Akhiri dengan Indah (18+)

6.5K 232 15
                                    

Malam itu, setelah Aku menulis surat kuasa ku, Karin mengirim VN percakapan nya dengan angkasa, Aku terisak, ku dengarkan berulang-ulang.
"Kenapa Kamu bisa sepengecut ini Gendhis?? " protes hatiku.

Dan here I am now, setelah memantapkan hati menghadap ke bapak semalam, Meminta waktu Untuk kembali ke Jakarta menyelesaikan Semuanya, Aku Sudah berada di depan ruko ini lagi. Aku termenung lama sebelum memutuskan masuk.

Aku melihat Muka Dua manusia berbahagia, Angkasa yang menggendongku berputar-putar, Yups Tiga tahun yang lalu ketika ruko ini Akhirnya bisa kami sewa,bisa Ditawarin Pas sekali dengan budget uang kami berdua.

Dua manusia yang amat berbahagia.
Kembali ku Tarik nafas amat panjang, dan mulai mengeluarkan kunci cadangan yang ku punya.

Masih jam sepuluh pagi, Aku langsung naik ke lantai Dua menuju ruanganku dan terdengar tapak kaki dari lantai atas, DEG, ada Angkasa?!!

"hey" hanya itu Refleks yang tertahan di tenggorokanku disertai jantung ku yg berlompatan. Angkasa juga nampak terkejut dengan kedatanganku, lalu mulai mengabaikanku tetap menuju dapur.

"ang, maaf" hanya itu juga kalimat yang mampu kukeluarkan, lututku gemetar, Angkasa Masih diam sambil mengaduk kopi, lalu berlalu begitu Saja menuju balkon. Aku Sudah tak tahu lagi harus berbuat apa, Aku hanya mengikuti hatiku berjalan mengikutinya dan hanya berani berhenti sampe pintu hingga dia tersenyum menyuruhku duduk di depan nya.

Berat, malu, takut, sedih semua campur aduk ketika Dia mengharuskanku menelpon Kakak dan Ibuknya. Ini lah Aku seorang gendhis yang harus berani menanggung semua dari kebodohan dan kekanak-kanakanku.

Tapi Ternyata tak semenakutkan yg kubayangkan, mas semesta dan ibuk Angkasa begitu baik hati sekali, tak ada bentakan atau bahkan ucapan kasar padahal apa yg ku lakukan pada mereka Sungguh menyakitkan.

Dan sekarang disini lah Aku, di ruangan 4x6 ku, yang pastinya banyak sekali memorinya, hufftt Entah Sudah berapa kali Aku Tarik nafas.
Mendadak pandanganku terpaku pada drafting tube titipan Ari yang seharusnya ku Kasih ke Angkasa, sebelum Aku lupa, kuputuskan naik ke lantai 3 Untuk memberikannya.
Ku Ketok pintu, tak ada jawaban, Aku buka knop nya tidak terkunci
"ang.. Halu! "

Terdengar suara gemericik dari teras dan jendela besar yang hanya ber vitrase tipis itu pun menampakkan bayangan nya.

Aku berdesirrrr seharusnya Aku tak disini, tapi kaki ku menahan ku dan mata ku terus tak mampu berkedip, Aku Menikmati tubuh itu, ingin mengingat setiap inch nya, lekukannya sambil membayangkan Kala memasukiku..
"shitt, it's so crazy!! " mulai kupaksa kan kepalaku berpaling dan bergegas meletakkan drafting tube dimejanya Saja, lalu Aku keluar dari ruangan Angkasa dengan kewarasan maksimal, Walo dada berdebar kencang dan ada bagian yg berkedut mendamba.

Dan sesuai janji ku, kami mengadakan meeting sore ini ketika Dua shift Sudah datang semua dan senin yang tidak begitu rame membuat kami Lebih nyaman, Lebih banyak anak yg bisa ikut hadir di ruangan ini.

Tyo mulai mempersilahkan Aku berbicara

"Terimakasih banyak Untuk kesempatan yg diberikan kepada Saya tyo, sebelumnya Saya minta maaf beberapa hari ini menghilang tanpa Kabar dan itu sangat tidak bertanggungjawab sekali. Sore ini Saya sengaja minta diagendakan untuk diadakan meeting dadakan berkaitan dengan surat pengunduran diri saya" (nampak anak-anak mulai saling menoleh)

"iya, per hari ini Saya chef Gendhis telah memberikan kuasa dan tanggungjawab penuh pengelolaan de cafe kepada chef Angkasa, Jadi Mohon Kerjasama nya dan Terimakasih banyak Sudah Jadi partner kerja yg Hebat buat Saya selama ini! "

Lembayung Senja (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang