Daritadi gue mencari baju yang cocok gue kenakan, tapi nggak ketemu. Gue merasa baju gue itu-itu aja. Gue nggak punya rok, kecuali rok sekolah.
"Fah, gue masuk ya?"izin Jihan.
"Iyaa,"jawab gue.
Gue kembali melanjutkan kegiatan mencari baju yang sempat tertunda. Jihan memandang gue dengan tatapan heran sekaligus bingung.
"Nyari apa sih Fah? Nyari jodoh ya?"tanya Jihan.
"Nyari baju. Gue cocokan pake apa sih?"
"Lo mau ngapain?"tanyanya heran.
"Mau liat Taeyong main futsal hehe,"jawab gue diakhiri dengan cengiran khas gue.
"Yaampun, gue kira lo mau ngapain." Jihan terdiam, tampak seperti berpikir. "Pake jeans sama kemeja aja. Atau mungkin lo mau pake bikini?"
"Jih, gue serius."
"Iya-iya. Pake jeans sama kemeja panjang aja. Jangan pake warna ungu, kaya janda tau nggak."
"Janda kan sama kaya jomblo. So?"
"TERSERAH LO DEH FAH!"
Gue hanya tertawa.
Sesampainya di sekolah, gue langsung menuju ke depan aula. Kata Taeyong, timnya pada ngumpul di sana.
Suasananya ramai. Banyak siswa dari sekolah lain dan gue nggak kenal sama mereka.
Tau gini, gue ajak temen-temen gue. Gue kaya orang bego yang nggak tau apa-apa. Gue belom menemukan sesosok Taeyong.
Gue mengedarkan pandangan untuk mencarinya. Ah, ternyata dia abis ganti baju. Dia melihat gue lalu menghampiri gue.
"Hai, gue kira lo ajak temen."katanya.
"Temen gue mana ada yang mau nonton acara kaya gini. Mereka lebih suka tidur,"
"Nggak ajak Yuta? Kalian kan kaya perangko sama amplop, nempel terus."
Gue menepuk jidat. Gue lupa ngajak dia.
"Gue lupa,"
"Yaudah nggak papa." Taeyong menyisir rambutnya dengan jarinya, "Makasih udah dateng, cantik."
Kampret, gue jadi deg-degan.
"Semangat ya futsalnya, gue ke kursi penonton dulu ya,"pamit gue lalu berjalan dengan cepat.
Fix, gue malu.
Para pemain mulai memasuki lapangan. Pluit berbunyi, menandakan pertandingan baru saja dimulai. Baru beberapa menit berlalu, Taeyong sudah berhasil membobol gawang lawan.
Gue mengacungkan jempol padanya sambil tersenyum. Dia hanya memamerkan deretan giginya yang rapih.
"Eh, itu kapten SMA Nusantara ganteng ya. Nanti temenin gue minta id linenya ya,"
Telinga gue tidak bermasalah. Gue mendengar dengan begitu jelas dan paham maksud dari pembicaraan mereka. Gue nggak suka mendengar siswi itu memuja-muja Taeyong.
Tapi kan gue bukan siapa-siapanya. Harusnya kalo dia mau deket sama siapapun, gue nggak boleh melarang. Masa bodo, yang jelas gue nggak suka Taeyong deket sama siapa-siapa.
Pertandingan telah usai. Timnya Taeyong menang telak dengan skor 3-0. Gue berniat menghampiri Taeyong, tapi gue juga penasaran sama dua siswi di sebelah gue.
Keliatannya sih dia mau nyamperin Taeyong. Gue mengikuti kedua siswi itu dari belakang.
Dengan beraninya, siswi itu meminta id line Taeyong. Taeyong tidak memberikan id linenya, malah ia mengusir kedua siswi itu. Tapi siswi itu tidak menyerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
•1• Rain [Taeyong NCT] ✔
FanficTerima kasih hujan. Karenamu, aku bertemu dengannya dan mengenal cinta. #448 in fanfiction [190518]