Habi tuh ya, kalo udah cemburu sama anaknya, nggak tanggung-tanggung. Udah mirip ABG labil. Menurutnya cuma Aymard yang bisa membuat Oni jadi bucin sejati dan melupakan dia. Padahal,
"Abi kan pengen sama Bunda juga. Gantian lah," ujarnya sambil menepis tangan Aymard yang membelit pinggang Oni. Aymard segera mendekap Oni lebih erat, menyurukkan kepala ke perutnya.
"Nggak. Ini giliran Aymard, lah. Abi kan udah tadi malam."
Oni jantungan, Habi tersedak liurnya sendiri.
Oi, dari mana anak ini tahu soal semalam?
"Ck. Aymard tuh mau monopoli aja."
"Aymard nih anak-anak. Makanya Abi ngalah."
"Abi juga anak-anak, lah kalo gitu." Habibi mulai halu.
"Aymard baru tujuh tahun."
"Abi dua tahun!"
Aymard cemberut, lalu menatap emaknya yang dari tadi diem aja, efek sesak napas dibekep anaknya.
"Nda, gimana perasaan Bunda?"
"Hm? Perasaan apa?"
"Nyesel nggak, punya suami kayak," dia mengedik ke arah bapaknya, "gitu?"
Oni ngakak berat.
Mo nyesel juga telat lah emakmu, Mard. Udah kadung cinta dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Sonshine (Sequel The Sonshine-Complete)
Short Story#12-diary (26/6/19) #6-flashfiction (29/7/19) Keluarga Sonshine yang cerah ceria kayak sinar matahari. Mamah muda yang absurd Papah kece yang sering linglung Anak laki-laki yang..yang..yang sabar ya Nak.. *pukpukpuk*
