke rumah sakit, Mingyu ingin menjaga Kookie" sahut Mingyu memohon.
"Tidak boleh sayang, Mingyu harus belajar, Kookie akan baik baik saja" sahut Seokjin mengusab kepala Mingyu.
"Baiklah" sahut Mingyu kemudian berlari menuju kelasnya.
Seokjin dengan segera menggendong Jungkook ke mobilnya dia harus membawa Jungkook ke rumah sakit, apakah perlu menunggu selama satu jam untuk membawanya ke rumah sakit? Tidak perlu, naluri seorang Mommy tidak akan setega itu menunggu sampai satu jam, saat inipun dia akan membawa ke rumah sakit.