".... jadi, silakan tentukan pilihanmu sekarang."
suara itu masih bergema, seiring dengan terbukanya kembali pintu elevator.
sembilan lelaki yang kini berdiri di depan pintu elevator itu masih tertegun, seakan tak percaya dengan apa yang mereka lihat dan alami sekarang.
terlebih jisung dan hyunjin, yang masih belum memahami apa yang sebenarnya terjadi.
"jangan masuk ke sana," sampai akhirnya suara chan menginterupsi di belakang. "jangan mengikuti permainan ini."
jisung, hyunjin, dan woojin yang berdiri di barisan paling depan langsung melangkah mundur beberapa langkah dengan wajah tertegun.
"kita harus pergi dari sini sekarang," ucap chan, lalu mengomando member lain untuk berbalik.
yang lain hanya mengangguk dan mengikuti chan. namun tidak untuk jisung dan hyunjin yang masih tertegun di tempat.
bahkan woojin dan chan perlu untuk menuntun keduanya berjalan menelusuri sepanjang lorong gelap menuju pintu keluar.
"apa yang sebenarnya terjadi?" tanya hyunjin dengan suara terpekur.
"jadi... ini semua hanya mimpi?" jisung mengeluarkan suara pikiran yang sama.
chan yang berdiri di sebelah jisung tersenyum. "itu bukan mimpi, jisung. itu hanya ilusi. ilusi tentang masa depan yang akan terjadi apabila kita masuk ke sana."
"dikatakan bukan mimpi karena bukan hanya kamu yang seolah merasakannya, tapi kita semua juga," woojin menambahkan.
"tapi kenapa rasanya seperti nyata sekali?"
chan menggenggam tangan jisung. ia tersenyum pada lelaki itu, menenangkannya bahwa semuanya akan baik-baik saja.
tatapan jisung kemudian bertemu dengan hyunjin. lelaki itu masih menunjukkan wajah tertegun, seolah tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. namun kemudian, sebuah senyuman lega terlukis di bibir hyunjin.
ia benar-benar merasa lega kalau ini hanyalah ilusi.
ia benar-benar merasa lega kalau ia tidak akan mati dan teman-temannya masih hidup.
"luar biasa!" felix yang berjalan di depan kemudian berdecak. "aku mati dengan cara yang mengerikan."
"lebih seram mana dengan tubuhku yang dipelintir mesin raksasa," sahut woojin.
"hey! tubuhku terjepit dan kepalaku putus loh!" changbin tak mau kalah.
"aku dibunuh kak seungmin," ucap jeongin yang masih tak percaya.
seungmin yang berjalan di sebelah lelaki itu langsung memeluk jeongin. "itu hanya ilusi, jeongin. jangan dendam padaku."
"sudahlah, teman-teman, jangan bahas itu! kalian mau itu benar-benar terjadi?!" sahut chan.
yang lain tidak menjawab, hanya bergidik ngeri.
"yang penting adalah kita harus lekas pergi dari sini!" kata chan mengomando yang lain untuk berjalan lebih cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] The Games; Hellevator (Stray Kids) ✔
Hayran Kurgu[AKAN SEGERA DIBUKUKAN] Peraturannya hanya satu; jangan percaya pada siapapun, sekalipun itu sekutumu sendiri. #259 in fanfiction [08.04.2018] Warning! lowercase indside, brothership, mystery/thriller, dark, angst, lil bit bromance. [Inspirated by H...