32

425 20 0
                                    

Given menghampiri Vega lagi yang duduk ditempatnya sambil sesekali ia bersin

'Wulan mana ven?'

'dia di belakang katanya mau di belakang dulu jadi gue disini ya?'

'yaudah'

'nih pake kaos kaki,biar ga dingin'

'gue ga dingin kok'

'lo ga usah bohong sama gue dong ve,pake nih'

Vega pun mengambil kaos kaki dari Given,ia memakainya dan Given tersenyum melihatnya.

'Cowok lo ga nelpon lo apa ve?'

'haha tau deh suka suka dia aja, gue telpon ga pernah diangkat'

'gila ya tu cowok, ga ada bersyukur nya. Udah untung dapet lo masih aja so ngartis'

'lo juga cowok, abis berjuang ya dilepasin gitu aja ya kan'

'kalo gua dapetin lo gua ga akan gitu ve'

Given menatap dalam mata Vega tanpa senyum ataupun cengiran khasnya, tandanya Given barusan berbicara serius. Vega jadi degdegan dengan tatapan Given seperti itu, baru kali ini ia ditatap sedalam itu dengan Given.

'apaan si ven, receh!'

Vega mengalihkan tatapan nya dari mata Given yang beberapa detik ia tatap dan membuat jantungnya memompa lebih cepat.

'Yaudah lo tidur aja, nanti kalo udah sampe malioboro gue bangunin' ucap Given pada Vega.

'ga ah gue ga ngantuk'

'yaudah gue yang tidur ya'

'yaudah tidur aja ven ribet deh'

Given tibatiba saja menyandarkan kepalanya dipundak Vega dan mulai memejamkan matanya, memang bukan yang pertama kali Given menyandarkan kepalanya dipundak Vega namun sebelumnya kan memang Given sedang sakit dan keadaan sedang ada didalam bis jadi Vega menganggapnya memang Given butuh pundaknya agar kepalanya tidak bertambah pusing. Tapi ini berbeda dari sebelumnya, Given menatapnya dalam dan menyandarkan kepalanya pada Vega. Sungguh, Vega tidak mengerti dengan jalan pikiran Given. Vega mematung mencoba menebak apa yang ada dan apa yang dirasakan Given.

'Lo ga usah tegang gitu,pundak lo jadi keras tau ga' ucap Given yang tau Vega mematung saat ini tanpa membuka matanya.

'kurang ajar, bilang aja gue kurus jadi pundak gua cuman tulang dan ga empuk kayak cewe cewe sebelumnya lo templokin pundaknya kan' ucap vega dengan nada sedikit ketus, Given mengangkat kepalanya dan memandang Vega dengan alis yang bertautan.

'kok lo tau sih ve'

'ish rese lo'

'hahahaha, boong ve. Mau lo kurus dan pundak lo keras juga gua tetep nyaman kok tidur di pundak lo, lagian yaaaa. Lo cewe pertama yang menanggung beratnya kepala gue ini ve, jadi jangan mikir kalo gue sering gini sama cewe lain' ucap Given sambil kembali menjatuhkan kepalanya di pundak Vega.

'gue ga mikir gitu'

'tapi lo cemburu kan?'

Vega menautkan alisnya mendengar ucapan Given barusan, ia sendiri tidak tahu kenapa ia bisa berbicara seperti itu. Memang kedengarannya seperti seseorang yang sedang cemburu. Tapi itu spontan keluar dari mulut Vega.

'diem kan, diem tandanya iya. Jangan cemburu gitu ah ve kan udah aku jelasin, udah ah mau bobo dulu. Goodnight, nanti bangunin gua ya kalo udah dimalioboro'

'pala lu cemburu,untung orang kalo bukan gua balikin ni leher ke belakang'

'uuuwww atut, dah ah byee'

Ipa rasa IpsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang