Sesampainya di villa, kita menaruh barang-barang di kamar masing-masing. Karna kamarnya ada banyak, jadi sekamar isinya dua orang.
Gue sekamar sama Jihan sementara Rahma sekamar sama Siska.
"Jih, gue keluar dulu ya."pamit gue.
Jihan yang sedang fokus pada ponselnya beralih memandang gue. "Mau kemana?"
Gue menggidikkan bahu. "Nggak tau, Taeyong yang ngajak."
"Oke. Jangan kemaleman,"
Gue melangkahkan kaki menuju teras villa. Gue melihat Taeyong melipat kedua tangannya di depan dada sambil bersandar di tembok.
"Ayo, nanti keburu sore."
Taeyong menggenggam tangan gue. Mau nggak mau gue ngikutin dia dari belakang.
"Kita mau kemana?"tanya gue bingung.
"Kata Chenle, di deket sini ada lapangan luas gitu. Bagus banget kaya sabana gitu."jawab Taeyong tanpa menoleh.
Gue cuma ber-oh ria.
"Kamu pasti suka, percaya sama aku."
"Hm,"
Setelah berjalan selama kurang lebih lima menit, kita pun sampai di tempat yang dimaksud oleh Taeyong. Tempatnya bagus sekali.
Saking gembiranya, gue lari-lari nggak jelas. Taeyong yang melihatnya cuma geleng-geleng kepala. Gue capek lari makanya gue duduk lesehan di tanah.
"Makanya jangan lari-lari, capek kan?"kata Taeyong sambil menyisir anak rambut gue ke belakang telinga.
"Untung disini adem hehe,"
"Apalagi kamu ada di sebelah aku." Taeyong memamerkan deretan giginya.
"Nggak usah jadi kerdus,"
Gue meluruskan kaki. Taeyong malah jadiin paha gue sebagai bantalnya. Gue diem aja karna kaget.
"Yah Tiwai, kan aku juga ngantuk."
Taeyong membuka kedua kelopak matanya, "Nanti gantian deh."
Gue tersenyum lalu mencubit hidung Taeyong pelan, "Awas kalo bohong,"
Gue mengusap rambut Taeyong dengan sayang. Nggak tau kenapa rasanya enak. Karna bosan, gue mengacak rambut Taeyong dan dia langsung bangkit dari tidurnya.
"Kamu mah rusuh."kata Taeyong sambil membenarkan rambutnya.
Taeyong merebahkan dirinya di tanah. Gue cuma menatapnya bingung.
"Tiduran samping aku,"suruh Taeyong.
Gue mengangguk lalu merebahkan tubuh gue di sebelahnya. Lengan Taeyong menjadi bantal gue. Kita menatap langit yang nggak bisa dibilang cerah itu.
"Kamu tau nggak kenapa sekarang mendung?" Taeyong menatap gue.
Gue balas menatapnya lalu tersenyum. "Nggak,"
"Karna mataharinya malu ketemu kamu. Takut kalah terang katanya."
Gue mengulum senyum. "Apaan sih,"
Taeyong mendekatkan wajahnya. Jarak diantara kita mungkin sekitar 5 cm. Taeyong makin mengikis jarang diantara kita.
4 cm...
3 cm...
2 cm...
"Taeyong pulang yuk, udah mau hujan!" Gue bangkit lalu berlari meninggalkannya.
Jangan tanya gimana keadaan jantung gue. Semoga jantung gue masih ada di tempat biasanya.
Begitu sampai di villa, gue langsung masuk kamar. Gue duduk di ranjang sambil memainkan ponsel. Gue membuka aplikasi instagram. Karna gabut, gue scroll timeline lalu menemukan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
•1• Rain [Taeyong NCT] ✔
FanfictionTerima kasih hujan. Karenamu, aku bertemu dengannya dan mengenal cinta. #448 in fanfiction [190518]