Sepi Hati

4.7K 252 9
                                    

Gendhis malam itu pulang dan menolak ku antar, dia memilih naik taksi ke tempat agen bus.

Aku masih mencoba telpon Lia dan aneh nya ga diangkat .

Di grup WA SMA, hanya ada sharing - sharing info tapi kenapa mendadak sepi senyap begini ya.

Telpon Langit pun seperti kompak tak mau mengangkat, atau besok aku ke rumah bulik nya Ale saja ya? pikirku.
Yups betul sekali karena aku juga mau mengembalikan buku ini.

Eits jadi teringat banyak yang belum ku lihat di sketch book Ale,

Aku mencari kursi untuk duduk dan mulai membaca dengan tekun lembar demi lembar,  banyak gambar rumah dan semuanya detail rumah tropis,  ada juga rumah Joglo dan rumah style belanda, cantik

Hingga aku tergelitik dengan sebuah tulisan, masih tak bertanggal

Maafkan
Aku mencintai kekasihmu
Maafkan
Aku meminjam kekasihmu
Maafkan
Aku menerima sayangnya

Lalu ada gambar yang mengilustrasikan dua lelaki dan perempuan tersekat garis, serta masing-masing memegang gadget

Lalu gambar rumah lagi, tapi detail dengan denah - denah nya, tertulis Omahe Mbayung.

Aku perhatiin seksama, sebuah rumah komplit dengan Joglo nya, indah.

Ku balik lagi

Ib..  Boleh aku rindu??

Itu lembar buat ku? Ale.. Aku pun rindu, kenapa harus begini

Aku pun tertidur masih memeluk sketch book nya Ale, sangat lelah mencari jejak keberadaan Ale.

_______________________________________

Aku memilih tak mencarinya
Aku memilih menghormati keinginannya

Aku memutuskan untuk menunggu
Karena
Sungguh aku mencintai nya

Angkasa : pamit yaaaaa thanks for everything gaesss, sampe ketemu November atau December ya?

Bayu : Sip, ati-ati yo Ang!

Angkasa : semangat ya panitia reuni akbar

Sebelum pulang ke Jakarta, aku putus kan mampir dulu menengok ibuk di Magelang.

"Dek, ayo makan dulu! " ibuk masih terbiasa memanggilku dek, begitu pun dengan kakak-kakak ku.  Aku tiga bersaudara, semuanya lelaki. Kakak pertama ku ya yang sekarang di Magelang ini mengurus ibuk sejak bapak tiada.  Kakak kedua ku merantau ke sulawesi, dan si bungsunya ibuk yang belum kawin ya tersisa aku sahaja 😁😁😁

Aku keluar kamar dan mulai menuju ruang makan, suasana begini yang selalu kurindukan makan bersama.  Mas Semesta punya istri bernama mbak Riani, mereka berdua pegawai negeri, belum punya anak tapi selalu mesra.

"Dek, ayo sini makan dulu, gimana urusannya sudah selesai po? " kata mbak Riani.
Aku mulai menarik kursi dan duduk ,
nampak ibuk mulai mengambilkan makananku .

" Mau makan pake apa dek? Mbak mu masak sayur bayem karo iwak pe panggang, enak iki dek, maemo sing akeh yo! " kata ibuk ku sambil menyodori piring penuh atribut menu siangnya, aku menerima nya dengan senang hati.

Lembayung Senja (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang