7

818 32 0
                                    

Kringgg kringggg kringgggg

Suara bel tiga kali itu sangat disukai oleh seluruh murid,pasalnya bel tersebut menandakan 2 hal. Kalau tidak istirahat ya pulang dan seluruh murid menyukai dua hal itu. Setelah dengan bosannya mendengarkan pelajaran sejarah yang sama sekali tidak masuk ke dalam otak, anak anak ipa 1 langsung berhamburan keluar kelas untuk membeli makan ataupun minum.

'Veeee ayo beli seblak' teriak Given sambil bangkit dari tidurnya

'Yeay beneran lo ga bohong, ayoooo.. Asik beli seblakkk' ucap Vega langsung menarik Given keluar kelas.

'Woy lu ga ngajak gue ven, jadi sekarang lu lebih milih Vega daripada gue?' teriak Abdul yang tidak terima ditinggal oleh teman sebangkunya itu.

'Ya iyalah gue masih waras kali, kalo gue milih lo berarti gue gila' ucap Given dan sukses membuat seluruh murid dikelas tertawa

'Ayo dul, lo ikut gak' tawar Vega sebelum Given menariknya turun ke kantin.

'Ga. Gue kecewa, kalian pergi aja. Im fine' ucap Abdul dengan nada yang ia lebih lebihkan.

'Yaudaaaah so ngartis lo, ayo ve ah' Given pun langsung menarik Vega turun ke kantin untuk segera membeli seblak.

'Woy ven, jahat lu beneran ditinggal gue. Bujuk kek, Ven!!' Abdul mengejar Vega dan Given yang sudah ada di tangga. Di perjalanan banyak yang menyapa Given dan tersenyum ke arah Vega, sebagian besar adik dan kakak kelas memang mengenal Vega dan Given. Dan mereka lebih menyukai jika Given jalan bersama Vega dibanding Given jalan bersama Fera. Karena, jika Given sedang berjalan dengan Fera tatapan Fera sangat mematikan seperti tidak ada yang boleh menyapa ataupun sekedar senyum ke Given.

'Hai ve, hai Ven' ucap seorang perempuan yang berpapasan dengan mereka dijalan, dilihat dari seragamnya ia adalah anak kelas 12.

'Hai kak nisa' balas Vega ramah dan disertai senyumannya yang ramah dan diikuti Given yang memberi cengiran khasnya.

'Kamu ga takut di makan sama ceweknya Given?kan dia sangar banget hahaha aku aja diteror sama dia' ucap Nisa—kakak kelas yang sempat naksir berat dengan Given, ia dikirimi surat surat kaleng dan dibully di media social oleh Fera dengan kata kata yang kurang pantas.

'Hahaha engga kak, ceweknya dia kan manusia. Masa manusia makan manusia' ucap Vega seadanya.

'Mana berani kak dia sama Vega orang kalo si Fera marah sama Vega si Given belanya Vega bukan Fera' Abdul ikut menjawab dan diberi tatapan tidak suka oleh Vega.

'Oh ya?wah berarti mata kamu masih normal ya Ven, jelas jelas cantikan Vega baikan Vega daripada si cewek macan itu. Walaupun aku dulu pernah suka sama Given, tapi kalau Given sama kamu mah aku seneng Ve' ucap kak Nisa pada Vega

'Apasih kak' Vega hanya bisa menjawab seadanya karena ia takut salah ngomong.

'Hahaha yaudah aku ke kelas duluan yaa,bye' Nisa pun pergi bersama temannya untuk pergi ke kelas dan Vega Given juga Abdul melanjutkan perjalanannya ke kantin. Namun saat sampai dikantin, seisi kantin dipenuhi dengan seluruh murid yang ingin membeli makanan juga. Tetapi untungnya, kedai seblak masih memiliki tempat untuk mereka bertiga.

'Buuu, aku mau seblak yaaa' ucap Vega pada sang penjaga kedai itu.

'Berapa neng?'

'Lu bedua beli ga?'

'Beliii'

'Yaudah bu berarti tiga yaaa'

'Iya ditunggu ya neng'

'Okeee'

Merekapun menunggu pesanannya, disana datang Ronan, Egi, Anto dan Maul teman teman Given dan Abdul.

'Wedeh, ven sama calon?' ucap Ronan

'Yoi calonnnn' ucap Given dengan cengirannya.

'Anjay pajaknya bisa seblak mah' ucap Egi

'Sabi lah, nanti kalo udah jadi' ucap Given, Vega yang tidak mengerti pun hanya diam saja menunggu seblaknya.

'Eh emang si given udah pegat sama cewek sangarnya?' tanya Anto

'Belom, otw kayaknya' ucap Abdul

'Hahaha'

'Ve, diem ajaaa' goda Egi pada Vega yang sedari tadi hanya diam karena ia tidak mengerti pembahasan cowok cowok itu.

'Ya gue harus apa?ga ngerti kalian ngomong apaan' ucap Vega

'Yah elah Ve, masih aja lo lemotnya' ucap Egi

'Hahaha tau lu lemot amat' ucap Maul

'Ya emang gue harus ngerti? Ga ada hubungannya sama gue juga kan'

'Veeeee, kita dari tadi ngomongin lo' ucap Anto

'Ngomongin apaan orang dari tadi kalian ga sebut nama gue juga' ucap Vega

'Ya udah ve engga ga ngomongin lo' ucap Given langsung menyela saat teman temannya ingin bicara lebih lanjut.

'Yaudah' ucap Vega dengan santai, tidak lama seblaknya pun datang, Vega langsung menyantapnya.

'Eh ven, si Fera sakit tuh di atas. Lo malah enak makan disini' ucap Sari—sahabat Fera

'Sakit apaan?'

'Ga tau tanya lah sana'

'Yaudah iya entar gua makan dulu'

'Gimana si lo ven cewek lo sakit tapi lo ga peduli gitu malah pentingin makan lo'

'Eh paling dia sakit biasa doang gue laper kalo gue pingsan siapa yang bisa disalahin?dia?mana bisa dia disalahin?ribet lo' ucap Given yang terlihat mulai kesal dengan Sari

'Yaudah si ven gue ngasih tau doang kalo lo tau diri ya lo ke atas kalo lo ga tau diri ya udah lo disini aja terus'

'Berisik lo, ga ada kerjaan ya ngurusin idup gua?' ucap Given

'Lah kok lo nyolot si?' tanya Sari yang juga terpancing emosinya.

'Heh!!---'

Given ingin melanjutkan bicaranya namun dipotong oleh Abdul

'Udah ven elah lo ganggu vega makan seblak aja lo' ucap Abdul sengaja mengambil topik Vega agar Given diam, merasa namanya disebut Vega mengehentikan aktifitasnya mengunyah

'Apa an si bawa bawa gue' ucap Vega lalu ia melanjutkan makannya, Given pun akhirnya memilih diam tidak membalas ucapan sari yang tidak penting untuknya. Toh ini hubungan mereka, dan Fera udah berkali kali alasan sakit agar Given datang menemuinya namun saat Given datang Fera ternyata berbohong.

'Eh lu beli seblak kok ga ngajak ngajak sih' Adi datang bersama Irfan langsung nimbrung bersama mereka bertiga.

'Apaan si lu di ga jelas' ucap Given yang risih dengan kedatangan Adi

'Apaan si lu' ucap Adi tidak mau kalah

'Eh ve, ke kelas yuk udah selesai kan?' ajak Given

'Udah, yuk' ucap Vega

'Eh parah malah ninggalin' ucap Adi

'Kan lu ada si irfan si elah' ucap Abdul

'Tau lu lebay banget' Given langsung memegang bahu Vega dan agar Vega berjalan didepannya, saat sudah jauh dari kantin baru Given mensejajarkan langkahnya dengan Vega.

Ipa rasa IpsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang