Niatnya ff ini sampek 40, eh ternyata lebih, gag papa ya??
Aku kembali menjadi mengganggu tidur pagi kalian, maafkan ya😂😂😂
Hayooo siapa yang masih sering main SSBTS?
Aku pamer, aku nomer satu loh, entahlah itu polingnya gimana, aku asal main doank padahal😂😂😂😂
Jungkook melihat V berjalan menuju kelasnya, dia ingin sekali memanggil V tapi dia urungkan, mungkin V butuh waktu menenangkan diri, jadi dia tidak boleh egois menganggu hati V yang masih dalam masa penenangan.
Jungkook melihat V tidak secerah biasanya, lebih terkesan dingin, sama seperti pertama bertemu, saat dia masih belum tahu jika V adalah Taetae Hyungnya, tapi dia tidak menyalahkan V, keadaan yang membuatnya seperti itu.
Bohong jika V tidak tahu Jungkook sudah masuk sekolah dan memperhatikannya dari tadi dia berjalan memasuki kelas, dia hanya terlalu takut, dia tidak tahu harus bagaimana jika bertemu dengan Jungkook, jadi dia memilih untuk berpura-pura tidak melihat, padahal dalam hatinya dia ingin sekali merengkuh kekasihnya itu, jujur dia sangat merindukan Jungkook.
Bel istirahat telah berbunyi, sudah banyak siswa siswi berhamburan di Seoul Senior High School, Jungkook seperti kegiatannya dulu, membawa bekalnya bersama Yugyeom ke kantin, mereka berjalan beriringan, sesekali Yugyeom melontarkan lelucon yang tidak lucu sama sekali, tapi Jungkook tetap tertawa, karena dia juga merindukan sahabat anehnya ini, ngomong-ngomong Yugyeom sudah tahu semuanya, tadi saat masuk kelas guru belum datang Jungkook menceritakan semuanya.
Dari kejauhan Jungkook melihat V berjalan berlawanan arah dengannya, dia kikuk saat ini, antara menyapa atau tidak, dia hanya diam, menunggu V menyapa duluan, sungguh bukannya jaim, dia hanya takut V masih tidak ingin disapa olehnya.
Senyumnya tercetak jelas saat ini kala melihat V tersenyum kepadanya dan melambaikan tangan ke arahnya, mungkin V sudah mau menyapanya lagi, bodohnya dia berfikiran jika V tidak akan pernah mau menyapanya lagi setelah tahu kenyataan pahit itu.
Jungkook dengan senyumannya berjalan semangat menuju ke arah V, meninggalkan Yugyeom yang mengoceh sendiri, sungguh dia sangat merindukan orang yang sangat dia cintai ini, dia ingin sekali memeluk orang ini, orang ini sangat berharga dan sangat dia cintai.
Deg
Jungkook mematung di tempatnya
pergerakannya terhenti
nafasnya tercekat
Pandangannya kosong
Saat dia berada di hadapan orang yang sangat dia rindukan ternyata orang itu-V hanya melewatinya.
Tes
Airmata itu keluar lagi tanpa permisi, V-Taetae Hyungnya melewatinya, seakan dia tidak terlihat, sesakit inikah rasanya? Sesulit inikah diabaikan? Apakah V sudah menganggapnya tidak ada? Ya Tuhan kenapa sakit sekali.
Grep
"Aku ada disini, menangislah" Yugyeom, sahabat terbaiknya memeluk dirinya yang sudah beberapa kali meneteskan airmata, dia tahu betul perasaan Jungkook saat ini, dia tahu Jungkook sangat mencintai V, diabaikan oleh orang yang sangat dicintai tidaklah mudah, itu sangat sakit jika kalian ingin tahu.
"Hiks Gyeomi, kenapa sakit sekali?" Jungkook menumpahkan tangisannya pada pelukan hangat sang sahabat, sabahatnya ini sangat aneh, tapi dia luar biasa, dia sangat mengerti Jungkook, itulah kenapa Jungkook begitu menyayangi sahabatnya ini.
"Aku tahu, sangat tahu, tapi kamu harus ingat, kamu tidak sendiri, ada aku, ada Mommy juga" ucap Yugyeom lembut, dia mengelus lembut punggung sahabatnya ini, dia tahu sahabatnya ini sangat hancur saat ini, dia hanya korban, kenapa dia seakan menjadi tersangka disini?
Dimana V yang selalu ada untuknya? Yang katanya sangat mencintainya? Yang katanya tidak bisa hidup tanpa dirinya? Bulshit, semua hanya omong kosong, ingin sekali Yugyeom menghajar seseorang yang bernama V itu, jika tidak karena Jungkook yang pasti akan kecewa padanya jika dia berbuat seperti itu, mungkin V tidak akan ada lagi di dunia ini, jangan remehkan seseorang yang aneh sepertinya, jika sekali marah akan sangat menyeramkan.
"Hiks, Gyeomi, Kookie tidak kuat hiks" ucap Jungkook mengeratkan pelukannya, tidak peduli dengan tatapan orang disekitarnya, hatinya terlalu lelah saat ini, biarkan dia terlihat cengeng saat ini, karena memang pada dasarnya dia tidak kuat menahan sakit yang dia rasakan saat ini.
Duk
V meninju tembok yang ada dihadapannya saat ini, tak peduli jika tangannya memerah saat ini, hatinya lebih sakit daripada tangannya, bohong jika dia tidak tahu Bunnynya saat ini tengah terluka dalam pelukan Yugyeom, dia sungguh bodoh, kenapa dia begitu pengecut untuk menerima kenyataan, tidak hanya dia korban disini, Jungkook juga korban, dan mungkin lebih sakit Jungkook daripada dirinya, kenapa dirinya tega mengabaikan Bunnynya itu?.
"Wae Appa WAE????? Hiks" tangisnya tumpah, beruntung saat ini dia berada di atap sekolah yang sangat sepi.
"Kenapa harus Bunny? Kenapa harus Bunny yang menjadi anak selingkuhan Appa, KENAPA? Hiks" berteriak sekeras mungkin dengan harapan sesuatu yang menghimpit dadanya segera hilang, tapi nihil, obatnya bukan itu, hanya Jungkook yang bisa menenangkannya saat ini.
"Aku mencintainya Appa, aku sangat mencintainya, hiks" tubuhnya luruh ke lantai atap yang dingin, kakinya tidak kuat menopang tubuhnya, pun hatinya yang tak kuat menahan semua beban hidupnya.
"Kenapa Bunny yang menjadi saudaraku, kenapa cinta kita terlarang? Kenapa Appa? Hiks" suaranya lirih dengan isakan menguasai kekuatannya, hanya isakan yang terdengar pilu, hatinya begitu sakit saat melihat orang yang sangat dia cintai menangis karena dirinya, Jungkook menangis karena dirinya, dan bodohnya dia tidak bisa berbuat apa-apa, dan bodohnya lagi dia membiarkan orang yang sangat dia cintai menangis dalam pelukan orang lain, ya Tuhan kenapa ini begitu menyakitkan.
Tbc
Ini part terpendek nomer 15 di ff ini😂😂😂😂😂