gelap.
hanya kegelapan yang dapat minho lihat setelah seluruh obor di sepanjang lorong mendadak padam.
kepalanya celingukan, mencari keberadaan changbin dan felix yang entah berada di mana. tapi percuma. tak ada apapun yang bisa dilihat oleh matanya sekarang.
"changbin? felix?"
tangan minho gemetar, mencoba menggapai keberadaan changbin dan felix yang seingatnya ada di belakangnya.
"kumohon bersuaralah!" bibirnya juga gemetar saat berucap demikian.
minho benar-benar membenci situasi ini. dia benci kegelapan. dia benci ketika dirinya ketakutan setengah mati. tapi dia lebih benci lagi ketika dia merasa takut di depan kedua lelaki yang lebih muda darinya.
"aku di sini kak," suara changbin kemudian terdengar tak jauh di dekatnya.
"changbin? kamu di mana? apakah baik-baik saja?" minho tampak khawatir.
"khawatirkanlah dirimu sendiri," ucap changbin. dia tahu kalau minho sedang ketakutan sekarang. "jangan ke mana-mana dan diamlah di tempat. aku sedang mencari senter di tasku."
"di mana felix?"
changbin tak menjawab pertanyaan minho, tangannya sibuk mencari senter yang seingatnya sudah ia siapkan di dalam tas.
"felix, bersuaralah!" pinta minho.
tak ada suara apapun.
"felix?"
masih tak ada suara apapun.
"kumohon bersuaralah, felix!"
"aaaaaaakh!" tiba-tiba saja terdengar suara teriakan felix dari belakang.
"felix!" minho dan changbin refleks berteriak.
tapi felix tak sempat menyahut.
karena...
"aaaaaaaaaakkhhh!" suara felix yang kesakitan kembali terdengar dan semakin menjauh.
kini tak hanya suara teriakan felix yang terdengar, tapi juga suara debuman, erangan, dan juga... sayatan.
"jangan, kumoh-aaaaaakkhhh!"
"felix, apa yang terjadi?!" teriak minho. ia meremat rambutnya frustrasi karena tak bisa melihat apa yang sedang terjadi pada felix sekarang.
sementara changbin semakin kesal pada dirinya sendiri karena tak kunjung menemukan senternya di dalam tas.
brak!
srrrrrtttt-
"aaaaaakkkkhh-t-toloong-aakh!!"
brak!
srrttt-
brak!
suara-suara itu bermain di telinga minho dan changbin, membuat keduanya semakin panik. semntara suara teriakan felix semakin terdengar kesakitan.
"aaaakkh-mpun, ampun-aaaaakkh!"
"dapat!" changbin menemukan senternya dan segera menyalakannya.
brak!
tepat ketika senter menyala, tubuh felix terjatuh dari udara tak jauh dari posisi minho dan changbin.
"felix!"
minho dan changbin refleks berlari, menghampiri felix yang terbaring tak berdaya dengan posisi menelungkup.
dan betapa terkejutnya keduanya ketika melihat kepala felix yang penuh darah dan juga baju yang dikenakan lelaki itu kini penuh sobekan di mana-mana dengan luka sayatan yang terbuka pada kulit.
changbin mengangkat kepala felix, memangkunya di atas pangkuan tak peduli seberapa banyak darah yang mengalir dari pelipis lelaki itu. sementara felix hanya memandang changbin dan minho dengan tatapan lemah dan tak bertenaga.
melihat kondisi felix yang seperti itu, barulah minho menyadari bahwa... permainan sudah dimulai!
××
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] The Games; Hellevator (Stray Kids) ✔
Fanfic[AKAN SEGERA DIBUKUKAN] Peraturannya hanya satu; jangan percaya pada siapapun, sekalipun itu sekutumu sendiri. #259 in fanfiction [08.04.2018] Warning! lowercase indside, brothership, mystery/thriller, dark, angst, lil bit bromance. [Inspirated by H...