Gue diam sejenak. "Tapi gue cuma remahan roti Yong. Kenapa harus gue? Cewe cantik banyak."
"Tapi nggak ada yang kaya lo dan gue cuma sayang sama lo."
Goodbye earth. Gue mau terbang dulu ya. Ambyar akutu mas yaampun.
"Jawab Fah. Jangan diem aja,"
"Lo maunya gue jawab apa?"
"Gue maunya lo jawab iya."
Gue tersenyum tipis. "Yaudah."
"Yaudah apa nih?"
"Yaudah kita pacaran."
"Sebenernya gue pengen meluk, tapi gue lagi nyetir jadi nggak bisa."
Gue tertawa pelan. "Yaudah kalo gitu biar gue aja yang peluk."
Gue melingkarkan kedua lengan gue pada pinggang Taeyong. Gue memeluknya seolah gue nggak mau kehilangan dia. Pelukan saat hujan bukan suatu hal yang buruk.
Sesampainya di rumah, gue menyuruh Taeyong mampir tapi dia menolak. Dia mau langsung pulang katanya.
Temen serumah gue nggak heran kalo gue hujan-hujanan. Gue emang biasa hujan-hujanan setiap hujan turun. Untungnya gue nggak sakit.
"Fah, lo kayanya bahagia banget. Kenapa lo?"tanya Jihan heran.
Orang gue daritadi nggak berhenti senyum. Ya jelas kalo Jihan heran.
"Nggak papa. Gue ke kamar dulu ya!"
Gue langsung mandi lalu ganti baju. Gue melangkahkan kaki ke ruang tamu, tempat dimana Jihan nonton tv tadi. Teman serumah gue lagi ngumpul di ruang tamu.
"Eh Fah, gabung sini! Mark beli pizza nih!"ajak Chenle dengan semangat.
Gue tersenyum pada mereka lalu duduk di sebelah Jihan. Gue mengambil pizza satu lalu melahapnya dengan perlahan.
"Ada acara apaan nih? Tumben,"tanya gue heran.
"Lagi pengen aja.. Sekali-kali nraktir hehe," Mark nyengir ganteng.
Untung pacar temen.
Gue melirik Siska yang daritadi diem aja. Tumben banget, biasanya dia berisik. Apa dia lagi puasa nggak ngomong?
"Heh Mark, temen gue lo apain?!"tanya gue pada Mark.
Mark nyengir kemudian menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Tadi... gue... itu...
"Kelamaan lo njir!"gerutu gue.
"Mark tadi nemenin Herin pulang, Siska ditinggalin di sekolah."jelas Rahma.
Gue pengen banget bilang mampus ke Siska, tapi gue tau situasi dan kondisi. Jadi gue menatap Mark dengan tajam.
"Minta maaf sama temen gue!"paksa gue pada Mark.
Mark menghampiri Siska yang masih membuang muka. Mark memandang Siska dengan tatapan memohon. Jujur, gue pengen ngakak.
"Sis, maafin aku ya. Nggak ngulangin lagi deh. Herin kasian tadi nggak ada yang nganterin pulang, udah mendung juga."
"Lo pikir gue pulang tadi gimana? Gue hujan-hujanan Mark! Lo lebih mentingin degem lo ya?"
Wez, nyai Siska kalo marah serem amat.
"Mark, ucapkan selamat tinggal pada wajah mulus lo karna sebentar lagi bakal gue bikin biru!"kata gue dengan senyum tipis.
Mark langsung panik. "Eh jangan anjir. Nanti gue nggak ganteng lagi!"
"Udah Fah, biar mereka nyelesaiin masalah rumah tangganya sendiri."lerai Yuta.
Gue hanya menjawab dengan gumaman. Gue kembali mengambil pizza lalu melahapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
•1• Rain [Taeyong NCT] ✔
FanfictionTerima kasih hujan. Karenamu, aku bertemu dengannya dan mengenal cinta. #448 in fanfiction [190518]