Saat menonton pertandingan bola di TV, Aymard bolak-balik melihat ke arah kaki Oni. Penasaran, akhirnya dia nanya.
"Nda, kaki pemain bolanya lebih besar apa lebih kecil dari kaki Bunda?"
"Hampir sama kayaknya," jawab Oni cuek.
"Kalo kaki Abi ni?" Aymard menunjuk kaki Habib yang ramping.
"Ooh, kaki Abi mah kayak biji padi. Impian Bunda itu mah."
"Tukar aja," Aymard absurd.
"Ah, jangan lah. Mana sanggup kaki ini menopang badan Adek," sergah Habib.
"ADEK NGGAK SEGEMUK ITU YA, CHAGI!" Oni cemberut terus masuk kamar.
Habibi garuk-garuk tengkuk. Padahal kan Oni nggak lagi dapet. Sensitif amat, sih.
Tidur di ruang tamu deh, malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Sonshine (Sequel The Sonshine-Complete)
Short Story#12-diary (26/6/19) #6-flashfiction (29/7/19) Keluarga Sonshine yang cerah ceria kayak sinar matahari. Mamah muda yang absurd Papah kece yang sering linglung Anak laki-laki yang..yang..yang sabar ya Nak.. *pukpukpuk*