[10]

3.8K 466 17
                                    

Gue menepuk pundaknya pelan. "Yong,"

"Hm?"jawabnya tanpa menatap gue.

"Istirahat bareng yuk? Abis itu ajarin gue main gitar?"

Jawabannya diluar dugaan gue.

"Sorry, gue udah ada janji sama Seulgi. Duluan."

Gue cuma bisa menatap punggung Taeyong yang berjalan menjauh. Gue menghela napas lalu pergi dari kelasnya Taeyong. Gue rasa Yuta adalah tempat bersandar terbaik untuk saat ini.

Gue tersenyum tipis saat melihat Yuta ada di kelasnya sedang sibuk menyalin. Yuta lucu banget deh, mukanya sok serius gitu.

"Ngapain lo? Nyalin pr?"tanya gue dengan kekehan.

"Iya. Tumben kesini?"

"Tadinya mau curhat, tapi lo sibuk nyalin. Nanti aja deh kalo lu udah rapi nyalin."jawab gue jujur.

Nggak lama kemudian Yuta selesai menyalin. Ia menutup bukunya lalu menatap gue. "Jadi, mau curhat soal apa?"

"Gue tiba-tiba laper dah. Gue beli roti dulu ya di kantin."

"Kita ngobrol di kantin aja." Gue mengangguk.

Gue nggak langsung ke kantin. Gue berpisah sama Yuta karena gue mau ke toilet terlebih dahulu. Mau cuci muka biar nggak ngantuk.

Setibanya di kantin yang rame seperti biasa, gue mengedarkan pandangan untuk mencari Yuta. Ah ternyata Yuta duduk di pojok.

Sebelum duduk, gue membeli es teh manis terlebih dahulu. Udah lama nggak jajan di kantin, jadi kangen.

"Yuta, lo udah makan?"tanya gue.

"Udah. Gue mau ngomong sama lo."

Gue tertawa pelan, "Kan sekarang udah ngomong."

"Jauhin Taeyong. Dia nggak baik buat lo." Yuta menatap gue dengan serius.

"Kok gitu? Lo tau darimana kalo dia nggak baik? Dia baik kok sama gue."elak gue.

"Suatu saat lo bakal tau." Yuta tersenyum. "Btw, lo mau curhat apa tadi?"

Gue menggeleng pelan. "Nggak jadi. Tadi gue ada ulangan matematika, kepala gue nyut-nyutan tau!"

Yuta terkekeh. "Biasanya soalnya lo babat abis. Kok ini malah pusing? Susah banget emang soalnya?"

Gue kok bego ya? Gue kan nggak bego dalam pelajaran Matematika. Gue kalo mau bohong kok nggak mikir dulu ya?

Gue mengangguk semangat. "Iya! Gue lupa rumus. Rahma udah nanya kanan kiri, tapi pada pura-pura budek."

Yuta tertawa. "Gue tau lo bohong. Iya kan?"

Gue memandang Yuta dengan takjub. "Hebat ya lo bisa tau. Lo doang yang tau gue bohong."

Yuta menyentil dahi gue. "Dari gerak-gerik lo ketauan, bego!"

Gue langsung menunduk begitu melihat Taeyong yang berjalan ke arah sini dengan wajah yang datar tentu saja.

"Join ya,"

Taeyong langsung duduk di sebelah Yuta. Dan gue tau saat itu juga siswa yang sedang makan di kantin langsung memperhatikan kita bertiga.

"Ngapain lo disini?"tanya Yuta datar.

Gue takut kalo nada bicara mereka jadi datar gini. Nggak ada nadanya, gue nggak suka.

"Suka-suka gue."jawab Taeyong tak kalah datar.

"Yong, maap ya kemarin nggak diangkat telponnya. Abang nelpon gue."

Raut wajah Taeyong langsung berubah. Ia mengulas senyum tipis. "Iya nggak papa."

•1• Rain [Taeyong NCT] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang