[8]

4K 487 11
                                    

Rahma dan Chenle udah balik dari minimarket. Chenle meletakkan kantung kresek yang berisi snack dan minuman di atas meja.

Jihan memutar film yang tadi sudah kita sepakati. Dengan berat hati gue mengiyakan permintaan mereka yang pengen nonton film horor. Abisan yang nggak mau nonton horor cuma gue, yaudah kalah deh.

Gue nggak sepenuhnya fokus sama film karena Taeyong ngasih selebaran soal bahasa Inggris. Dia nyuruh gue ngajarin, tapi dia malah asyik nonton.

"Yong, jadi diajarin nggak?"tanya gue pelan.

"Nanti aja ya, filmnya lagi seru!"

Gue menghela napas, "Yaudah, gue ke kamar dulu,"

Taeyong menahan tangan gue. "Jangan, duduk aja sini sebelah gue. Tonton aja filmnya, seru tau!"

Gue mengangguk pasrah. Gue sok berani nonton filmnya. Pas hantunya muncul, gue malah diem saking syoknya. Jantung gue langsung berdetak lebih cepat.

Mungkin gue falling in love sama film horror.

Gue semakin mendekati Taeyong. Tanpa sadar, gue melingkarkan tangan gue pada lengan kekarnya. Taeyongnya diem aja lagi. Yaudah berarti dia nggak keberatan.

"Fah, lo masih hidup kan?"tanya Yuta.

Belom pernah didorong ke jurang nih anak..

"Bacot,"desis gue. Yuta cuma tertawa pelan.

"Fah,"panggil Taeyong pelan.

Gue menoleh padanya, "Kenapa?"

"Kunciran lo putus,"

Begitu mendengar kalimat yang dikatakan Taeyong tadi, gue langsung meraba rambut gue. Dan kunciran gue putus. Yah, rambut gue berantakan dah. Masa bodo.

Tiba-tiba Taeyong menegakkan tubuhnya lalu berputar menghadap gue. Ia menjulurkan tangannya untuk merapikan beberapa helai rambut gue.

"Nah, baru cantik," Taeyong tersenyum.

Gue langsung menunduk, "Apaan sih?"

Taeyong tiba-tiba menarik tangan gue. Gue cuma ngikut aja. Taeyong bawa gue ke depan teras rumah.

"Kerjain sekarang aja,"katanya datar.

"Eh- yaudah gue ambil pulpen dulu,"

Gue bangkit dari kursi dan hendak melangkahkan kaki. Taeyong langsung menahan tangan gue, "Pake punya gue aja,"

Gue kembali duduk dan mengambil pulpen yang tadi diberikan oleh Taeyong. Gue mulai mengerjakan soal nomor satu dan menjelaskan alasan mengapa gue memilih jawaban itu.

Biasanya Taeyong ngoceh, tapi kok ini cuma diem?

"Yong, lo kenapa?"tanya gue bingung.

Gue menjulurkan tangan ke dahi Taeyong untuk memeriksa apakah ia demam atau tidak. Tangan gue langsung ditepis sama Taeyong.

"Lo marah sama gue? Kalo gitu gue minta maaf,"kata gue pelan.

Taeyong cuma diem aja. Berasa ngomong sama tembok dah gue.

"Siniin tangan kanan lo,"kata Taeyong tiba-tiba.

Gue menuruti permintaannya. Gue menjulurkan tangan kanan gue padanya. Taeyong tiba-tiba menggenggam tangan gue.

"Jangan dilepas. Gue nggak suka kalo ada cowo yang megang-megang tangan lo,"

"Tapi nanti gue nulisnya gimana?"tanya gue bingung.

"Gue yang nulis, lo cukup jelasin pake mulut aja,"

Gue cuma mengangguk pasrah.

☔☔☔

•1• Rain [Taeyong NCT] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang