Chapter 17

376 54 0
                                    



Hari demi hari berlalu. Sejak kejadian di malam itu, Harim tak pernah lagi bertemu Wonwoo. Setiap hari, yang ia lakukan hanyalah menenangkan Jieun tanpa bisa memikirkan apa yang harus mereka lakukan selanjutnya. Harim juga sudah setengah mati mencari Soonyoung. Tapi tak satu pun yang tahu, bahkan tahu pun mereka tak mau memberitahu Harim di mana Kwon Soonyoung tinggal.

Sementara itu hari siang hari yang cerah ini Bae Jinyoung manfaatkan untuk refleshing. Hari debutnya hanya tersisa beberapa minggu, dia bisa bayangin akan sesibuk apa dia nanti. Makanya, sekarang dia memutuskan untuk pergi, bersama dengan seseorang yang akhir-akhir ini sangat dekat dengannya.

"Kamu suka makan apa, Jinyoung-ah?"

"Kimchi jiggae!"jawab Jinyoung semangat. "Apalagi buatan kakakku... wah, aku rasa dia sebenarnya lebih cocok buka restoran daripada harus kerja tidak jelas..."

"Maksud kamu Yoo Harim ?"

"Sunbaenim mengenalnya?"

"Eng... ya... kamu sering nyebut nama dia beberapa kali..." bohong Baek Jiyoung.

"Oh, gitu... Sunbaenim sendiri suka makan apa?"

Baek Jiyoung melirik ke Jinyoung yang duduk di sebelahnya. Senyum kecil tersimpul dari sudut bibirnya, "Percaya atau enggak. Saya juga suka kimchi jiggae..." kali ini Jiyoung tidak berbohong.

"Jeongmalyo? Kalau begitu gimana kalau menu makan siang kita hari ini kimchi jiggae?"

"Ya... itu ide yang sangat bagus..." jawab Jiyoung.

Bae Jinyoung pun tersenyum lebar. Membuat Jiyoung merasa sangat bahagia bisa melihat senyum putra kandungnya yang sangat tampan itu. Tanpa ia sadari, tangannya mulai bergerak meraih wajah kecil Jinyoung, membuat anak itu sedikit terkejut dengan perlakuan seniornya.

"Kamu..." gumam Jiyoung berkaca-kaca sambil membelai wajah Jinyoung. "... sangat tampan, Jinyoung-ah..."

Jinyoung tertawa, "Ah, sunbaenim... Anda membuatku malu saja..." kata Jinyoung. Dia pun membetulkan posisi duduknya. Melihat ke jendela mobil yang sedang melaju keluar dari Seoul. Ya, hari ini mereka memang akan menghabiskan waktu bersama.

.

.

.

.

.

.

[ Di depan sebuah apartment... ]

"Lu yakin ini apartmentnya, Rim?"

Harim melotot tajam memperhatikan nomor apartment di depan mereka itu, "Lu nggak tahu gue apain itu bartender sampe dia bisa kasi alamat apartmentnya cowok sialan ini kan?"

"Rim, tapi gue nggak berani ketemu dia... kalau dia nggak mau tanggung jawab gimana?" rengek Jieun merangkul lengan Harim.

"Gue penggal kepalanya!" kata Harim tanpa rasa takut. Tangannya pun naik untuk menekan bel.

Beberapa saat kemudian, seseorang pun membukakan pintu untuk Harim dan Jieun. Seorang pria bertubuh tinggi, yang tampak kaget saat melihat Harim.

"Lu kan?" sentak Kim Mingyu panik.

"Tuh benar kan. Ini memang rumahnya si cowok brengsek itu..." kata Harim. "Minggir lu!" bentak Harim kepada Mingyu, membuat namja itu langsung memberi Harim dan Jieun akses masuk dengan ekspresi takut.

Begitu Harim dan Jieun masuk ke dalam apartment Soonyoung yang cukup mewah (tidak semewah apartment Wonwoo), yang mereka temukan adalah Vernon yang sedang tidur, Seungcheol yang sedang menelepon seseorang, dan...  Wonwoo, yang sedang membaca buku di sudut ruang tamu.

Smile FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang