Bufonophobia

735 49 0
                                    

Sebagai laki-laki tulen yang gentleman, cerdas, kuat, rajin sholat dan mengaji serta anti riba, Habibi nyaris tak takut pada binatang apapun. Takut itu hanya sama Allah, itu prinsipnya. Dia bisa dengan gagah membasmi tikus, biawak dan musang yang suka silaturrahim ke rumah mereka. Maklum, rumah mereka di pinggir perkampungan yang masih banyak semak belukar. Bahkan Habibi bisa mengatasi seorang diri saat seekor ular pohon masuk ke kamar tidur Aymard. Sang ular yang tersesat dan tak tahu arah jalan pulang itu digetok pakai bambu hingga kliyengan lalu dilempar kembali ke semak belukar.

Nyaris tak ada yang membuat Habibi takut.
Nyaris.
Kecuali satu.
Kodok.

Dulu.. Duluu banget, Oni nggak tahu bahwa sang lelaki pujaan hati takut sama kodok. Dia baru ngeh saat seekor kodok bancet (kodok kecil yang bisa lompat naujubileh tingginya) masuk ke rumah mereka di hari kedua mereka menikah. Waktu itu Habibi refleks meloncat, nangkring manis di atas sofa, gemetar kayak anak perawan di malam pertama. Sementara si kodok sedang melawan sengit pada Oni yang mengayunkan sapu rumah.

"Kodok aja kok takut sih, Chagi-ya."

"Bukan takut. Geli! Shu shu! Usir jauh-jauh, dek!"

"Ah, waktu taaruf nggak ada bilang takut kodok."

"Kamu nggak nanya. Lagian kalo aku bilang, nanti kamu nggak mau nikah sama aku."

Oni mencibir lalu menjebak si kodok ke sudut. Pelan ia berjongkok lalu menangkupkan toples kecil ke atasnya, menyendok si kodok dengan bibir toples lalu menutupnya segera. Dengan seringai kemenangan ia mengacungkan si kodok ke wajah Habibi.

" AAAARRGGHHHH!!!! Buang! Buang jauh! Hiiiihhh... Shu! Shu!" Dengan muka merah pias ketakutan Habibi meloncat dari sofa dan melipir ke sudut ruang tamu. Oni terbahak-bahak melihat suaminya.

"Iya iya aku buang. Dengan satu syarat. Janji mau penuhi syaratku, Chagi-ya?"

"Iya iya iya! Janji!"

"No poligami selama kamu nikah sama aku."

"Whatt?! Poligami itu udah diatur syariat ya. Jangan bawa-bawa kodok dalam poligami. Aku nggak setuju."

"Ish. Tadi katanya mau nurutin syaratku. Ya udah, nggak usah itu. Belikan kebab Turki yang restonya di sebelah warung Pakde selama seminggu penuh. Deal? Kalo nggak kodoknya bebas nih."

"Ah! Jangan! Iya iya iya, kebab Turki seminggu. Deal! Buang kodoknya jauh-jauh. Cepetan, adeek!"

Oni tertawa jumawa lalu membawa si kodok malang ke selokan di ujung gang. Nggak tega juga ngelihat Habibi gemetaran gitu. Oni tahu sekarang apa senjata pamungkas menaklukkan Habibi.

#*#*#*#*

Double A belum bisa update ya.. Maafkeun. Dua minggu ini beneran hectic banget. Ada kerjaan yang deadline nya mepet, nggak bisa disambi huhuhu.. 😵🤒😭

After Sonshine (Sequel The Sonshine-Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang