Habibi menimang sebuah alat pelubang kertas sambil melirik ke arah Aymard yang asyik bermain manik-manik.
"Kalo baju Aymard dibolongin pake alat ini bisa nggak ya?"
"Coba aja," jawab Oni cuek.
"Nggak ah, nanti rusak bajunya kan sayang," dia nyengir.
"Ngg.. Kalo rambut chagi dimasukin ke alat ini bisa terpotong nggak ya?" Oni mulai absurd.
"Coba aja," suaminya lebih absurd.
Maka Oni mengambil sejumput rambut Habi yang menjuntai di keningnya lalu menjejalkan ke sela pelubang kertas, kemudian menekan alat itu. Berharap mendengar suara 'kres kres' dari rambut yang terpotong. Eh tapi kok macet ya?
" Eh, nyangkut nih, Chagi-ya."
"HAH?!?! Serius dek.. Buka coba pelubangnya," Habibi duduk tegak, mulai waspada. Oni membuka alat itu dengan satu tangan. Lalu dua tangan.
"HUAAAA!!! Nggak bisa dibuka, Chagi-ya! Coba Adek tarik aja ya,"
"Awww! Sakit itu!"
"Haduh gimana nih. Bentar Adek usahain dulu."
Drama begins. Oni menarik, Habibi menjerit. Oni menekan, Habibi protes. Oni mencongkel si pelubang dengan obeng, Habibi histeris!
"Kita gunting aja ya rambutnya. Dikiiitt aja, daripada nyangkut." Maka berguguran lah rambut Habibi diiringi suara 'kres kres' dari gunting dan jeritan pilu dari pemiliknya.
"Haaduuhhh.. Jadi botaaak bagian depan kepalaku. Mana Senin ini upacara gabungan lagi di sekolah.. Adeeekkkk!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
After Sonshine (Sequel The Sonshine-Complete)
Krótkie Opowiadania#12-diary (26/6/19) #6-flashfiction (29/7/19) Keluarga Sonshine yang cerah ceria kayak sinar matahari. Mamah muda yang absurd Papah kece yang sering linglung Anak laki-laki yang..yang..yang sabar ya Nak.. *pukpukpuk*