Ketuker

439 43 6
                                    

Kerja di dua tempat berbeda memang bisa bikin pusing kepala. Coba deh tanya Habibi kalo nggak percaya. Padahal dia mah sama-sama ngajar. Cuma di dua tempat berbeda saja.

Hari Minggu, Habi udah siap pakai batik cokelat yang keren dan celana bahan.

"Hari ini ada pertemuan majelis guru sama penilik sekolah di kantor yayasan. Sampe jam dua belas kayaknya."

Oni manggut-manggut. Walaupun bingung juga, kenapa pertemuan resmi malah diadain pas hari libur, yak?

"Besok ikut upacara pagi, Chagi?"

"Mm.. Nggak. Besok ada jadwal ketemu sama mahasiswa bimbingan jam sembilan pagi. Adek tolong ingetin, ya."

Sesudah cium tangan cium dahi cium pipi sama istri, Habibi melenggang pergi. Oni lanjut beberes sambil nunggu tukang sayur lewat. Mendadak satu jam kemudian WA Habibi masuk.

"Dek, Abi salah acara. Ini bukan  pertemuan dengan penilik, tapi manasik haji sama promo travel umroh. Aduh, pengen keluar tapi nggak bisa."

Oni melongo, sambil melihat foto yang dikirimkan suaminya. Lantas cekikikan.

"Chagi, itu semua pake putih-putih. Chagi salah kostum."

"Auk ah. Kasih akal gitu biar bisa keluar."

"Ya udah izin ke toilet aja, trus kabur ke parkiran, naik motor, cabut deh."

"Good idea. Gamshamnida, Adek.."

Oni geleng-geleng lantas menaruh ponsel dan lanjut memasak. Tak lama pintu ruang tamu diketuk. Seorang gadis muda berdiri kikuk di teras.

"Eum.. Maaf Bu, saya Lana. Hari ini janji ketemu sama Pak Habibi, bimbingan skripsi," dia berujar pelan.

"Lho? Bukannya besok, ya? Jam sembilan pagi?"

"Bukan, Bu. Kata Bapak besok pagi beliau ada acara pertemuan gitu.."

Oni terkekeh lantas tepok jidat. Menyuruh si gadis masuk ke dalam rumah, lalu mengetik pesan  ke suaminya.

"Chagi, jadwalnya kebalik, ya? Hari ini bimbingan skripsi, besok pertemuan di yayasan. Ya kan? Ini mahasiswanya udah nunggu di ruang tamu."

Tak ada jawaban, mungkin Habi lagi di jalan. Oni membuatkan  minum untuk Lana.

"Tunggu sebentar, ya. Bapak lagi di jalan. Sekali ini jadwalnya ketuker, makanya telat hehe.."

"Eung, sebenarnya sering sih Bu, Bapak ketuker jadwalnya. Kami sih sudah biasa," Lana nyengir gugup.

Oni mengangkat alis, permisi masuk kamar, lalu melirik agenda Habi sambil menahan senyum. Masih ya, Pak Habi mirip Lang Ling Lung. Kayaknya sekarang jadwalnya harus ditempel di dinding.

After Sonshine (Sequel The Sonshine-Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang