29

578 22 1
                                    

Pagi pertama di Jogjakarta,
Benar kata orang orang
Jogja kota istimewa.
Udaranya sangat sejuk dan cuacanya cerah.

Hari ini rombongan studytour akan pergi ke beberapa tempat, sebelum melakukan perjalanan. Pihak hotel sudah menyiapkan sarapan pagi diruangan yang cukup besar, banyak sekali jenis makanan yang bisa dipilih oleh masing masing murid yang mengikuti studytour.

Vega dan Wulan sudah mendapat tempat dan sudah membawa makanannya untuk ia makan, lalu datang 4 orang laki laki teman kelasnya.

Adit, Abdul, Faris dan Daniel.

'Hai ve, gue disini ya. Ga dapet tempat nih' ucap Adit.

'yaudah sini aja rame rame'

'si Given belum selesai mandi tau ga ve' ucap Faris pada Vega

'hahaha yaudahh terus kenapa?'

'lo sih ga bangunin dia kesiangan kan'

'kok gue sih'

'si given tidur dilantai ve, bayar mahal mahal tidur dilantai hahaha'

'kok dilantai?'

'si irhab kan mabok, kalo dia dempetan takut makin sakit. Jadi Given ngalah demi irhab'

'wah ve, baik tuh si given. Tumben banget' ucap Wulan.

'bagus deh kalo dia peduli sama temen hahaha' ucap Vega seadanya.

Tidak lama Given datang bergabung bersama mereka.

'heh kok lu berempat malah disini duluan si?lu digangguin sama mereka ga ve?bilang gue sini' ucap Given dengan gayanya yang selalu seperti itu dan suaranya yang kencang membuat siapapun melihat kearahnya. Selain karena ia baru putus sama Fera dan langsung mendekati Vega, namun alasan lain. Given terlihat sangat manis dipagi hari, memang kalau disekolahpun Given baru datang saja manisnya membuat siapapun ingin menikmati wajahnya selama mungkin. Tapi ini beda, wajah yang baru saja ia cuci dan rambut yang masih basah membuat kesan manisnya itu bertambah. Terlebih saat ia sedang tersenyum. Membuat siapapun jatuh cinta, tidak terkecuali Vega.

'apaansi ven mereka ga gangguin gua, udah sana ambil makan sarapan dulu nanti mabok aja lu dijalan' ucap Vega menyuruh Given ambil makanan.

'ayo napa sama lu'

'ambil makanan doang manja ewh' ucap Abdul

'tau perasaan sama yang onoh ga manja' tambah Daniel sekaligus menyindir Fera yang sedang memperhatikan Vega dan Given.

'yaiyalah yang onoh mah galak, beda sama Vega baik. Gue juga mau manja ke Vega' ucap Faris

'tapi Veganya ga mau ris, sadar' ucap Abdul

'iya makanya gue sadar diri aja haha'

'ayo ve mau nganterin ga sihhh, kalau ngga gue ga makan nih' ucap Given

'yaudah ayooo'

Vega berdiri dari kursinya, ia pun mengantar Given memilih makanan untuk sarapannya.
Butuh waktu lama untuk Given memilih, karena ia ingin semuanya. Vega yang sudah selesai dengan makanannya pun santai saja. Vega dan Given menjadi pusat perhatian karena tangan Given yang selalu menarik tangan Vega.

'ven, lu milih makan kayak milih jodoh. Lama' ucap Vega

'yaa sabar sihh veee gua tuh harus memilih yang tepat, kayak milih jodoh harus tepat. Dan terbukti, gua pilih lu kan'

'aduh receh. Hitungan ke lima belum nentuin makanan, gue tinggal'

'paskib banget apa ve, yaudah nih gua ambil ini aja deh'

Given pun telah memilih makanannya, dan mereka kembali ke meja dimana teman temannya berada.

've, kita duluan ke bis yaaa. Nanti kalo udah kelar nyusul,oke?' ucap Wulan sambil bangkit dari kursinya diikuti oleh adit,faris,daniel dan abdul.

'yaudah oke lan'

'duluan ye'

Dimeja tersisa Vega dan Given. Cukup bosan menunggu Given makan, Vega pun mengambil beberapa buah untuk ia makan menemani Given.

'lo udah makan ve?' tanya Given memecahkan keheningan

'udah barusan'

'sama ini ga?'

'engga tadi gue ambil nasi goreng'

'kalau gitu lu harus coba ini, asli ini enak ve' Given menyodorkan sesendok nasi beserta lauknya ke Vega.

'ih udah ga usah lo aja makan ven gua lagi makan buah'

'yaudah telen duly sih ve. Ayo Aaaaaaa' perilaku Given membuat siapapun yang ada disana memperhatikan mereka, tapi Given samasekali tidak peduli.

'ayo dong ve'

Akhirnya vega pun membuka mulutnya dan menerima suapan Given.

'asikkkkk, kalian pacaran apa?' Ega yang baru datang langsung membuat suasana menjadi sangat awkward.

'apansi ga' ucap Vega risih karena suara Ega yang nyaring..

'hmmm malu malu si vega, jujur aja sama ega. Kalian pacaran kannn,hayooo ngakuuu'

'ega, lo udah makan?' tanya Vega mengalihkan pembicaraan.

'wah belum nih ve. Mau nyuapin ya?'

'enak aja, yaudah lo ambil makan gih terus temenin given disini gue mau ke bis' ucap Vega sambil bangkit dari kursinya.

'eeeeh, gua udah selesai ve. Ke bis sama gua yuk' ucap Given.

'apaan itu belum abis'

'ya gua udah kenyang, yaudah yuk ke bis. Ga,duluan ya' Given menarik tangan Vega untuk pergi ke bis.

'oh iyaiya, sorry ganggu nih gua hahaha' ucap Ega.

Tujuan pertama hari ini adalah Universitas negri di Jogjakarta, ada yang antusias untuk mengetahui lebih jauh tentang universitas ini adapula yang hanya sekedar ikut saja.
Bedanya, terlihat dari posisi tempat duduknya. Mereka ditempatkan disuatu ruangan besar dengan banyak sekali kursi, dan yang menempati kursi depan ialah anak anak yang niat mengambil ilmu dari tujuan studytour ini. Sedangkan dibagian tengah sampai belakang, yaaa... Anak anak yang susah diatur.

'Ve, sini dong' ucap Given saat melihat Vega duduk dengan jarak beberapa bangku dengannya.

'ga ah disini aja sama wulan'

'yaudah' Given bangkit dari kursinya dan ia malah memilih duduk disamping Vega yang mayoritas disana perempuan.

'kok disini?cowok kan disana banyaknya' ucap Vega sambil menunjuk barisan laki laki.

'ya gapapa maunya disini protes aja sih' ucap Given dan Vega tidak menjawabnya lagi ia memilih mengalihkan pandangannya ke depan.

Presentasi tentang universitas sudah dimulai beberapa menit yang lalu, ruangan yang dingin dan tempat duduk nyaman membuat sebagian besar dari rombongan tertidur dikursinya.

'Ven' panggil Wulan mencolek lengan Given yang tertidur.

'hah??' Given sontak terbangun dan mencari siapa yang mencolek lengannya.

'liat tuh,peka kek' Wulan menunjuk Vega yang tertidur dengan posisi yang tidak enak, Given pun melihat kearah Vega dan merapikan rambut Vega. Tidak lama setelah itu, Given menaruh kepala Vega di bahunya. Lalu ia kembali tidur.

Wulan melihat hampir semua pasang mata melihat perilaku Given, terlebih sepasang mata tajam dan menerkam. Siapa lagi kalau bukan, Fera.

Ipa rasa IpsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang