hyunjin terpekur.
bahkan ketika darah seungmin muncrat mengenai wajahnya, hyunjin masih terpekur dengan tubuh kaku. sementara pandangannya mengarah pada tubuh seungmin yang kini dibanjiri oleh darah.
di belakang hyunjin, jisung juga sama terpekurnya.
bahkan tubuhnya sampai ambruk ke bawah ketika untuk yang kedua kalinya ia melihat temannya mati di depan matanya. oh, ralat. tiga kali. ia melupakan jeongin yang kini juga sudah tergolek tak bernyawa di lantai hellevator.
"h-hyunjin... apa yang kamu lakukan..." ucapnya syok. matanya berkaca-kaca menatap tubuh seungmin yang tergolek kaku di sana.
sementara hyunjin memandangi kedua tangannya dengan tatapan tidak percaya. pandangannya bergetar, benar-benar tidak percaya dengan kedua tangannya yang mendorong tubuh seungmin hingga lelaki itu tertancap oleh stalaktit.
"kenapa kamu mendorong seungmin, hyunjin?" jisung mulai terisak, bahkan badannya sampai merunduk hingga kepalanya menyentuh lantai, menyembunyikan tangisannya di sana.
hyunjin tidak merespon. ia masih menatap kedua tangannya dengan tatapan tidak percaya sampai-sampai tangannya gemetar. pandangannya perlahan mengabur karena air mata yang kini bergelayut di pelupuk. hingga akhirnya air itu mengalir begitu saja.
"kenapa kamu tidak membiarkan dia membunuhku saja? kenapa, hyunjin, kenapaaaa?" jerit jisung sambil terisak.
tubuh hyunjin kini ambruk di lantai. ia memejamkan matanya dan membiarkan air matanya mengalir deras tanpa ada isakan yang keluar dari bibirnya.
"apa yang harus kita lakukan sekarang?" sementara di belakangnya jisung masih terisak dengan suara yang teredam akibat wajahnya yang disembunyikan.
hyunjin masih tidak merespon apapun. ia masih merasa syok pada dirinya sendiri, menyalahkan dirinya sendiri akibat kematian seungmin.
hingga beberapa menit kemudian, hanya suara isak tangislah yang terdengar.
sampai akhirnya hyunjin bergerak untuk berdiri. ia menggigit bibirnya keras-keras ketika melangkahkan kakinya mendekati seungmin, lalu meraih pisau di tangan seungmin yang berlumuran darah jeongin.
setelah itu, hyunjin kembali berbalik, melangkah mendekati jisung yang kini duduk bersandar di tembok dengan tatapan kosong.
jisung baru mendongakkan kepala ketika hyunjin berdiri tepat di depannya dan memberikan pisau padanya.
"bunuh aku, jisung," ucap hyunjin dengan ekspresi datar.
jisung terpekur. ia menatap hyunjin dengan tatapan tak percaya. "apa maksudmu?"
"aku telah membunuh seungmin," suara hyunjin kini terdengar bergetar. "jadi tolong bunuh aku sekarang."
jisung menjambak rambutnya frustrasi sebelum bergerak untuk berdiri berhadapan dengan hyunjin.
"sudah kubilang padamu, kamulah yang seharusnya membunuhku, hwang hyunjin," ucap jisung.
"hanya ada satu pemenang yang selamat, jisung."
"kamulah orangnya, hyunjin."
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] The Games; Hellevator (Stray Kids) ✔
Fanfiction[AKAN SEGERA DIBUKUKAN] Peraturannya hanya satu; jangan percaya pada siapapun, sekalipun itu sekutumu sendiri. #259 in fanfiction [08.04.2018] Warning! lowercase indside, brothership, mystery/thriller, dark, angst, lil bit bromance. [Inspirated by H...