"Wonwoo, ada hal serius yang pengen aku omongin ke kamu..."
"Wae? Kenapa wajah kamu serius banget sih, Sayang?" ucap Wonwoo lembut sambil membelai kepala Soyul.
"A... aku mau putus..."
Tangan Wonwoo tiba-tiba membeku dan berhenti membelai kepala pacarnya, Soyul. Wonwoo menelan salivanya. Lalu menurunkan tangannya perlahan. Ditatapnya wajah Soyul yang menunduk tak mau melihatnya.
"Ka... kamu bercanda kan?"
Soyul menggeleng, "Aku serius..." kali ini Soyul menaikkan kepalanya sehingga Wonwoo bisa melihat wajah cinta pertamanya itu memang serius.
"Ta... tapi kenapa? Ada yang kurang dari aku? Eoh? Apa aku bikin kamu marah? Bikin kamu kesel?"
"Aku mau ke Amerika... lanjutin kuliah aku di sana..."
"Kalau gitu aku ikut. Aku tinggal bilang ke Appa untuk siapin semuanya..."
"Enggak, Won. Kamu nggak boleh ikut aku. Lagipula... aku..." Soyul menghentikan perkataannya sejenak. Matanya melirik ke pintu masuk restoran tempat mereka duduk saat ini. Melihat lirikan mata Soyul yang mencurigakan, Wonwoo pun langsung menoleh. Dan menemukan sesosok pria tampan dengan rambut panjang yang diikat berdiri di sana memperhatikan mereka.
"Aku jatuh cinta sama Changkyun..." satu kalimat itu pun berhasil menjawab semuanya.
Sekaligus berhasil membombardir hati Wonwoo yang saat itu begitu mencintai Lee Soyul. Ya, Wonwoo sangat mencintai Lee Soyul, menyayanginya, bahkan bisa dibilang seluruh hidupnya sudah ia berikan demi Soyul. Sayangnya Wonwoo tak bisa mendapat rasa cinta yang sama tapi sebaliknya... gadis itu membawa rasa pahit yang luarbiasa ke hidup Wonwoo.
.
.
.
.
.
Pukul delapan pagi, Wonwoo terlihat masih terlelap di tempat tidur king size-nya. Normalnya, untuk DJ seperti Wonwoo akan bangun sekitar jam sebelas hingga dua belas siang. Apalagi Wonwoo sudah tidak perlu khawatir lagi dengan ibunya, yang jelas dipercayakan sepenuhnya kepada Yoo Harim.
Tapi sepertinya pagi ini dia terpaksa bangun pagi karena sesuatu. Ya, ada sesuatu yang menganggunya. Terutama indera penciumannya. Namja itu langsung bangun begitu mencium bau masakan yang sudah lama sekali tidak Wonwoo rasakan. Eng, mungkin terakhir kali Wonwoo cium bau masakan rumah seenak ini adalah sebelum ibunya lumpuh.
Sementara itu di dapur apartment Wonwoo, seorang gadis sedang memasak sesuatu. Siapa lagi kalau bukan Yoo Harim yang tanpa sengaja menginap semalaman di rumah Wonwoo. Gadis itu tampak asyik memasak, sambil bersenandung, sampai-sampai tidak sadar kalau si pemilik apartment saat ini sudah berdiri di depan meja makan. Menghadapnya.
"AISH! KAMJAGIYAA!" teriak Harim begitu dia sadar dengan kehadiran Wonwoo.
Wonwoo menatap datar Harim. Rambutnya kusut ditambah kantong mata hitamnya yang terlihat jelas. Wonwoo juga hanya mengenakan celana panjang hitam dengan kaos sleeveless yang memperlihatkan lengan kurus tapi berototnya itu.
"Wow! Lu jelek juga ya pas bangun tidur..." celetuk Harim.
"Masak apa?" tanya Wonwoo yang kemudian duduk di meja makan sambil mengambil sebuah apel lalu melahapnya.
"Nasi goreng kimchi... dan... sup ayam!" jawab Harim. "Oh iya, lu bisa bawa nyokap lu keluar buat makan?"
"Kenapa harus gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Smile Flower
Fanfiction[ COMPLETED ] Harim punya trauma cinta yang membuatnya ragu untuk jatuh cinta lagi. Lalu takdir mempertemukannya dengan Wonwoo, pria dingin yang perlahan hidupnya berubah semenjak Harim hadir mengisi kesehariannya. . . . . "Because we're together...