Separoh Rasa

4.9K 246 2
                                    

Kalo kamu pikir bekerja professional itu mudah bersama pasangan
That's such as bullshit
-gendhis-

Ya.. sangat tak mudah bikin baperan. Apalagi status kami yang entahlah.. Angkasa ingin berakhir dan aku masih Keukeuh bertahan..

Aku tahu Angkasa mencoba professional, kami berdua masih bekerja bersama walaupun makin berkurang intensitas kebersamaan di ruang kerja kami berdua kecuali di dapur.

Sudah seminggu berlalu sejak pulang dari Kudus.
Sore ini, pengunjung masih sepi maklum hari senin dan aku dapat jatah shift pagi,
Aku dan Angkasa memang membagi jam kami menjadi dua shift dan itu berganti per seminggu.

Sekarang Angkasa sepertinya makin mengurangi intensitasnya duduk bersama-lama berdua dengan ku di ruangan ini. Dia lebih banyak menghabiskan waktunya di dapur dan makin sering uji coba menu baru.

Hingga di suatu sore ,
"Dis, gudang belakang itu aku bersih kan ya! " katanya mendadak masuk

"Buat apa?" tanya ku mengeryitkan dahi

"Aku butuh bikin ruangan buat ku? "

Aku menatapnya tajam,
" Memang kenapa dengan ruangan ini? kurang besar? " selidikku

Dia diam,
" Atau kamu mulai ga nyaman dengan ku? mau menghindariku? " cecarku lagi

" Ah.. Sudahlah dis, Kamu sudah tahu jawabannya! " katanya malas sambil berlalu ,

Keesokan hari nya sudah ada tukang yang membersihkan gudang dan aku menunggu klarifikasi si Angkasa sore nanti.

Yups jam 4 sore, yang kutunggu sudah datang, dia masuk ruangan untuk meletakkan tas nya ,

" Sekarang ga perlu diskusi ya untuk memutuskan sesuatu yang berkaitan dengan Cafe kita? " sindirku

" Aku butuh privasi, itu saja! " jawab nya dingin

" Ga bisa diomongin baik-baik lagi? " aku berdiri mendekatinya

" Karena kamu ga bisa diajak ngomong baik-baik Dis! " sahutnya tanpa menoleh

Aku tergugu diam,
" Mau sampe kapan kamu diemin aku Ang? "

" Hanya kamu yang tahu Dis! " kata nya hendak berlalu tapi ku tahan, ku pegang tangannya,

" Kamu mau menghancurkan mimpi kita? Ini Cafe kita Ang! "

" De cafe ini mimpi karir kita, aku tak mungkin menghancurkan sesuatu yang sudah ku bangun dengan susah payah! " katanya

" Dan di situ ada aku! aku kadung masuk di bangunan mimpi mu, kamu ingin mengenyahkanku? " tanya ku lagi

" Professional lah Gendhis buat De cafe, untuk itu aku butuh ruangan sendiri untuk menghindari konflik- konflik begini yang pasti akan makin sering terjadi! " katanya sambil melepaskan peganganku dan mulai membuka pintu meninggalkan ruangan kami

Butuh empat hari, Angkasa berhasil menyulap gudang kami menjadi ruangan kecil nya dengan style dia,

Aku masuk ke ruangan baru nya yang di dominasi warna hitam.
Masih ingat banget dua tahun yang lalu kami berpelukan ketika berhasil menyewa gedung ini, lalu bagaimana kami bertukar mimpi mengenai desain interior nya dan semua detail nya, bagaimana sedikit-sedikit dia mencuri ciuman di bibirku ketika sedang bahagia, Aaaahhhhhh aku mendudukkan pantat ku di kursi baru nya..

Dulu kami sering sengaja menunggu anak-anak shift terakhir pulang, lalu mencoba uji coba menu baru berdua sambil berbagi kemesraan, "Rasanya Koq rindu sekali sama kamu yg dulu ya Ang!"

Ehem Ehem... suara deheman mengagetkanku,

"Eh hai Karin?? Kapan datang? "

" Barusan, gw cari ke ruangan lo,ga ada sih, ternyata di sini, ruangan siapa ini? " tanya nya sambil masuk dan mengamati sekitar

" Ruangan Angkasa! " jawabku

" Whoaaaaaaaaa kalian resmi pisah ranjang? " tanya nya sambil bergegas duduk didepan ku

" Apa'an sih pisah ranjang? " jawab ku enggan

Tok Tok, kami serentak menoleh ke pintu

" Maaf mbak Karin, mojito nya mau di taroh mana neh? " tanya Sari salah satu karyawan kami

" Eh taroh ruanganku aja Sar, makasih ya! " jawab ku langsung menggeret Karin keluar dari ruangan Angkasa

Mau tak mau Karin mengikuti ku sampe ruangan ku sendiri,

" lo duduk sini dulu ya nek, gw masih ada beberapa pekerjaan di dapur, ntar sore ada bookingan birthday party neh, key! " kataku sambil meninggalkan nya

"De cafe " masih berjalan, kami bahkan baru saja merekrut satu bartender baru.
Di meeting bersama staff kemaren, Angkasa bermaksud menambah varian menu nusantara tapi aku keukeuh menolak nya karena image hidangan kami di awal adalah western, aku pikir akan menjadi tidak khas lagi.

"Gini lho Dis, dari yang terjadi di lapangan adalah beberapa orang yang datang kesini berombongan, sering juga ada yang ga suka menu western Walopun pada akhirnya mereka pesen kentang goreng, but I think it will serve better kalo kita juga menyediakan pilihan menu nusantara! " paparnya

" Tapi image yang sudah kita bangun, De Cafe itu menu western jadi seharusnya tamu paham dong kalo ke De cafe itu ya yang disediakan menu western, kita kan ga mungkin harus nyrateni selera per orang ang! Aku pikir tamu kita pada bijak memilih koq, kalo mau nasi padang ya datang dong ke restoran padang, kalo mau pizza datangnya ga ke rumah makan sederhana! " beberapa anak terdengar mengikik pelan,

" Oke Dis, aku paham silahkan Tyo di lanjutkan lagi bahasan nya, anggap tadi intermezo dari gw! " ujarnya pada Tyo yang memimpin meeting pagi ini.

Aku kenal Angkasa, ada banyak ketidakpuasan di kalimat akhirnya. Dulu biasanya dia akan keukeuh mengemukakan apa yang menjadi maunya dan sekarang sepertinya dia enggan berdebat bahkan memperjuangankan apa yang ada di kepalanya.

Lembayung Senja (TAMAT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang