Niatnya mau ngajarin gitar, tapi sekarang dia malah main gitar sendiri. Kita malah jadi nyanyi-nyanyi di ruang tamu. Gue nggak ikutan nyanyi, males.
Saking serunya mereka nyanyi diiringi gitar, mereka nggak tau kalo gue daritadi di kamar. Mendingan gue tidur.
"Alifah, Taeyong balik tuh!"kata Jihan memberitahu.
"Bodo amat, gue nggak peduli!"
Pintu kamar gue terbuka, reflek gue menoleh. Gue kira itu Jihan, tapi gue salah. Gue langsung memalingkan muka.
"Ayo aku ajarin main gitar,"ajaknya dengan suara pelan.
"Udah expired. Mau tidur,"
Taeyong berjalan menghampiri gue lalu duduk di tepian ranjang.
"Kata Jihan tadi kamu mau pulang, kok nggak jadi?"tanya gue datar.
Taeyong menepuk pundak gue pelan agar menoleh padanya. Daritadi gue emang nggak bertatap muka.
"Liat aku! Aku nggak suka kamu ngambek nggak jelas gini."
Nggak jelas katanya? Belom pernah gue sleding nih...
Gue berbalik badan lalu menatapnya tajam. "Kalo nggak suka kenapa dijadiin pacar?"
Taeyong menghela napas. "Maksud aku nggak gitu. Aku sayang kam-
Gue berdecih, "Bodo amat, udah basi!"
Gue beranjak dari ranjang lalu keluar dari kamar. Bawaannya gue pengen melampiaskan kekesalan gue.
Gue akhirnya duduk di sofa. Di sana mereka masih berkumpul. Mereka duduk membentuk lingkaran lalu di tengahnya ada botol kosong.
"Main apa?"tanya gue penasaran.
"ToD, ikutan nggak?"jawab Mark.
"Ikutan!"jawab gue semangat.
"Gue ikutan!"kata Taeyong yang tiba-tiba udah ada di sebelah gue.
Botol diputar oleh Chenle. Gue deg-degan, takut gue yang dapet. Botol itu berhenti tepat di Yuta.
"Truth or Dare?"tanya Chenle.
Yuta terdiam sebentar, "Dare."
Mark berdecak kesal. "Kenapa nggak truth sih?!"
"Samperin cewe yang lo suka terus nyatain perasaan lo."kata Jihan.
"Gebetan gue nggak ada disini."kata Yuta.
"Peluk Taeyong!"teriak Mark.
Chenle menjitak kepala Mark. "Harusnya peluk pacar Taeyong, dasar bego!"
Mark meralat ucapannya. "Maksud gue peluk pacarnya Taeyong!"
"Ogah! Gue nggak mau mati ya."
"Udah sana cepet, gue nggak bakal gigit!"kata Taeyong.
Yuta berjalan menghampiri gue lalu mendekap tubuh gue. Saat Yuta ingin melepaskan pelukannya, gue malah makin mengeratkan pelukannya.
"Yuta udah! Pacar orang itu!"kata Ten.
Yuta melepaskan pelukannya lalu menatap Ten jengkel. "Yang bilang Alifah pacar gue tuh siapa?"
Botol kembali diputar dan berhenti di Mark. Mark memilih Dare. Gue melihat Siska tersenyum.
"Putusin gue terus tembak Herin."kata Siska.
"Heh lo gila?!"kata gue sambil menatap Siska tidak percaya.
"Sis, apa-apaan sih?"timpal Mark.
"Gue tau lo sayang sama Herin. Tatapan lo beda ke He-
Gue membulatkan kedua mata gue. Mark bisa-bisanya nyari kesempatan dalam kesempitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
•1• Rain [Taeyong NCT] ✔
FanfictionTerima kasih hujan. Karenamu, aku bertemu dengannya dan mengenal cinta. #448 in fanfiction [190518]