11

698 30 0
                                    

Hari ini kelas 11 ipa 1 mendapat pelajaran 4 jam pelajaran bahasa Indonesia yang sangat membosankan, tidak ada yang memperhatikan sama sekali ketika bu Novi menjelaskan. Padahal bu Novi adalah wali kelas mereka sendiri, ada yang asik ngobrol asik main hp bahkan ada yang tidur dikelas. Bu Novi sudah tidak bisa sabar lagi saat ia menjelaskan muridnya malah ngobrol sendiri.

'Kalian tuh ga hargain ibu ya! Sini didepan kalian ngomongnya,gantian ibu yang duduk. Cepet maju yang daritadi ngobrol'

Bukannya takut mereka malah bener bener maju ke depan kelas, dan mereka ngobrol didepan kelas. Kecuali Adi, ia tetap dibangkunya. Karena sedaritadi hanya Adi yang memperhatikan

'eh jangan pada gitu napa kasian bu Novi' ucap Adi

'biarin aja di, sekarang lebih baik kita bikin perjanjian. Yang tidak ingin ikut pelajaran saya bisa keluar sekarang juga'

'woyyy kantin yuk!!' teriak Given yang dibalas dengan persetujuan teman temannya,lalu mereka benar benar keluar. Tidak semua, tetapi hanya yang nakal nakal saja. Seperti Velly, Ros, Abdul, Ferdi, Given, Dela dan Sita. Mereka memang tidak pernah mendengarkan guru menerangkan, hanya sebagian guru yang mereka dengarkan. Bu Novi menggeleng melihat tingkah anak anak itu.

'kalian yang dikelas mau ikut mereka atau mau belajar?!'

'belajar bu'

'yaudah, sekarang kalian buka buku kalian.'

Bu novi pun melanjutkan pelajaran, karena kasian dengan anak yang serius ingin belajar. Setelah 4 jam pelajaran itu selesai,  Bu Novi memanggil Vega ke kantornya.

'ada apa bu?'tanya Vega

'kamu liat kan tadi teman temanmu yang pergi dari kelas? Kompor nya itu si Given, ibu tau kamu dekat dengan Given. Ibu boleh minta tolong kamu gak ve?'

'minta tolong apa bu?'

'tolong kamu arahin Given untuk tidak kayak tadi, kalau sama ibu sih ibu masih bisa diam. Tapi kalau udah sama guru lain ga bisa ve bisa bisa kelas kalian yang kena, bahkan bisa kena sp. Kamu bisa kan? Ajak aja Given buat diem dikelas atau gimana cara kamu. Tolong ya ve'

'iya bu mudah mudahan saya bisa ya bikin Given gak ngelunjak kayak tadi'

'iya makasih banyak ya ve ibu yakin kalau kamu yang minta dia nurut kok'

'engga juga bu saya kan bukan siapa siapanya, kenapa ibu ga minta ke fera pacarnya dia?'

'kamu gatau ve? Si fera juga samanya aja ngelunjak, jadi percuma ibu minta tolong dia'

'yaudah iya bu'

Setelah bel istirahat, Given dkk kembali ke kelas dengan berisik. Vega menatap Given dkk dengan rasa yang aneh  kenapa mereka bisa sesantai itu setelah melunjak dengan guru? Apa mereka ga takut hukuman jika guru itu murka?  Ingin rasanya Vega menghampiri Given dan menasihatinya, namun saat bangun dari duduknya. Vega melihat Given disamperi Fera dan mereka ngobrol didepan kelas. Vega pun mengurungkan niatnya untuk menghampiri Given dan ia melanjutkan aktivitasnya membaca novel. Namun, tibatiba fariz—anak ipa 3 yang dulunya teman sekelas Vega memanggil ia dari luar

'veeee'

'apa riz?'

'sini dulu napa lu'

Lalu Vega pun dengan malas menghampiri fariz yang justru sekarang malah mengobrol dengan Given dan fera, entah kenapa Vega tidak suka jika harus mendekati mereka.

'apa riz?'

'gue pinjem hp lo dong'

'buat apa?'

'gue ga bawa hp dan sekarang ada ulangan kimia, gue butuh kalkulator'

'kenapa pinjemnya ke gue? Ke abdul aja tuh'

'lo pelit nih ve sama gue? Gituuuu?'

'hmmm, bentar deh gue ambil dulu ditas'

Lalu Vega pun mengambil hpnya didalam tas karena ia tidak suka jika ia dibilang pelit atau apapun oleh temannya sendiri, ia hanya heran dari sekian banyak orang kenapa harus hpnya?

'nih, passwordnya 2552. Jangan buka apapun selain kalkulator, paham?' ucap Vega pada fariz yang mendapat tatapan oleh Given dan fera

'yah takut banget si ve tenang aja'

'wah digaleri lo ada apanya ve? Parah lo ga bagi bagi gue' Given ikut menimpali obrolan mereka, ia tidak sadar atau bagaimana sekarang fera menatap tidak suka pada Vega yang selalu dapat perhatian oleh Given bahkan saat Given sedang bersamanya.

'hp gue bersih ya' ucap Vega sedingin mungkin agar tidak dinilai selalu menanggapi Given oleh Fera

'ah masa sih ve? Yaudah kalau gitu coba riz nanti lo bukain tuh galerinya siapa tau adafoto gue kan' bukannya menghentikan obrolannya, given malah justru makin memanaskan suasana. Terbukti saat Fera tiba tiba pergi dari mereka, given tidak peduli ia tetap berdiri disana.

'ven lo kalo ngomong disaring dulu kenapa liat tuh cewek lo kabur kan' ucap Vega mengerti alasan Fera pergi dari tempatnya

'ah gue ga ikut ikutan ya, makasih nih ve nanti abis ulangan gue balikin. Gue balik ke kelas dulu ya' ucap Fariz, ia pun langsung pergi dari sana. Vega yang merasa tidak enak langsung masuk ke kelas.

'eh ve tunggu, lo marah sama gue?' tanya Given pada Vega saat ia berhasil mengejar Vega masuk kedalam kelas.

'bukan marah ven gue ngerasa ga enak aja gitu, yaaa lu tau sendiri sikap cewek lu gimana'

'mikirin amat si ve'

'ish lo tuh ya, oh ya ven. Gue mau ngomong, tapigue yakin sih lo ga akan dengerin gue tapi seenggaknya gue usaha buat ngomongin ini buat lo'

'apasih ve? Gue pasti dengerin lo kok, ngomong aja'

'Gini ya ven, lo bisa gak rubah perilaku lu yang kayak gini? Coba ven, hargain guru. Jangan seenaknya lu pergi gitu aja, kasian. Coba lu bayangin gimana rasanya lu jadi dia? Sakit ga sih ven kalo ga dihargain? Tolonglah ven kalau lo ga suka pelajarannya ya lo seenggaknya duduk aja dikelas,hargain aja ven'

'gue ga bisa ve, gue emang gini. Kalau gue gasuka ya gue pergi, lagian tadi bu novi bilang yang ga mau ikut pelajarannya boleh keluar kan? Ya gue kan jujur gue ga suka dan gue keluar, emangnya salah?'

'veeennn bu Novi ga bener2 sama ucapannya'

'tapi ve--'

'please ven, ubah sikap lu. Gak mau kan di nilai nakal sama guru?'

'gagitu ve gue--'

'lo temen gue kan ven?'

'hftttt' Given ingin terus berargumen namun ia tidak bisa jika menentang Vega, entah kenapa kini lidahnya kelu tidak dapat membantah lagi ucapan Vega

'oke ven?' ucap Vega sambil mengacungkan jempolnya ke depan wajah Given dengan senyuman manisnya. Akhirnya Given pun membalas senyuman Vega dan menempelkan jempolnya dengan jempol Vega.

'tapi gue ga janji akan berubah dengan cepet ya ve, lo juga harus janji sama gue. Lo bantu gue'

'siapp pak bos' ucap Vega sambil menepuk akrab bahu Given

Ipa rasa IpsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang