Aku bukan malaikat

4.9K 243 4
                                    

Aku beranjak, berlalu meninggalkan Gendhis yang masih bengong,
Sumpah aku pun tak ada rencana melepaskan Angkasa, tapi ini lah refleks yang terjadi, aku melepaskan nya ,
"Aaaahhhhhh " tarikan nafas ku sambil menjatuhkan tubuh ku di sofa
" Maaf ya Angkasamaaf! " kataku berkali-kali kali pada diri sendiri  tapi tak ada air mata
" Mungkin bahagia ku dengan mu sudah saatnya berakhir! "

Karena aku tau aku salah, sangat salah, menyakiti hati sesama wanita
I really know ,that's I am wrong

Di akal sehat ku pun, tak pernah berniat jadi sosok malaikat yang baik hati melepaskan orang yang masih ku sayangi,

" Kamu menyesal Ale? " tanya ku lagi
" Aku tidak tauuuu!! " Aku geleng-geleng kepala senewen,
" kalo kamu tidak tahu, cari lah tahu Ale!! " jawab ku lagi monolog hati

" Hmmmm yaa benar aku harus cari tahu, seperti juga membiarkan Angkasa mencari tahu siapa cintanya!"

Aku jadi bersemangat untuk packing, semua bergegas ku masukkan ke dalam tas, ganti baju dan sebelum jam 12 siang aku sudah menggeret koper keluar dan check out

Tujuan ku datang ke kota ini, untuk ayah ibuk, Simbah dan urusan rumah .
Sekarang aku malah sibuk dengan lelaki dan sibuk merebut nya dari wanita lain, waras lah Ale!!

Pesanan taksi ku pun datang, "Pak ke alamat ini ya,  melati kidul!"  intruksi ku

"Assalamualaikum, Simbah.. Simbah!"

"Walaikumsalam, Lhoh aAlee.. buk ibuk Ale datang buk! " Ternyata bulik Kanti sedang dirumah simbah .

Aku memeluknya "Anisah mana bulik, ndak ikut?" tanya ku

"lagi dirumah mamaknya! " Aku mengeryitkan dahi ,
" Di rumah ibuk kandung nya Le! " jelas bulik lagi,
" Ooohh! " aku manggut-manggut

" Ealaaaaaah yuuuuung, putuku tekooo, bobok kene kan nduk? " Simbah datang menghampiriku, memelukku  dan akupun mencium tangan nya ,

" nggih mbah,  mbayung tilem mriki! " kataku sambil menggeret koper masuk

" Sini tak bantu Le! " kata bulik Kanti mau mengambil koper ku

" ndak usah bulik, saya bisa sendiri Koq! " tolak ku halus

" Nganu wae Kanti, ngresiki kamar mburi kanggo istirahat Mbayung! " kata simbah

" nggih buk, kulo tak sekalian ndamel unjukan! "

Sambil menanti kamar siap,  aku duduk bareng mbah Uti .

" yuuung, matur nuwun yo, terimakasih  kamu datang malah bawa berkah buat anakku wedok,  mbah mu iki malah ora ngerti penderitaanne anakku dewe! "

" mboten nopo-opo mbah, Ale Cuma teringat sayangnya ibuk sama bulik Kanti, jadi Ale yakin bulik Kanti itu orang baik mbah! " jelasku

" Ale, ini teh nya diminum, sama kamarnya udah ku siapin lho, sini tak bantu! " kata bulik, akupun tidak menolak lagi.

" mbah, Ale masuk kamar dulu ya! "

" yo.. Yo.. sing krasan yo nduk! "

Aku tersenyum dan menuju ke kamar,menggeret koper dan mulai menata perlengkapan .

" Ale, itu di oemari ada daster-dasternya ibu mu lho kalo pas tidur sini! " kata bulik sambil membuka kan lemari jati besar

" Waaah... Iya bulik, Ale ganti baju lah,  lama tak pake daster neh, suwun nggih bulik! "

" sama sama Ale, wis gek ndang istirahat! " katanya sambil menepuk bahuku

Aku berganti daster, ah nyaman dingin lalu mulai berbaring, hanya berbaring tak mau berfikir apapun,  sprei batik ini membuatku serasa de javu dan berasa kembali ke Rumah..  Aku pun tertidur pulas.

Lembayung Senja (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang