24

593 27 1
                                    

Seperti malam malam sebelumnya, Vega hanya menikmati alunan musik di dalam kamarnya sambil memandang foto kebersamaan ia dengan teman temannya yang ia cetak dan tempel di dinding kamarnya.
Mulai dari Vega masih smp sampai sma, tetapi ada beberapa foto yang menjadi fokus Vega kali ini.
Foto dua orang yang sama sama menggunakan baju hitam dan juga sama sama menggunakan baju putih, entah ada apa tetapi mereka sama sekali tidak buat janji untuk memakai baju yang warnanya sama karena menurut mereka janjian warna baju sama saja dengan mengenakan baju couple, dan menurut mereka yang memakai baju couple itu berlebihan.
Alasan berikutnya, yaa mereka bukan couple itu alasan terpenting.

Vega memperhatikan momen kebersamaannya bersama Given, dalam pengambilan foto itu Vega masih belum memiliki perasaan apapun pada Given dan foto foto itupun Given yang meminta temannya untuk memotret dirinya bersama Vega.
Jika melihat dengan keadaan sekarang, semua berbalik. Vega yakin Given tidak akan lagi mengajaknya foto bersama seperti dulu,entah apa alasan kuat Vega namun hatinya berkata seperti itu.

Ia sedih, secepat itukah kebahagiaannya pergi?
Baru saja perasaan itu muncul.
Baru saja ia ingin membalas semua kode kode Given.
Baru saja ia ingin membuang jauh jauh gengsi nya untuk berkata sekedar aku-kamu dan sayang.
Karena menurut Vega,memakai kosa kata aku—kamu itu membosankan ia lebih suka menggunakan lo—gue. Tetapi agar Given tidak salah sangka karena ia tidak membalas kosa kata aku—kamu maka Given akan berpikir bahwa Vega tidak menyukainya balik. Vega pun membalas dengan kosa kata itu.

'kenapa ya ven, gue kangen lo banget. Padahal setiap hari kita ketemu' ucap Vega bergumam sendiri sambil tersenyum getir memandang foto mereka.

'lo tau ga si ven, dulu kita deket banget tapi kenapa sekarang jauh banget ven?lu kenapa?gue salah apa ven?'

'Gapapa lo hanya anggap gua temen,karena saat lo anggap gua temen semua keluh kesah lo gue tau. Semua cerita lo,gue tau. Ga perlu takut gebetan lo marah karena lo main sama gue,kan temen hehe'

'gue seneng kemarin lo anggep gue temen lo, jadi setiap hari lo selalu ada buat gue buat nerapin teori teman selalu ada setiap waktu. Makasih ven gue bahagia kok'

'ah kenapa si gue ngomong sendiri' Vega menyadari sedaritadi ia bergumam sendiri seolah olah ia sedang berbicara dengan Given didepannya.
Dalam hatinya, Vega ingin mengatakan itu semua ke Given langsung namun ia berpikir ulang.
Gue ini siapa?
Apa hak gue ngomong gitu?
Temen ya temen


'Ve,ada si ganteng tuh dibawah' tiba tiba mama Vega membuka pintu kamar Vega dan memberitahu bahwa ada tamu untuknya

'si ganteng siapa ma?' Vega bingung siapa yang mamanya maksud, karena sebelumnya mama nya belum pernah memuji teman temannya ganteng.

'si Given, kamu turun deh dia nungguin kamu. Biasanya dia cuman pake kaos sama celana pendek kalau kesini,sekarang rapi lho. Jadi keliatan gantengnya, cepet ya'

Ucapan mamanya membuat Vega tertegun, bagaimana bisa ia sedang memikirkan tentang Given tiba tiba orang yang ada dipikirannya itu datang. Padahal sudah lebih dari 2 bulan Given tidak pernah lagi datang ke rumahnya.
Vega langsung turun menemui laki laki kebanggaan hatinya itu.

'Ven?'

Vega melihat Given heran, ia mengenakan kemeja dan celana jeans rambutnya di tata rapi. Namun, wajah Given terlihat kacau.

'lo kenapa ven?' Vega memastikan apa yang terjadi pada Given sehingga mukanya terlihat sangat kacau, Vega merasa sangat sedih melihat Given seperti itu.

'tadi gua diomelin abis abisan ve sama abang dan mba gua, bahkan sampe ditampar'

'lho?lo ada salah apa ven?terus kenapa pakaian lo rapi gini?'

'iya tadi gue sekeluarga mau pergi ke acara resepsi tante gua, pas udah mau berangkat Fera telfon gue minta gue temenin dia dirumahnya dia sendirian terus ada yang ngeliatin rumahnya otomatis gue izin ke kakak² gue buat ga ikut kan dan gue langsung dimarahin ve. Keluarga gue ga suka sama Fera, mereka nilai Fera cewek ga bener. Terus pas banget, feranelfon lagi dan yang angkat mba gue fera di bentak². Gue ga enak banget ve, sekarang hp gue ada di mba gue. Yaudah gue langsung pergi aja, gue ga tau harus kemana kalau gue ke rumah Fera gue yakin dia pasti lagi benci sama gue sekarang makanya gue kesini'

Baru awal cerita Given saja Vega sudah merasa sakit, jadi inti masalah yang membuat Given kacau ini adalah mantannya?
Mati matian Vega menjaga sikap agar Given tetap senang, mati matian Vega membuat Given tetap menjadi humoris. Tapi Given tidak melihat itu, bahkan hanya karena seorang mantannya itu Given menjadi sangat kacau.
Vega tidak suka Given kacau, Vega tidak suka Given diam, Vega tidak suka Given sedih.
Tapi, diakhir cerita Given membuat Vega tersadar bahwa Vega hanya pemeran pembantu saat pemeran utamanya sedang tidak ada.
Vega merasa dirinya hanya pelarian Given.
Given tidak benar benar menganggap Vega spesial seperti apa yang Given ucapkan selama ini.
Given tidak benar benar menganggap Vega ada jika Fera ada.

'Ve?kok diem? Lo pasti ga ngerti ya sama cerita gue?' Given membuyarkan pikiran Vega.

'ngerti kok ven, yaudah gue harus apa biar ilangin stres lo?tau gasi ven?lo jelek banget kalo muka lo kacau gitu, padahal tadi mama gue bilang lo ganteng dengan style kayak gini' ucap Vega berusaha menghibur Given, sekaligus menghibur dirinya sendiri.

'ah serius ve mama lo bilang gue ganteng?camer emang jujur'

'camer camer pala lo camer, camer lo dirumah Fera' Vega kelepasan berkata seperti itu, pasti kini ia terlihat seperti seseorang yang sedang cemburu didepan Given, Vega semakin yakin saat melihat Given tersenyum smirk kepadanya.

'ohhh Vega cemburu?tenang ve, gue itu udah putus sama Fera gue cuman kasian doang kok sama dia, bayangin cewek ditinggal sendirian dirumah terus ada yang ngeliatin rumahnya.kalau maling gimana?itu doang kok,gue cuman mau bantu dia ve, ga ada maksud lain' penjelasan Given membuat Vega skak mat, namun Vega merasa senang karena perkataan Given barusan. Setidaknya membuat Vega lega sedikit.

'apaansi lo'

'ah salting yaaaaa'

'apaansi ven,ga jelas lo. Gue tidur ah'

'ih kok tidur sih,temenin gue makan yuk. Laper gue, belum makan dari pagi. Ga ada yang ngingetin ga ada yang temenin sih'

'dasar jomblo'

'eh ve. Lo juga jomblo,ngaca sini dispion gue'

'siapa bilang gue taken?'

'nanti aja takennya sama gue hahahaha udah sana ambil jaket, gue mau pamit sama camer mau nyulik anaknya sebentar'

Ipa rasa IpsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang