"Taeyong? Lo ngapain disini?"
Otomatis kita menoleh ke sumber suara. Gue kaget pake banget. Taeyong di sebelah gue cuma bisa diem.
Kok dia ada di sini? Jangan bilang rumah dia ada di sekitar sini.
"Lo sendiri ngapain disini?"tanya gue dengan nada tidak bersahabat.
"Gue cuma kebetulan main kesini,"jawabnya santai.
"Fah, pulang aja yuk. Gue ngantuk, pengen tidur."
Belom sempet gue menjawab, Taeyong udah narik tangan gue menjauh. Gue mau protes tapi tangan gue makin digenggam erat sama Taeyong.
"Kamu kenapa? Ngeliat Seulgi kok kaya liat hantu?"tanya gue heran.
"Nggak papa. Males aja."
Gue pengen nanya lagi, tapi kayanya moodnya Taeyong lagi nggak bagus. Gue masih mau hidup.
Sepanjang perjanan tidak ada yang memulai percakapan. Taeyong sibuk mendengarkan lagu dengan earphone miliknya sedangkan gue sibuk menatap jalanan.
"Maaf," kata Taeyong begitu sampai di depan rumah gue.
Gue memandangnya penuh tanda tanya, "Untuk apa?"
"Semuanya. Btw, belajar main gitarnya besok aja ya?"
Gue tersenyum. "Okay,"
"Aku pulang ya. Salam buat yang lain."
"Iya, hati-hati!" Gue melambaikan tangan padanya.
Begitu Taeyong sudah tidak terlihat, gue masuk ke dalam rumah. Temen-temen gue masih asyik bercanda bareng. Ten juga belum pulang.
"Namjachingu lo mana?"tanya Rahma bingung.
"Udah pulang, dia nitip salam buat kalian."jawab gue santai.
"Kok cepet banget?"tanya Mark heran.
Biasanya Taeyong kalo main kesini pasti sampe malem. Palingan sampe jam delapan.
"Nggak tau. Tadi di taman gue liat Seulgi terus dia langsung ngajak pulang. Dia langsung diem padahal sebelumnya dia nggak bisa diem."jelas gue.
"Jangan-jangan dia mau ketemu Seulgi?"tebak Ten yang langsung membuat pikiran gue bercabang kemana-mana.
Jihan langsung nyubit pacarnya itu. "Kalo ngomong jangan ngasal!" Kemudian Jihan menatap gue, "Nggak usah dipikirin, Ten kan gesrek."
Telat. Gue udah terlanjur kepikiran. Ottokhae?
"Alifahku kok gini? Kenapa sih?"tanya Yuta sambil menghampiri gue.
"Yutakuu," Reflek gue memeluk Yuta.
"Astoge, Alifah, lo udah punya Tiwai."
"Diem aja lo Ten."
Gue masih asyik gelendotan sama Yuta. Abisan kalo di deket Yuta, gue selalu ngerasa lebih tenang. Apalagi kalo dia mengusap rambut gue.
Andai gue punya pacar kaya Yuta...
Nggak deng, enakan Taeyong hehe.
"Fah kalo Taeyong tiba-tiba dateng terus liat lo lagi nempel sama Yuta gimana?"tanya Chenle.
Gue diam sejenak, memikirkan sesuatu. "Ya nggak gimana-gimana."
"Udah nggak usah gelendotan gitu sama Yuta, nanti ada yang bertanduk."suruh Rahma.
Gue mengernyitkan dahi bingung, "Siapa?"
"Aku,"
Gue merinding. Dia berbisik di telinga gue. Gue kenal suara ini. Gue berpikir keras hingga gue menyadari sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
•1• Rain [Taeyong NCT] ✔
FanficTerima kasih hujan. Karenamu, aku bertemu dengannya dan mengenal cinta. #448 in fanfiction [190518]