Biasanya, sejak Aymard bayi, Habibi rutin bacain murotal Al Quran sebelum Aymard tidur. Sesudah ada Oni, tugas itu berbalik ke Oni. Termasuk mendongengkan, murojaah, deelel, deesbe.
Tapi beberapa bulan belakangan, Aymard kayaknya lebih tertarik pada suara merdu nan syahdu milik Om Muzammil Hasballah. Jadilah emak bapaknya resign sementara sebagai pembaca murotal buat Aymard.
Malam ini seperti biasa, Aymard tidur di kamarnya setelah disetelkan murotal Om Muzammil. Tapi mungkin karena hujan deras di luar, dia juga pengen ditemani Oni.
"Bunda, tidur sama Aymard dulu ya. Ya.."
"Iya, boleh. Abi juga sama Aymard?"
"Nggak, Abi di kamar Abi aja. Kita bertiga aja."
Oni cengo. Bertiga katanya? Aymard segera beralih ke Habibi yang berdiri di ambang pintu.
"Abi, maaf ya. Malam ini Abi bobo sendiri dulu. Aymard mau tidur sama Bunda dan Om Muzammil dulu, ya."
Habi melongo, ngelus dada sambil meringis bingung. "Kok kesannya kayak.."
Astaga Aymard.. Bahasamu ambigu banget, Nak. Huxhux..
Sabar ya Pak Dosen.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Sonshine (Sequel The Sonshine-Complete)
Short Story#12-diary (26/6/19) #6-flashfiction (29/7/19) Keluarga Sonshine yang cerah ceria kayak sinar matahari. Mamah muda yang absurd Papah kece yang sering linglung Anak laki-laki yang..yang..yang sabar ya Nak.. *pukpukpuk*