hening.
kini, hanya ada keheningan yang tersisa.
jisung duduk bersandar di tembok, dengan pemandangan ketiga jasad tak bernyawa di depannya.
satu orang yang tergolek di lantai dengan luka tusuk di leher, dan dua orang lainnya yang tergantung dengan luka sayatan dan tubuh hancur di balik pintu yang terbuka.
di sebelah jisung, ada hyunjin yang juga terdiam memandangi ketiga temannya yang kini sudah tak bernyawa.
air mata keduanya sudah kering. lelah menangisi kepergian minho yang entah kenapa terasa begitu menyakitkan bagi mereka.
kini, keduanya hanya bisa terdiam, dengan pandangan terluka dan wajah berduka.
sampai akhirnya jisung yang mulai bersuara,
"siapa yang akan mati berikutnya?"
di sebelahnya, hyunjin mendesah panjang. "aku tidak tahu. sudah tidak ada petunjuk lagi."
jisung memejamkan mata, membiarkan air matanya kembali mengalir tanpa ada isakan yang keluar.
hyunjin memang benar, sudah tak ada petunjuk lagi tentang siapa yang akan mati berikutnya. bahkan untuk kematian minho saja, mereka sama sekali tak mendapatkan petunjuk apapun.
"aku tak ingin kehilangan mereka," ucap jisung lirih dengan mata terpejam dan air mata yang masih mengalir.
hyunjin tahu maksudnya. mereka yang dimaksud jisung adalah jeongin dan seungmin. karena hanya kedua orang itulah yang masih bertahan, selain jisung dan hyunjin.
"aku akan merasa sangat bersalah kalau sampai keduanya mati," tambahnya.
hyunjin kembali mendesah pendek. ia melirik jisung yang menunjukkan ekspresi menyesal.
"sudah terlambat, jisung," ucap hyunjin kemudian. "kita tak bisa mengubah petunjuk yang ada meskipun kita menginginkannya."
kali ini jisung merapatkan kakinya pada tubuhnya, duduk meringkuk memeluk kedua lututnya, dan menyembunyikan tangisannya di dalam sana.
"jangan menangis lagi, jisung. tak ada gunanya."
"kenapa harus aku?" suara isakan jisung terdengar teredam. "kenapa harus aku yang menjadi kandidat pemenang? kenapa bukan aku yang mati?"
hyunjin tidak menjawab. ia hanya menatap jisung dengan iba sebelum memutuskan untuk memalingkan pandangannya. meskipun lelaki itu menyebalkan dan hyunjin sempat benci setengah mati pada lelaki itu, pada akhirnya ia akan tetap merasa iba pada jisung.
tak ada yang berbicara lagi setelah itu.
keheningan kembali terjadi di antara mereka setelah jisung meredakan suara isakannya.
lelaki itu kembali menyeka wajahnya yang basah, dan menyelonjorkan kakinya. pandangannya kembali ia arahkan pada ketiga temannya yang sudah tak bernyawa.
tapi sesungguhnya pandangannya hanya fokus pada satu orang.
satu orang yang sangat lekat dalam kehidupannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] The Games; Hellevator (Stray Kids) ✔
Fanfic[AKAN SEGERA DIBUKUKAN] Peraturannya hanya satu; jangan percaya pada siapapun, sekalipun itu sekutumu sendiri. #259 in fanfiction [08.04.2018] Warning! lowercase indside, brothership, mystery/thriller, dark, angst, lil bit bromance. [Inspirated by H...