52

847 24 1
                                    

Bel pulang sudah berbunyi 5menit yang lalu, classmeet hari ini sudah selesai dan siswa siswi berhamburan keluar gerbang. Vega masih didepan kelasnya bersandar pada tembok sedagu yang menghadap ke arah lapangan, Vega sedang menunggu teman temannya yang masih bertahan pada posisi tidur tiduran dikelas dan mereka memang menunggu semua murid keluar agar tidak berdesak desakan saat keluar gerbang.
Vega masih memikirkan perkataan Given tadi, secara tidak langsung Vega juga merasa jika ia pun dianggap seperti itu oleh Given. Hanya dengan Given menghampiri rumahnya, langsung luluh. Tapi Vega membenarkan, jika Given sudah datang ke rumahnya ia sangat senang dan tidak sampai hati untuk mengacuhkannya. Dan setiap kehadiran Given, Vega selalu merasa hangat karena sikap sikap Given yang sangat membuatnya nyaman.
Vega tidak tahu bagaimana caranya menghapuskan rasanya itu kepada Given, karena semakin ia menyayangi Given akan semakin sakit rasanya. Terlebih seperti sekarang ini, Given menaiki tangga dengan tubuh yang lemas dan wajah yang pucat. Serta gerakan gerakannya seperti menundukan kepala yang menunjukkan ia memang benar benar sakit. Ingin sekali rasanya Vega menghampirinya dan membantunya, namun ia masih kesal dengan Given. Namun, saat Given sudah menyerah untuk menaiki 5 anak tangga lagi Vega masuk kedalam kelas.

Given bersender di tangga dengan sangat lemas dan batuk, lalu Vega datang membawa jaket dan tas Given.

'Pegang tas lo'

Vega memberikan tas Given lalu ia memakaikan jaket ke tubuh Given, Given hanya memandangi Vega tanpa berkata apapun karena ia takut. Given tau sifat Vega, ia akan sangat baik jika dalam kondisi dan dengan seseorang yang baik. Namun Vega akan sangat dingin dan acuh jika dalam keadaan yang tidak baik. Dan menurut Given kini Vega sedang dalam keadaan yang sangat tidak baik. Namun ia heran, kenapa Vega masih mau membantunya.

'Tunggu sini'

Vega berlari menuruni anak tangga

'ABDUL!!! Sini!!' Vega meneriaki nama Abdul yang sedang berada di depan kelas IPS di sebrang. Abdul pun menghampiri Vega.

'Tuh temen lo udah setengah nyawanya, lo anterin balik ya' ucap Vega pada Abdul

'Tapi gue lagi mau latihan Ve'

'Entar gue yang izinin lagian cuman sebentar doang, lo ga kasian?kalo gue bisa bawa motor gue yang anter dul, kalo lo ga mau yaudah gapapa gue minta tolong yang lain aja'

'Yaudah iya Ve iyaa, buru Ven. Elo lemah banget sih, sama cewe aja lo bergaya terus' ucap Abdul sambil membantu Given berjalan.

'Cepet sembuh!' Vega menepuk bahu Given 2x dan mengatakan cepat sembuh, entah kenapa Vega sangat dingin mengatakannya namun dapat menembus hati Given yang merasa bersalah. Ia merasa Vega tetap peduli kepadanya walau ia tau Vega sedang sangat benci kepadanya. Setelah Given dibawa oleh Abdul, Vega langsung naik lagi ke kelas.

'Lo masih mau nyakitin tu cewe?tadi dia tu emosi di kantin tau ga sama gua karna ucapan lo, tapi dia masih mau peduli sama lo. Ven, Ven, itu otak diganti apaan si?lebih oon dari gue' ucap Abdul, Given tidak menanggapi karena ia sendiri juga bingung harus menjawab apa.

---

Kadang kita tidak tahu, bagaimana memberitahu hati agar ia berhenti.

Vega memposting kata kata itu di snapgramnya, ia sangat kesal pada dirinya sendiri.
Kenapa ia harus jatuh cinta sebegitu jatuhnya pada seseorang yang bahkan hanya bisa mematahkan sebegitu patahnya.
Kadang Vega berfikir untuk mengatakan semuanya kepada Given, namun ia terlalu takut. Takut jika Given semakin menjauh, takut jika Given dan dia menjadi canggung, takut jika Given akan ilfeel dengannya, takut jika Given tidak memiliki perasaan yang sama dan takut jika selama ini Given hanya sekedar bercanda kepadanya.
Vega juga belum siap untuk lebih patah daripada ini, cukup ia yang menyimpan perasaan yang besar ini sendiri.

***

Pagi ini hujan turun sangat deras, membuat siapapun malas untuk berangkat ke sekolah. Entah itu karena takut basah, takut lepek, dan takut beranjak dari tempat tidur.
Jam sudah menunjukan pukul 7 namun isi kelas IPA 1 masih sangat sepi, hanya ada 5 atau 6 orang yang sudah datang padahal bel masuk sudah berbunyi 15 menit yang lalu. Sesuai peraturan sekolah, kegiatan belajar mengajar akan berlangsung jika yang hadir 50% dari jumlah siswa. Dan kelas IPA 1 adalah kelas satu satunya yang belum memulai KBM karena dari 36 orang murid, yang ada dikelas hanya 6 orang.

'Ve, anterin ke kamar mandi yuk' ajak Ana yang sedari tadi mengeluh karena dingin. Memang cuacanya sangat dingin, tidak ada yang berani melepas jaket mereka.

'Yuk'

Ana dan Vega pun turun untuk menuju kamar mandi, Vega memasukan tangannya kedalam kantong jaket disisi sisinya. Ia sangat tidak suka jika telapak tangannya kedinginan.

'Ve, Given tuh'

Ana menunjuk kearah Given yang berjalan lunglai, sangat tidak layak untuk masuk sekolah dengan cuaca seperti ini.

'Yaudah biarin'

'Eh Ve!!'

Vega sedang malas untuk basa basi, namun saat Ana berteriak Vega langsung melihat ke arah Given yang hampir terpeleset. Vega pun menghampiri Given.

'Kalo belum sembuh jangan masuk sekolah, Na. Gapapa ya ke toilet sendiri?' Vega sudah memegang tangan Given untuk membantunya berjalan.

'Iya gapapa Ve kasian itu si Given kalo tadi jatoh udah wassalam dah'

'Ana ngmgnya, yaudah ya gue ke atas na'

'Iya Ve'

Vega menuntun Given untuk masuk kelas, Given sangat merasa bersalah saat ini.

'Ve'

Vega hanya menjawab dengan menaikan kepalanya kearah Given

'Sorry ya kemaren gua ngmgnya bikin lo ngerasa marah sama gua, tapi maksud gua ga gitu ko Ve'

'Udah ga usah dibahas lah'

'Iya iya, lo kenapa baik banget sama gua sih Ve?'

'Baik ke orang jahat itu ga ada salahnya kan?'

'Buset dahhhh gua dibilang jahat, gua lagi sakit tau Ve'

'Gausah manja kalo sakit, dan gausah manja ke gua. Cewek lu kan banyak, manja dah sono satu satu'

'Ah lu mah Ve'

Vega memilih untuk tidak menjawabnya karena ia takut bertambah kesal kepada Given, ia mengantar Given ke tempat duduknya. Lalu ia duduk ditempatnya.

'Ih ngapain si'

Given menghampiri Vega dan duduk disamping Vega

'Napa ve dingin di tempat gua'

'Ya gausah ditempat gua juga ven'

'Kan anget ada lu'

'Apaan si lu ga mempan rayuan lu buat gua'

'Ahhh bodoo lah dibilang ngerayu juga orang bener kok udah diem ah gua mau bobo'

Given menarik tangan kanan Vega lalu Given membuat tangan Vega sebagai alas untuk tidur di meja. Vega tidak bisa bergerak karena Given menahan tangannya.

'Ih gua ga bisa gerak'

'Gapapa ve ih 15 menit aja gua pengen tidur ditangan lu' ucap Given dengan mata terpejam.

Akhirnya Vega hanya diam memandang wajah tenang Given diatas tangannya, ingin sekali tangan kiri Vega memegang kepala Given namun ia sadar ia hanya teman. Tidak lebih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 04, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ipa rasa IpsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang