Gue sama Yuta pergi ke kafe deket sekolahan. Yuta lagi pengen aja kesitu. Tumben banget.
Gue menatap pemandangan langit di luar cafe. Langit berwarna kelabu pekat. Ah, mungkin bentar lagi akan turun hujan.
Terkadang hanya dengan melihat hujan, gue menjadi damai. Seolah masalah gue lenyap dibawa air hujan.
Yuta datang dengan membawa minuman pesanan gue. Gue mengaduk teh tarik pesanan gue lalu meminumnya perlahan.
Gue mengedarkan pandangan untuk menelusuri interior kafe yang bergaya aesthetic. Tapi mata gue menangkap suatu objek yang tidak asing.
Pacar gue ngapain kesini sama cewe? Pacar barunya kah?
Kebetulan tempat duduk mereka tidak jauh dari tempat duduk gue dan Yuta. Jadi, obrolan mereka bisa gue dengar walaupun samar-samar.
Gue iseng nelpon Taeyong. Panggilan pertama nggak dijawab, panggilan kedua pun bernasib sama. Pada panggilan kelima barulah Taeyong mengangkatnya.
"Kenapa?"
Bahkan dia nggak nyapa gue.
"Kamu lagi ngapain?"tanya gue sepelan mungkin.
"Lagi di kamar nih, kenapa yang?"
"Oh, nggak kok. Aku kangen kamu hehe,"
"Aku juga. Aku ngantuk mau tidur,"
"Oke,"
Setelah itu dia menutup sambungan telponnya tanpa basa-basi. Gue cuma bisa tersenyum paksa.
Taeyong bohong sama gue.
"Jadi kapan mau lo putusin Alifah?"
Wait, ini kenapa bawa-bawa nama gue ya? Karena merasa hal ini penting gue langsung mendengarkan obrolan mereka secara diam-diam.
"Gue nggak mau putusin dia,"
"Eh gue cuma nyuruh kalian pacaran dua bulan doang ya. Gue kan sayang sama lo Yong,"
"Seulgi, lagian itu cuma tod kan? Gue juga udah bilang kan kalo gue suka sama-
Gue udah nggak kuat dengernya. Gue merasa ada ribuan pisau menancap tepat di hati gue. Sakit tapi nggak berdarah.
Gue memutuskan untuk pergi keluar cafe. Bodo amat sama Yuta yang udah manggilin gue.
Langit ikut menumpahkan kesedihannya. Gue menangis dibawah guyuran hujan.
Dulu mungkin gue suka banget sama yang namanya hujan. Tapi kenapa sekarang rasanya nyeri ya?
Gue masih bingung mau mutusin Taeyong apa nggak. Gue sayang sama dia tapi dia malah bohongin gue.
Rasanya itu nyes-nyes kampret.
Karena tas gue ketinggalan di meja, gue memutuskan untuk pulang ke rumah dengan berjalan kaki.
Baju gue udah basah kuyup. Doain aja gue nggak masuk angin. Gue udah makan belom ya tadi siang? Eh iya belom. Baru jajan batagor doang.
"Fah, ayo naik!"seru seseorang yang gue kenal.
Gue menoleh ke sumber suara. Bener kan gue. Itu Yuta. Bajunya dia juga basah kuyup.
"Nanti kalo lo sakit gimana Yut?"tanya gue cemas. Gue berdecak, "Lagian ngapain lo hujan-hujanan?"
"Gue khawatir sama lo." Yuta menatap gue, "Gue sayang sama lo,"
"Hah?"tanya gue bingung sendiri.
"Udah naik cepetan!"perintah Yuta.
Gue berdecak lalu naik ke motor Yuta. Dengan kecepatan yang cukup tinggi, motor Yuta membelah jalan raya.
KAMU SEDANG MEMBACA
•1• Rain [Taeyong NCT] ✔
FanfictionTerima kasih hujan. Karenamu, aku bertemu dengannya dan mengenal cinta. #448 in fanfiction [190518]