"sedang apa kamu berdiri di situ, jisung?"
jisung menoleh dan menemukan hyunjin yang berjalan ke arahnya. jisung hanya menampilkan wajah ekspresi saat berbicara,
"kamu mengikutiku lagi."
hyunjin mendengus mendengar ucapan jisung yang bukanlah merupakan jawaban atas pertanyaannya.
"kamu pikir aku ingin ikut denganmu?!" hyunjin nyolot. "aku datang ke sini, ya, karena memang hanya ini jalan satu-satunya yang bisa dilewati."
hyunjin memandang sekeliling dan menemukan dirinya ternyata sudah sampai kembali di depan hellevator.
"ah, tapi kenapa kita bisa kembali lagi ke sini ya?" gumamnya kemudian.
jisung mendengus mendengarnya.
"padahal kamu bisa memilih ke arah jeongin pergi tadi, tapi kenapa kamu malah mengikuti arahku pergi? bilang saja kalau kamu tak ingin pisah dariku, kan?"
hyunjin hanya tertawa lucu, merasa kehabisan kata-kata oleh sikap lelaki berwajah tanpa ekspresi yang berdiri di depannya.
namun sedetik kemudian ia kembali memasang wajah tanpa ekspresi, persis seperti jisung.
"aku lebih baik mati daripada ikut dengan manusia tanpa hati sepertimu!" dengus hyunjin, lalu berbalik pergi.
ia tidak ingin lagi peduli dengan jisung.
namun, ucapan jisung kemudian seketika menghentikan langkah kakinya.
"kak chan sudah mati."
hyunjin tertegun dengan ucapan jisung barusan.
jantungnya seolah berhenti berdetak, dan dengan gerakan pelan kepalanya berputar ke arah jisung yang masih menatapnya dengan tatapan tanpa ekspresi.
"apa katamu?" hyunjin masih berharap kalau ia salah dengar tadi.
"kak chan sudah mati," jawaban jisung menyadarkan hyunjin bahwa ia tidak salah dengar.
"dia terperosok ke bawah sana," jisung menunjuk pintu hellevator yang terbuka tanpa ada elevator di baliknya. sudah tidak ada kobaran api lagi di sana. api itu langsung padam seketika setelah chan terjatuh tadi.
"aku melihatnya sendiri," tambah jisung.
hyunjin kembali tertegun. bahkan ia baru sadar kalau ternyata pintu hellevator dalam posisi terbuka lebar tanpa ada elevator di baliknya.
tapi ia lebih tertegun lagi dengan ucapan yang barusan diucapkan jisung.
"kamu melihatnya?" tanya hyunjin. kakinya kembali melangkah mendekati jisung.
"ya, aku melihatnya," jisung masih menjawab tanpa ekspresi.
"lalu kenapa kamu tidak menolongnya?!" hyunjin menahan diri untuk tidak membentak lelaki itu.
"dia meminta tolong padaku, tapi aku tidak menolongnya karena memang sudah saatnya dia mati."
"ya, han jisung! apakah kamu gila?!" hyunjin benar-benar membentak jisung sekarang. bahkan matanya kini bergetar, dengan linangan air mata yang terbentuk di pelupuk matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] The Games; Hellevator (Stray Kids) ✔
Fanfic[AKAN SEGERA DIBUKUKAN] Peraturannya hanya satu; jangan percaya pada siapapun, sekalipun itu sekutumu sendiri. #259 in fanfiction [08.04.2018] Warning! lowercase indside, brothership, mystery/thriller, dark, angst, lil bit bromance. [Inspirated by H...