changbin meringis melihat keadaan felix yang sekarang.
luka terbuka itu menganga lebar di sekujur tubuh felix. merobek pakaian lelaki itu yang kini dipenuhi oleh darah.
itu seperti luka sayatan. lebar dan panjang.
tak hanya satu, melainkan ada banyak. mulai dari bagian dada sampai ujung kaki.
bahkan robeknya sampai menampakkan daging bagian dalam.
"s-sakit, kak..." felix terisak di pangkuan changbin.
terlihat sekali kalau lelaki itu tampak kesakitan.
changbin tak dapat berkata apa-apa. dia terlalu syok dengan semua ini. bahkan tangannya sampai gemetar saat melihat darah yang mengalir dari pelipis felix kini berpindah ke tangan dan juga pangkuannya.
"a-apa yang terjadi, felix?" minho bertanya dengan suara gemetar. bahkan tangannya berkali-kali ingin menyentuh tubuh felix yang penuh luka, namun kemudian urung karena khawatir akan membuat lelaki itu semakin sakit.
"a-aku tidak tau..." dengan susah payah, felix bersuara. "s-emuanya gelap. aku tak bisa melihat apapun, sampai―awhh..." felix kembali merintih kesakitan.
changbin dan minho hampir menangis melihatnya.
"t-tiba-tiba... a-ada yang m-menarikku dari belakang..." felix melanjutkan ceritanya dengan napas yang terputus-putus. "t-tubuhku dibanting-banting ke tembok... c-cakaran kukunya merobek bajuku... m-menembus sampai dagingku―awhh, sakit... perih, kak..."
changbin merintih ketika felix mencengkeramnya lengannya dengan penuh kekuatan, menyalurkan rasa sakitnya, sampai-sampai kuku lelaki itu menancap pada kulit changbin. tapi itu semua tak sebanding dengan rasa sakit yang kini felix rasakan.
"a-aku... tidak mau mati, kak..." isak felix, mengadu pada changbin dan minho yang kini hanya bisa menatap khawatir padanya.
changbin menggeleng. dia berusaha keras untuk tidak menangis di depan felix.
"tidak, felix. kamu tidak akan mati. percaya padaku," kata changbin, menahan diri agar suaranya tidak terdengar bergetar.
tapi felix malah semakin menangis di tengah rasa sakitnya. "aku tidak mau mati..."
"jangan berkata begitu, felix. kamu tidak akan mati. ayo kita cari jalan keluar. kita harus segera keluar dari sini," kata minho.
"aku setuju."
kemudian changbin dan minho mencoba memapah tubuh felix. keduanya perlu berhati-hati karena berkali-kali felix merintih kesakitan saat lukanya bersentuhan dengan hal lain.
dengan susah payah, keduanya menuntun felix untuk berjalan. sementara felix hanya bisa merintih, meringis, dan menangis kesakitan kala tubuhnya sama sekali tak bisa digerakkan karena rasa sakit itu.
namun selain daripada itu, ada hal lain yang membuat ketiganya bingung.
"kita harus ke mana, kak?" tanya changbin pada minho.
tak ada jalan keluar untuk mereka. pintu telah ditutup oleh dua dadu besar yang terjatuh dari langit-langit menghalangi jalan keluar. penerangan minim, hanya berdasarkan cahaya senter sehingga jarak pandang mereka terbatas.
![](https://img.wattpad.com/cover/125072717-288-k310749.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] The Games; Hellevator (Stray Kids) ✔
Fanfic[AKAN SEGERA DIBUKUKAN] Peraturannya hanya satu; jangan percaya pada siapapun, sekalipun itu sekutumu sendiri. #259 in fanfiction [08.04.2018] Warning! lowercase indside, brothership, mystery/thriller, dark, angst, lil bit bromance. [Inspirated by H...