Gadis berkepang satu. Ya, itu julukan gue. Eits, tapi jangan salah. Mentang-mentang rambut gue dikepang ala gadis pedesaan, gue sangat jauh dari kata culun.
Gue sangat suka mengepang rambut. Karena hal itu mengingatkan gue kepada seseorang.
"Woy, bangun! Katanya mau lari pagi!"teriak seseorang tepat di telinga gue.
Tanpa melihat pun gue sudah tau pemilik suara tadi. Tadi itu suaranya Rahma. Suaranya bisa mengalahkan toa masjid.
Rencananya, gue, Rahma, dan Siska pengen lari pagi.
"Ogah ah males, cuacanya mendung."kata gue dengan menutup mata.
"Yaudahlah kita sama gebetan aja ya? Lo di sini sama Yuta."
"Iya bawel, udah sana!"
Gue tinggal di sebuah rumah yang besar. Di rumah ini ada 7 kamar, dan tersisa satu kamar kosong.
Penghuni kamar nomor 1 adalah Yuta, penghuni kamar nomor 2 adalah gue, penghuni kamar nomor 3 adalah Rahma, penghuni kamar nomor 4 adalah Chenle, penghuni kamar nomor 5 adalah Siska, dan penghuni kamar nomor 6 adalah Mark.
Di setiap kamar ada kamar mandi, jadi gausah antri kalo mau ke kamar mandi hehe.
Gue baru setahun tinggal disini. Gue kenal Rahma dan Siska pun dari rumah ini. Rumah ini mirip kontrakan, yang membedakan hanya kita tinggal di rumah yang sama, tetapi kamar yang berbeda. Mungkin kamar sewa adalah istilah yang mendekati.
Biasanya pada hari minggu, gue akan tiduran di kamar dan baru akan keluar pada jam 12 siang. Tapi mengingat gue belum makan dari kemarin, gue mau sarapan. Biasanya gue itu males banget sarapan.
Setelah mandi dan berpakaian, gue keluar kamar dan menemukan sesosok Yuta yang sedang menonton tv di ruang tamu. Yuta lagi nonton acara mamah dedeh. Kayanya Yuta mau tobat.
"Yut, tumben nonton mamah dedeh biasanya juga nonton film itu."kata gue heran.
"Gue mau tobat sih. Oiya, bikinin sarapan dong, gue laper."
"Ogah amat, emang gue emak lo?"
"Nggak gue bantuin ngerjain pr ya?"
"Iya-iya, bawel banget deh."gerutu gue.
Yuta emang pinter, gue akuin itu. Kita sekolah di SMA Nusantara. Kita kelas 12. Yang membedakan cuma jurusannya. Dia anak IPA, gue anak IPS.
Gue satu jurusan sama Rahma dan Siska. Kalo Chenle, dia jurusan IPA sementara Mark, dia jurusan bahasa.
Gue memasak nasi goreng bakso. Sederhana sih, tapi kata Yuta, masakan gue itu enak. Kapan lagi coba dipuji sama Yuta?
"Nih makan, jatah lo cuma segitu. Awas aja ngambil nasi goreng gue."
"Iya, Al. Santai aja,"
Awas aja lo cuma iya doang.
"Yut, mamah dedehnya udah abis, ganti Doraemon dong."pinta gue.
"Ogah ah, gue mau nonton sinetron."
"Yaampun Yutaa, sinetron adanya jam 10. Sekarang masih jam 8."
"Terus apa pedulinya gue?" Yuta kok jadi nyolot gini sih?!
"Fu*ck!"umpat gue.
"Apa? Lo mau bercinta sama gue?"
"Yuta, otak lo gue cuci sini."
Gue mengalah lalu memakan makanan gue dengan nikmat. Yuta pergi ke dapur entah untuk ngapain. Melihat kesempatan, gue langsung mencari keberadaan remot yang suka kita perebutkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
•1• Rain [Taeyong NCT] ✔
FanfictionTerima kasih hujan. Karenamu, aku bertemu dengannya dan mengenal cinta. #448 in fanfiction [190518]