29. Truth-2 [Her]

9K 786 91
                                    

' I call you her... '

' Cause you my tear... '

●●●

Tit... Tit... Tit...

Tit... Tit Tit... Tit...

Suara alat pendeteksi jantung yang berbunyi nyaring tepat di samping ranjang rawat seorang pemuda yang masih tampak menutup kedua matanya rapat itu, kini secara samar dan perlahan, mulai terdengar di telinga pemuda ini.

Seolah dirinya perlahan-lahan naik dan naik dari dasar laut dalam nan gelap yang sangat tenang, dengan suara alat pendeteksi jantung itu sebagai sumber suara yang akan ditujunya di atas permukaan itu.

Tit... Tit... Tit...

Suara itu semakin dan semakin jelas...

Seiring dengan tubuhnya yang semakin terangkat ke atas permukaan...

Namun ketika sudah melewati batas pertengahan...

Tiba-tiba...

SREKK

Sulur-sulur tumbuhan yang entah datangnya dari mana itu, tiba-tiba menjerat kakinya dengan kencang, lalu menarik tubuhnya kembali ke dalam lautan gelap itu dengan cepat.

Pemuda itu, yang sadar bahwa dirinya kini sedang ditarik kembali ke dasar lautan itu, langsung memberontak keras sambil berusaha untuk tetap berenang ke atas itu.

TIT TIT TIT TIT

Semakin keras berontakan pemuda itu, semakin keras pula suara pendeteksi detak jantung yang berada di permukaan itu. Dan semakin dalam pula ia kembali tertarik.

Pemuda itu menyentuh lehernya cepat begitu merasakan persediaan oksigennya mulai menipis. Padahal tadi, ia tak merasa kesusahan bernafas sedikitpun saat naik.

TIT TIT TIT TIT

Ia kembali memberontak keras, berusaha untuk lepas dari sulur-sulur tumbuhan mematikan itu. Namun seberapa keras pun ia mencoba, tak ada gunannya. Justru tumbuhan-tumbuhan itu semakin melilit kakinya, dan menariknya dalam. Nafasnya kini sudah tak bisa diajak berkompromi lagi.

Tubuhnya pun mulai melemas dengan perlahan. Pandangannya mulai mengabur, seiring dengan tubuhnya yang terus tertarik semakin dalam itu. Tangannya diangkat ke arah permukaan yang terlihat semakin jauh itu.

Dan dengan sisa tenaga akhirnya... yang ia percaya sebelum dirinya mengalami kematian. Ia mengucapakan...

" Tolong... "


BYURR


Keajaiban.

Itulah hal yang pemuda ini pertama kali fikirkan sesaat setelah menutup matanya itu. Karena tepat setelah sedetik ia mengucapkan perkataannya itu, secara sekilas, ia dapat melihat dengan samar seseorang yang masuk ke dalam air, dan menyelam ke arahnya dengan cepat itu.

GREP

Entah ini mimpi atau nyata, ia tak yakin. Namun jika ini disebut mimpi, maka ini terlalu nyata baginya. Genggaman seseorang itu terasa begitu nyata dan asli. Menariknya yang sudah tak dapat bergerak lagi itu dengan begitu mudahnya hingga terlepas dari lilitan tumbuhan-tumbuhan sialan yang melilitnya tadi itu.

Spring DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang