Maafkan aku ya semuanya, kemarin aku liburan sampek malem, terus kecapean sampek muntah2 di mobil, masuk angin sih, tapi bikin kepala pusing 9 keliling, jadi aku istirahat total dari tadi malem, ini baru keluar kamar jam 2 tadi, sambil ngusir bosen aku tambahin ini cerita, ini sudah aku ketik kemarin pagi, tapi tak tambah lagi sebagai permintaan maaf, hehe, duh aku kok banyak bacot, langsung saja hehe
Maaf untuk komenan yg kemarin belum aku bales
"Ada apa sih dengan anak itu? Katakan anak itu siapamu sampai kamu seheboh ini? Bahkan saat anak kita sakit saja kamu terlihat tenang" sahut Hoseok mulai curiga dengan gelagat aneh dari sangat suami.
"Anak itu, dia adalah...
" Hiks, jangan-jangan anak itu selingkuhanmu, hiks kamu jahat" sahut Hoseok mendramatisir.
"Gag usah baper deh, ya ampuuun, aku lagi sakit Chagiii, jangan lebay" sahut Namjoon jengah dengan kelakuan istrinya itu, dia tidak habis pikir dengan kelakuan Hoseok yang sangat lebay, alay dan kebaperan.
"Hehe, Ya habis kamu perhatian banget sama anak itu, pakek nanggung semua perawatannya lagi, kan aku jadi cemburu" sahut Hoseok nyengir seperti khasnya.
"Ya ampuun, dia itu korban kabakaran restoran kita, ya wajarlah aku bertanggung jawab, masih untung kita tidak dituntut, kalau dituntut gimana?" sahut Namjoon lagi, sebenarnya alasannya bukan itu, memang awalanya sebelum dia berkeyakinan kalau anak itu adalah anaknya, dia memang akan bertanggung jawab, tapi setelah tahu jika itu adalah anaknya, dia ingin lebih dari sekedar tanggung jawab, dia ingin memperbaiki semuanya, meski dia tidak tahu tindakan yang bagaimana yang tepat.
"Oh iya juga sih, kenapa tidak bilang dari tadi? Kan aku sudah berprasangka buruk" sahut Hoseok menepuk jidatnya karena tidak memikirkan hal itu, dia merasa bersalah sudah berburuk sangka sama anak tidak berdosa yang malah menjadi korban kebakaran restorannya.
"Tau ah malas aku berdebat dengamu, sebaiknya kamu pulang biar anakmu tidak curiga kalau aku masuk rumah sakit" sahut Namjoon malas.
"Yak, dia juga anakmu, biar berantakan kayak gimanapun kelakuannya, dia tetap anakmu" sahut Hoseok tidak terima.
"Tapi dia memiliki semua sifat bawaan darimu" Namjoon tidak mau kalah.
"Dia juga ceroboh sepertimu" tuh kan, kan sudah dibilang dari awal keluarga itu anti sunyi sepi, selalu ramai dengan pertengkaran tidak berguna, ini masih 2 orang, apa kabar anaknya yang menuruni sifat absurt dari keduanya
Setelah melaksanakan kebiasaan rutin yaitu memadu kasih dengan pertengkaran tidak penting selama 1 jam, akhirnya Hoseok pulang juga, dan itu membuat Namjoon bernafas lega karena tidak ada lagi radio rusak berjalan disekitarnya.
Namjoon memanfaatkan kesempatannya untuk menjenguk buah hatinya bersama Seokjin, dia ingin memastikan jika anaknya itu baik-baik saja, padahal masih belum ada kepastian jika anak itu benar-benar anaknya atau bukan.
.
.
.
Cklek
Namjoon membuka kenop pintu ruang rawat Jungkook, dia melihat Jungkook tengah tertidur sendirian, entah dimana Seokjin berada, mungkin masih ada perlu, dan dengan begitu dia bisa lualasa memandang wajah Jungkook lebih dekat juga lebih lama
"Kookie" ucap Namjoon saat sudah ada di samping Jungkook, dia mengelus surai Jungkook, wajah Jungkook jika saat tidur seperti bayi, sangat menggemaskan, siapa yang percaya jika anak ini sudah 14 tahun, Namjoon tersenyum lembut melihat Jungkook tertidur dengan pulas.
"Kookie, kamu sangat cantik seperti Mommymu" ucap Namjoon masih mengelus kening Jungkook, dia mengagumi wajah rupawan milik anaknya, anaknya sangat mirip dengan Mommynya, sangat cantik, mungkin peri kecantikan memberikan kecantikannya kepada Jungkook dengan kadar yang lebih.
"Kookie, maafkan Daddy, Daddy terlalu pengecut untuk memperjuangkanmu saat itu, Daddy menyesal, maukah Kookie memaafkan Daddy?" tak terasa setetes airmata keluar dari mata Namjoon, dia menangisi perbuatan jahatnya di masalalu, dia ingin memperbaikinya tapi dia juga masih belum memiliki solusi karena dia juga memiliki istri dan anak.
Namjoon mengecup kening Jungkook, sekedar mengusir kerinduan yang dia tahan sejak 14 tahun lali
.
.
.
.
"Saya ingin mengurusi administrasi korban kebakaran restoran tadi siang" ucap Seokjin kepada petugas administrasi rumah sakit, mumpung Jungkook sedang tidur jadi dia ingin mengurus administrasi yang sempat terlupakan karena terlalu panik akan keadaan anaknya tadi.
"Maaf Nyonya, korban kebakaran restoran admistrasinya sudah dtanggung oleh pemilik restoran" sahut petugas administrasi itu.
"Oh begitu, kalau boleh tahu atas nama siapa?" sahut Seokjin, karena memang seharusnya pemilik restoran itu bertanggung jawab, Seokjin juga seorang pemilik restoran terkenal di Busan, dia juga akan bertanggung jawab jika ada kecelakaan di restorannya.
"Atas nama Kim Namjoon Nyonya, pemilik restoran yang kebakaran itu" sahut petugas itu setelah memeriksa berkas Jungkook.
Seokjin terkejut dengan ucapan petugas itu, oh jadi Namjoon adalah pemilik restoran itu, kenapa takdir mempertemukan mereka dengan seperti ini, jika saja dia tidak mampir di restoran Namjoon mungkin musibah ini tidak akan terjadi.
"Ya sudah terima kasih ya" sahut Seokjin yang dibalas anggukan ramah oleh petugas itu, Seokjin melangkah ke ruang rawat Jungkook lagi, sedikit tidak terima jika Namjoon menanggung semua adaministrasi perawatan Jungkook, bukannya dia tidak tahu terima kasih, hanya saja dia tidak ingin berhubungan apapun dengan Namjoon.
..
.
Cklek
Pintu ruang rawat Jungkook dibuka, Seokjin melangkah dengan santai sampai langkahnya terhenti saat menyadari jika Jungkook tidak sendiri, ada orang di samping Jungkook tengah menggenggam tangannya dan mengelus keningnya.
"Jin-ah" ucap Namjoon saat menoleh mendapati Seokjin tengah berdiri tiga langkah dari pintu, Namjoon sedikit takut jika Seokjin masih tidak memaafkannya dan akan mengusirnya, hey Namjoon, kesalahanmu itu terlalu sakit untuk dimaafkan.
"Namjoon-ssi, tolong ikut aku sekarang" ucap Seokjin datar, di membuka kembali pintu itu dan keluar dari ruangan Jungkook diikuti oleh Namjoon.
Saat ini Seokjin dan Namjoon sudah ada di luar ruang rawat Jungkook, Seokjin bisa melihat Namjoon memakai baju pasien, dia tahu jika Namjoon juga sakit karena kebakaran itu, tapi tekatnya sudah bulat, untuk tidak peduli lagi dengan lelaki buaya darat itu.
"Aku mohon, jauhi aku dan Kookie" ucap Seokjin tegas, dia sudah bulat dengan keputusannya, tentu itu membuat Namjoon terkejut, dia tidak menyangka jika Seokjin akan begini.
"Tapi Jin-ah...
"Aku mohon, jangan temui kami berdua, anggaplah jika kita tidak pernah saling kenal, bahkan tidak pernah saling bertemu, aku tidak ingin Kookie terluka, aku tidak ingin dia tahu jika Daddynya sudah berkeluarga bahkan mungkin sudah punya anak lain, coba bayangkan bagaimana terlukanya Kookie saat tahu semua itu, aku sudah kebal dengan perbuatanmu yang selaku menyakitkan, tapi Kookie tidak, dia masih kecil, dan aku tidak ingin dia tahu semuanya, dia hanya tahu akulah Mommynya, dia hanya memiliki aku, dan selamanya akan seperti itu" ucap Seokjin panjang lebar, dia berusaha keras agar airmatanya tidak mengalir, dia tidak ingin terlihat lemah di depan Namjoon.
"Jadi benar, Kookie adalah anakku" sahut Namjoon "Jin-ah aku mohon maafkan aku" tambah Namjoon
"Baiklah, Setelah ini anggaplah tidak terjadi apa-apa diantara kita, jika kamu bertemu dengan Kookie di jalan, tolong abaikan dia, tolong bilang jika kamu tidak mengenalnya, dengan begitu aku akan memaafkanmu" sahut Seokjin
"Ap..apa???"
Tbc