Maaf ya aku lama gag up, aku sibuk UN dan kawan kawannya😂😂😂
"Sehun Hyung, Kookie tahu kita tidak pernah dekat sebelumnya, tapi sungguh Kookie sangat berterima kasih atas kehidupan yang telah Hyung relakan untukku" saat ini Jungkook memaksa V untuk menemaninya bertemu dengan Sehun, tentu saja masih menggunakan kursi roda, patah tulang yang menimpanya cukup parah sehingga proses kesembuhannya sangat lambat.
Dan seperti biasa V hanya bisa menangis dalam diam, tidak ingin Bunnynya melihat airmatanya, memang dia hanya bersahabat selama 3 tahun, 2 tahun lebih singkat daripada Jimin, tapi sungguh dia sangat berduka dengan peristiwa ini.
"Terima kasih banyak telah membiarkan Kookie tetap bernafas dengan paru-parumu, sungguh Kookie sangat berhutang kepadamu Hyung, Kookie janji akan menjaga paru-parumu dengan sangat baik" Jungkook jujur tidak ingin merenggut kehidupan Sehun, tapi setelah tahu jika keluarga Sehunlah yang memberikan paru-paru itu dengan alasan jika Sehun pasti akan sangat senang di alam sana karena anggota tubuhnya bermanfaat bagi orang lain, terutama bagi orang yang ditabraknya.
Setelahnya tidak ada lagi suara selain isakan memilukan yang keluar dari Jungkook, entah kenapa dia merasa sangat bersalah dengan semua ini, dia yakin pasti operasi donor paru-paru itu membuat banyak pihak yang tersakiti, keluarga Sehun, V, bahkan Jimin juga pasti sangat terluka, dia sungguh merasa telah merenggut kehidupan orang.
Merasa mendengar isakan, V langsung tersadar dari lamunannya, dia melihat Bunnynya terisak dengan kacau, dia rengkuh tubuh Jungkook yang tidak lagi bongsor, dia kecup berulang kali kening itu dengan hangat.
Tidak ada yang paling membahagiakan bagi Seokjin selama hidupnya selain diberi kesempatan untuk kembali merawat Jungkook, Jungkook adalah harta paling berharga di dunia ini, kebahagiaan Jungkook adalah yang paling utama.
Sesaat setelah sadar dari pingsannya 3 bulan lalu, Seokjin histeris ingin menyusul anaknya, tapi Hoseok menjelaskan semuanya jika Jungkook selamat dari maut, itu sungguh membuatnya luar biasa bahagia.
Seokjin memang masih tinggal di rumahnya, tapi setiap malam dia akan selalu menginap di rumah sakit menjaga Jungkook, Hoseok sudah memaksa Seokjin untuk tinggal di rumahnya bersama dengan Namjoon, tapi Seokjin menolak dengan dalih akan tinggal disana jika sudah menikah, padahal dia tidak terlalu yakin dengan keputusannya menikah dengan Namjoon, tapi apa daya jika itu adalah keinginan Jungkook, karena menurutnya keinginan Jungkook adalah mutlak.
Besok adalah hari yang dinanti-nanti, hari pernikahannya dengan lelaki yang sangat dia cintai dulu, walaupun memang saat ini perasaan itu masih ada tapi saat ini posisinya jauh dari Jungkook, Jungkook menempati posisi tertinggi dalam hatinya, bahkan menempati seluruh hatinya, dan alasan utama dia mau menikah dengan Namjoon bukan karena perasaannya, tapi karena anak semata wayangnya, satu-satu harta tak ternilai dengan apapun.
Acara pernikah sudah selesai, semua berjalan dengab lancar, selain karena memang tidak terlalu mewah, mereka juga hanya mengundang kerabat terdekat saja, sebenarnya Hoseok ingin menyiapkan pernikahan itu dengan mewah, tapi Seokjin melarang, jika masih tetap dia mengancam akan membatalkan pernikahannya, bukan apa-apa, Seokjin hanya malu saja, dia sudah memiliki anak yang sudah besar, bahkan mungkin jika bisa anaknyalah yang harusnya menikah, dia sudah sangat tua untuk menikah sekarang, haduh malu banget lah kalau sampai ketahuan halayak ramai.
Hoseok? Tidak ada istri di dunia yang akan rela berbagi suami, tak terkecuali Hoseok, istri manapun pasti akan sangat bersedih jika harus berbagi suami dengan orang lain, Hoseok memang terlihat baik-baik saja, tapi siapa yang tahu jika saat acara itu dia menangis dalam diam, tersenyum cerah seakan dia ikut merasakan bahagia sangat.