[AKAN SEGERA DIBUKUKAN]
Peraturannya hanya satu; jangan percaya pada siapapun, sekalipun itu sekutumu sendiri.
#259 in fanfiction [08.04.2018]
Warning! lowercase indside, brothership, mystery/thriller, dark, angst, lil bit bromance.
[Inspirated by H...
chan sudah terbangun saat pria berjubah hitam yang duduk di balik kemudi mengendarai bus mini masuk melewati gerbang kokoh nan megah namun terkesan mengerikan.
tak jauh di depannya, sebuah bangunan yang menyerupai kastil menyambut kedatangannya. di atas bangunan itu tercetak dengan jelas sebuah ukiran berwarna merah api yang tampak begitu mengerikan; hellevator.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"sudah sampai," ucap sang pria berjubah hitam yang duduk di seberang chan setelah bus berhenti.
chan menoleh pada pria itu, tapi pria itu tak balas menatapnya. bahkan chan tak dapat melihat wajah pria itu sejak pertama kali duduk di dalam bus ini karena jubah hitam yang menutupi seluruh tubuh pria itu dari ujung kepala sampai ujung kaki.
karena tak dapat melakukan kontak mata dengan pria itu, chan berdiri dari duduknya dan berjalan menuju bagian belakang bus untuk membangunkan kedelapan temannya yang sedang tertidur. hanya jisung dan jeongin yang tidak tidur. maka dari itu, jeongin membantu chan membangunkan mereka. berbeda dengan jisung yang langsung turun dari bus tanpa memedulikan teman-temannya yang lain.
chan dan felix menjadi orang terakhir yang turun dari bus. namun tepat sebelum pintu bus tertutup, sang pria berjubah hitam akhirnya menoleh pada chan dan felix sambil berucap pelan.
"selamat menikmati permainan ini, anak-anak."
chan dan felix refleks menoleh ke belakang dan tertegun begitu melihat pria berjubah hitam yang duduk di balik kemudi itu rupanya... tidak berkepala.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(visualisasi sang pria berjubah hitam, tapi abaikan gambar pistol)
tubuh felix mendadak jatuh terhuyung. untungnya chan dengan sigap menahannya. sampai bus itu pergi meninggalkan mereka, felix masih belum mendapatkan tenaganya kembali karena melihat manusia tanpa kepala mengendarai bus dan berbicara padanya.
"ini pasti mimpi kan, kak?" ujar lelaki yang lebih muda dari chan itu.
"kuharap juga begitu," balas chan pelan, sebelum mengambil botol minum dari dalam tas dan menyodorkannya pada felix untuk menenangkan lelaki itu.
"ayo, kita masuk sekarang," jisung mengomando yang lain untuk segera bergegas.
langit mulai berubah gelap ketika chan dan kedelapan temannya bergerak memasuki bangunan tersebut.
tempat yang mereka tempati sebelumnya memang merupakan neraka bagi mereka. tak ada kesempatan untuk merasa bahagia, melainkan hanya tekanan, penderitaan, cacian, dan makian yang mereka jalani di sana. itu sebabnya mereka semua memutuskan untuk mengakhirinya dan pergi ke tempat ini (mungkin kecuali hyunjin). namun sebenarnya tempat yang mereka kunjungi saat ini lebih bisa disebut sebagai neraka yang sesungguhnya.
kobaran api mendadak menyala dari kedua ujung pintu, seakan menyambut kedatangan mereka ketika mereka melewati pintu utama bangunan tersebut.
chan yang saat itu masih menuntun felix untuk membantunya berjalan merasakan sentakan yang hebat dari lelaki yang lebih muda darinya itu. ketika chan menoleh, dia melihat wajah felix semakin pucat.
"kamu gapapa?" tanya chan khawatir pada felix.
felix menggeleng, tanda bahwa ia tidak apa-apa. tapi chan tahu kalau lelaki itu berbohong.
sebenarnya chan tidak mengerti dengan felix. lelaki itu (bersama jisung) adalah orang pertama yang memberi ide untuk pergi ke tempat maut ini. namun ternyata malah lelaki itu pula (kali ini tanpa jisung) yang menjadi orang pertama yang merasa takut setelah tiba di tempat ini.
"kalau kamu takut, pulang saja, felix," tambah chan.
tapi felix tidak menjawab. chan juga tidak berkomentar lagi. mereka hanya meneruskan perjalanan melewati lorong gelap. minho datang mendekatinya dan felix, lalu membantu chan menuntun felix. mereka bertiga kini berpegangan tangan dengan posisi felix yang berada di tengah.
semakin menjauh dari pintu utama, lorong semakin gelap dan terasa mencekam. hanya ada obor kecil yang menempel di tembok kanan dan kiri mereka pada setiap jarak 10 meter.
jeongin mendekat pada chan. tangannya lantas melingkar pada lengan chan. di sebelah jeongin, sudah ada seungmin yang rupanya lengannya juga sudah dikunci dengan erat dalam lingkaran tangan jeongin.
jisung masih mengomando di depan, bersama woojin yang berada di sebelahnya. juga ada changbin dan hyunjin yang berdiri di belakang mereka. namun begitu changbin dan hyunjin menoleh ke belakang, changbin langsung merapatkan diri pada minho yang berdiri di ujung kanan, sementara hyunjin merapatkan diri pada seungmin yang berdiri di ujung kiri.
kini tak hanya chan, felix, dan minho yang berpegangan tangan dan jalan beriringan. melainkan hyunjin-seungmin-jeongin-chan-felix-minho-changbin secara berurutan dari ujung kiri, kini berjalan bersama sambil berpegangan tangan.
ketika woojin menoleh ke belakang dan mendapati ketujuh temannya saling berpegangan tangan, woojin langsung merapatkan diri pada jisung dan meraih tangan lelaki itu untuk berpegangan tangan. awalnya jisung menolak (dia paling tidak suka melakukan skinship), namun pada akhirnya dia merasa pasrah setelah melihat ketujuh teman di belakangnya juga saling berpegangan tangan.
tak ada yang bersuara sepanjang perjalanan menelusuri lorong. hanya suara langkah kaki mereka yang terdengar menggema di sana.
hingga akhirnya mereka berhenti melangkah tepat di depan sebuah elevator di ujung lorong.
chan memandangi elevator di depannya yang diterangi oleh cahaya temaram dari lampu berwarna merah yang terdapat di dalamnya.
inilah tujuan akhir mereka yang sesungguhnya.
"selamat datang di permainan hellevator!"
××
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
dugaan meleset dikit, guys. ternyata yang keluar duluan felix bukan jisung. but, it's okay, liat hyunjin aja udah cukup bikin gue modyaar.